37. Ferris Wheel [pt.2]

15 4 0
                                    

"Please stop the time

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Please stop the time. If this moment passes, this will become something that’s never happened and I'll lose you. I’m scared."

🍁🍁🍁

Jam makan siang sebentar lagi tiba. Jihyun sedang menikmati waktu luangnya di ruangan kesukaannya bersama Felix. Mereka melihat foto-foto lama sampai coretan-coretan tentang apa yang ingin mereka gapai saat sudah dewasa yang merek buat saat masih di sekolah dasar. Beberapa kali mereka terkikik geli karena wajah absurd mereka di foto atau kata-kata berlebihan yang mereka tuliskan.

"lihatlah, pipimu dulu seperti ingin tumpah!" tawa Jihyun pecah sambil menunjuk salah satu foto.

"sadar dirilah, pipimu tidak jauh berbeda dengan punyaku!" Felix ikut tertawa.

"sepertinya kita terlalu suka makan kue dulu" Jihyun menyadari kalau di sebagian besar foto mereka sedang memegang kue cokelat.

"aku rasa itu penyebab pipimu seperti ingin meledak" Felix tertawa sambil memegangi perutnya yang terasa sakit karena tertawa sejak tadi.

Jihyun menggembungkan pipinya, "hey! Enak saja!"

"kau mirip seperti dirimu yang di foto" ejek Felix sambil menyubit pipi Jihyun yang digembungkan oleh pemiliknya.

"dasar Felix menyebalkan Lee!!" Jihyun melepaskan tangan Felix dari wajahnya lalu memukuli laki-laki itu menggunakan bantal. Perang bantal akhirnya tidak terhindarkan.

Tawa mereka kembali meledak. Ruangan itu jadi dipenuhi oleh suara tawa dan keributan karena perang bantal mereka. Untunglah ruangan itu jauh dari lantai satu. Kalau tidak, mungkin suara mereka akan terdengar sampai ke luar rumah. Merasa lelah, kedua insan itu berhenti menyerang satu sama lain dengan bantal.

"hey, kau lapar tidak?" tanya Felix.

"belum, tadi kan kita sudah makan banyak saat sarapan. Kau sudah lapar lagi?" Jihyun membulatkan matanya.

Felix mengangguk sambil menunjukkan cengirannya, "aku butuh banyak makanan untuk tumbuh tinggi. Memangnya kau yang tidak tumbuh-tumbuh lagi?"

"hinaanmu menusuk sekali, tuan Lee" balas Jihyun dengan sarkas.

"hahahaha aku bicara fakta, nyonya Jung" Felix terkikik.

"ck, sudah ah. Kau menyebalkan sekali hari ini" Jihyun menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"eii, seperti kau bisa marah saja" kekeh Felix lagi. Laki-laki itu merebahkan dirinya di karpet abu-abu yang mereka duduki. Jihyun ikut merebahkan diri di sebelah Felix.

"Jihyun"

"hm?"

"dari keinginan yang ingin kita lakukan saat dewasa tadi," Felix menolehkan kepalanya, "kau juga menuliskan ingin menjadi penulis"

Once Upon an Autumn Day [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang