3rd

2.9K 173 17
                                    

Tidak ada satupun masalah yang akan menjatuhkan,

kalau pemilik masalah yakin akan mampu menjalaninya.

***

          Tuhan tidak akan pernah memberikan masalah tanpa mengenal sampai mana batas kemampuan umatnya. Jika anggapan sang umat, masalah ini terlalu berat maka Tuhan bukan sengaja ingin menjatuhkan, melainkan ingin mengangkat derajat hambanya untuk menjadi satu tingkat lebih tinggi dari sebelumnya.

Tidak ada kata mustahil untuk kuasa Tuhan begitupun juga tidak ada yang mustahil untuk menjalani semua masalah dengan kebesaran hati. Di anggap sulit karena sang hamba beropini, mereka tidak akan sanggup, padahal selangkahpun belum dicoba untuk berusaha. Yang benar adalah satu tahap demi tahap. Memotivasi diri, menyemangati keinginan dan berkeyakinan kuat bahwa mereka mampu. Dengan sebuah kata penyemangat, “Hai masalah aku memiliki Tuhan”, bukan mengatakan “Ya Tuhan aku memiliki masalah.”

Dan itu sudah dilakukan Cho Kyuhyun sejak ia tahu bahwa keluarganya tidak bisa seharmonis keluarga teman-temannya. Pria jenius itu mampu menyimpan rapat apa yang terjadi pada keluarganya dari pandangan penasaran mereka yang mengajukan pertemanan. Alasan pertemanan mereka klise, Karena Kyuhyun adalah putra tunggal dari keluarga Cho. Calon penerus bisnis besar Cho’s Group atau mungkin akan mewarisi rumah sakit ternama Seoul Hospital.

“Kalau aku bukan Cho Kyuhyun, apa mereka akan berteman denganku?”

Perrtanyaan sederhana yang tidak pernah Kyuhyun temui jawabannya. Kenapa? Karena setiap ia berdiri, embel-embel marga Cho, akan mudah dikenali. Entah karena Ayahnya yang hobby mengenalkannya dengan mitra bisnis perusahaan, atau karena Ibunya yang membanggakan dirinya yang mudah memahami kedokteran dengan sekali membaca dan melihat praktik sang Ibu.

Tetapi … itu dulu. Dan saat ini ia sudah mampu mengatasi semua masalah di keluarganya meskipun hasil akhir adalah perceraian. Dan Kyuhyun merasa tidak berhak tahu alasan konyol apa yang membuat keduanya berpisah dan memutuskan tinggal di negara yang berbeda. Hingga usianya 18 tahun inipun, Kyuhyun memilih menghindar saat Ayah atau Ibunya akan menceritakan permasalahan itu. Sampai .. ia menemukan kejadian yang sama terjadi di kehidupan gadis yang merubah gelap di hidupnya.

“Kenapa kau?”

Gadis itu berseru heran saat ia menapaki langkah di rumah keluarga Kwon dengan maksud memberikan bimbingan awal untuk kegiatan belajar mereka.

“Apa Appamu tidak memberitahu, mulai hari ini kita akan belajar bersama.”

“Tapi aku tidak tahu kalau tutorku itu kau, Sunbae.”

“Entahlah, mungkin Yoona yang merekomendasiku.”

Cho Kyuhyun sempat melihat wajah pasrah gadis itu sebelum ia dipersilahkan masuk. Gadis matahari itu memang memiliki tingkah yang tidak di duga, Kyuhyun kira, Joohyun akan mengusirnya dan memicing tajam ke arahnya, berteriak keras untuk menolak belajar bersama. Tapi apa yang dilakukan gadis ini?

Ia mengambil beberapa buku yang mungkin sudah dipersiapkannya, memerintah seorang wanita paruh baya untuk menyiapkan minuman dan makanan kecil untuk mereka. Lalu memandu Kyuhyun menuju teras belakang rumah.

“Hari ini Yoona Unnie absen.” Ujarnya mengawali permulaan kegiatan mereka.

Sepanjang pembelajaran, Kyuhyun menilai baik-baik gadis matahari ini. Ia tidak pernah bosan mengatakan Joohyun Kwon sebagai gadis mataharinya. Alasannya karena dengan melihat binar mata gadis ini, Kyuhyun tahu, ia punya banyak alasan untuk bisa lebih dari ini. Ia punya tanggung jawab untuk terus membuat gadis ini tersenyum dengan binar sehangat matahari.

Like Sun and MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang