19. Moonlight

18 5 0
                                    

"His hand meets mine,and it fits each other so well,like it was made to hold each other

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"His hand meets mine,
and it fits each other so well,
like it was made to hold each other."

🍁🍁🍁

Ruangan yang dipenuhi alat musik dan monitor itu kini terlihat sangat kacau. Kertas-kertas yang dipenuhi coretan partitur nada berserakan dimana-mana, gitar-gitar sudah tidak lagi di tempatnya, pokoknya akan membuat pusing siapapun yang melihat ruangan itu. Terkecuali tiga orang yang hampir tidak pulang setiap hari itu. Mereka terlalu betah disana sampai-sampai tidak lagi mempedulikan keadaan ruangan itu.

"Changbin, lirik bagian rap nya sudah selesai?" tanya Chan.

"sedikit lagi, hyung. Tadi Jackson hyung sudah mengirimkan liriknya padaku, tapi ada beberapa bagian yang harus diperbaiki" jawab Changbin.

Chan mengangguk mengerti, "untuk title track nya gunakan yang ditulis oleh Jaebum hyung, kan?"

Changbin ikut-ikutan menganggukkan kepalanya. Diliriknya Jisung yang tengah sibuk dengan monitornya, mengolah instrumen yang akan menjadi pengiring lagu baru yang tengah mereka garap itu. Matanya seakan tidak berkedip menatap benda elektronik itu.

"Jisung, istirahat dulu. Kau belum makan malam" sahut Changbin.

Chan lantas menoleh, "kau belum makan malam?"

Jisung menggeleng tanpa mengalihkan atensinya dari monitor di depannya, "belum, nanti saja. Aku belum lapar"

"seingatku tadi kita makan malam bertiga" gumam Chan tapi masih bisa terdengar oleh dua rekannya itu.

"bertiga? Kita bahkan tidak makan berdua, hyung" balas Changbin.

Chan mengerutkan dahinya, "benarkah? Bukannya tadi kita makan bertiga di kafetaria?"

"kau membeli makanan di minimarket, hyung. Hanya aku yang makan di kafetaria" Changbin memutar bola matanya malas.

"begitu, ya? Maaf, aku lupa" Chan tersenyum lebar.

Jisung menghentikan aktivitasnya. Dilihatnya laki-laki yang lebih tua darinya itu. Tidak ada yang salah dari penampilannya. Dia terlihat baik-baik saja. Tapi tetap, Jisung merasa ada yang aneh dari laki-laki itu.

"kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Chan.

Jisung tersadar, "hm? T-tidak, tidak ada" lalu dia kembali mengerjakan pekerjaannya.

Chan melirik jam digital yang bertengger di dinding ruangan. Matanya membulat begitu menyadari sekarang sudah saatnya para karyawan dan staf untuk pulang.

Once Upon an Autumn Day [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang