June masih setia mengelilingi lapangan di siang buta. Siapa suruh ia tidur disaat jam pelajaran Pak Dio dan ditambah tidak membawa tugas rumah. Guru yang terlihat kalem, namun tegas dan disiplin. Ia harus mengelilingi lapangan sebanyak tiga kali. Memang sih cuma sedikit, tapi kalau lapangan segede Gelora Bung Karno ya wassalam sudah. June masih mendapat dua putaran.
"Gila tuh guru!" Gerutu June "Untung masih pelajaran, bisa turun pamor gue kalo ada yang liat."
June menyeringai dan cengengesan "Kantin ah" Ia pergi dengan santainya setelah menyelesaikan hukumannya. Tanpa memiliki rasa takut, ia menyusuri koridor sekolah. Setelah menemukkan apa yang ia cari, langsung saja ia masuk dan memesan makanan.
June menuju bangku paling pojok yang ada di kantin sambil membawa sepiring mie goreng dan es jeruk di tangannya. Setelah itu ia melahap makanannya dengan rakus, seperti itulah kebiasaan buruknya.
"Ah kenyang gue, ada untungnya tuh guru ngehukum gue." June mengusap-usap perutnya. Lalu ia menselonjorkan kakinya ke atas kursi, menyandarkan punggunya pada tembok, dan memainkan ponselnya. Ibu-Ibu kantin sampai geleng-geleng kepala melihat kelakuan bandel June.
June memasang headset ke telinganya untuk mendengarkan lagu, dan ia memejamkan matanya. Saat ia membuka mata, ia terlonjak kaget karena mendapati siswi yang dengan tampang tanpa dosa melahap makanannya di depan June.
"Heh, lo ngapain duduk disini?" Tegur June. Sebandel-bandelnya ia sebagai cowok, ia tidak akan tega untuk membentak cewek. Karena baginya, itu tindakan yang tidak gentle.
"Makan" Jawab cewek itu singkat.
"Kenapa mesti disini? Tempat duduk masih banyak kali."
"Udah penuh semua."
June menatap ke semua penjuru kantin, memang benar apa yang diucapkan cewek itu. Ia menghembuskan nafas, sebenarnya ia jengkel tapi berusaha untuk menahannya. Bahkan gengnya saja, duduk di antara kerumunan ciwi-ciwi. Tanpa sengaja matanya bertatapan dengan Jinan yang mengerlingkan matanya. June bergidik ngeri. Lalu berbalik membelakangi kerumunan gengnya.
"Gila emang. Ih jijik gue." Desis June.
"Apa? Lo bilang gue gila? Lo bilang gue jijik?" Cewek itu bertanya dengan ketus.
"Gue gak bilang lo. Bahkan gue gak nyebut nama lo. Pede amat"
"Lo ngomongnya hadap gue!"
"Terserah lo. Mending lo pergi deh kalo udah selesai makan."
"Lo ngusir gue? lo bukan yang punya sekolah, jadi gak usah sok-sokan" Cewek itu menunjuk wajah June, lalu kembali makan.
June menyeringai "Baru kali ini ada cewek yang ketus ke gue."
"Lo mau tau siapa gue?"
"Sorry gak penting." Ucap cewek itu lalu pergi dari hadapan June karena sudah selesai menghabiskan makanannya.
"Hhhhmmm menarik" June menatap punggung cewek itu yang berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony [Koo Junhoe]
FanfictionSudah lama aku tidak merasakan jatuh cinta. Tidak ada cinta yang benar-benar tulus di dunia ini. Bagiku cinta itu seperti sayur pare. Aku tidak mau munafik, aku memang takut untuk memeluk mawar yang indah tapi juga memiliki batang yang berduri. Aku...