III - Tiga

23 3 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Mikaila baru saja keluar dari ruang seni lukis. Meskipun ia tergolong murid baru di sekolah Waiji Internasional, namun hasil latihan hari ini begitu memuaskan. Semua mata memandang Mikaila envy, karena pembimbing ekskul memujinya dan menjadikannya contoh bagi anak ekstra seni lukis yang lainnya. Tapi ada juga yang sedikit julit.

"Enak banget dia, anak baru tapi udah dijadiin anak emas"

"Sombong gak sih tuh anak, gak senyum sama sekali. Mana jutek lagi."

"'Sok gegayaan banget dia, mukanya mana songong lagi."

Mikaila hanya tersenyum getir di dalam hati. Tidak mau mengambil pusing omongan mereka, meski tidak bisa dipungkiri bahwa hatinya sedikit tertusuk. Karena apa yang mereka katakan, tidak sesuai dengan kenyataannya. Mereka hanya menangkap apa yang terlihat, tanpa mau menelisiknya terlebih dahulu.

Ia sudah menunggu jemputan di depan halte. "Pasti macet ini" Gumamnya.

Mikaila duduk menatap kendaraan yang berhilir mudik di jalanan. Ia tidak berani memainkan ponselnya, karena takut kena jambret.

"Mikaila!"

Mendengar namanya dipanggil, Mikaila sedikit terkejut dan ia mencari sumber suara itu. Ia menyipitkan matanya, saat seseorang perlahan berjalan mendekat ke arahnya. Ia menautkan alisnya.

"Kok kayak pernah liat ya, tapi dimana?"

"Kok belum pulang?" Tanya orang itu yang ternyata sudah duduk di samping Mikaila.

"Bukan urusan lo"

Orang itu justru tersenyum mendengar jawaban dari Mikaila "Hhhmm misterius".

Mikaila menatap orang itu aneh. Kenal enggak, tapi senyum-senyum sendiri, gak waras kali.

"Kenalin gue June." Yah orang itu adalah June. Dia sengaja mengikuti Mikaila, saat ia yang berada di parkiran melihat Mikaila berjalan keluar sekolah. June mengulurkan tangannya ke arah Mikaila untuk mengajak berkenalan.

Lagi-lagi Mikaila hanya menatapnya, tapi kali ini dengan wajah flat yaitu tanpa ekspresi "Oh ini yang namanya June."

Tinn...Tiin....

Mikaila langsung lari saat mendengar klakson mobil fortune berwarna putih. Ia langsung masuk ke dalam mobil Bundanya tanpa membalas uluran tangan June.

Mikaila menepuk jidatnya "Dia kan yang galak tadi di kantin?"

"Kenapa kak?"

"Ah enggak Bun, gak papa." Mikaila memberikan senyumnya kepada Bundanya "Gak jelas banget tuh anak, habis galak sekarang sok-sokan baik."

June menatap nanar mobil fortune yang perlahan pergi menjauh. Ia melihat tangannya yang masih terulur tanpa dibalas.

June tertawa hambar, ia menarik tangannya lalu melambai-lambaikan ke udara "Duu duuu duuu kosong, kasian banget lo hahaha" Ia menatap tangannya, sambil berjalan menuju motornya yang ia parkir tidak jauh dari halte.

####

Mikaila bukanlah anak kecil yang kemanapun ia pergi harus ditemani. Saat seperti ini, ia pergi ke toko buku untuk membeli novel, tapi dengan diantar oleh Bundanya. Mikaila tau, Bundanya khawatir Mikaila kenapa-kenapa.

Mikaila menyusuri tiap rak buku untuk mencari novel yang ingin ia beli. Tapi, ia malah mendapati bahwa novel itu telah soldout. Mikaila mendengus karena kecewa. Saat ia hendak pergi, tanpa sengaja ia melihat sticker yang bergambar idola kesukaannya. Mikaila menjerit senang. Ia mengambil sticker itu. Sticker bergambar emoji wajah Sehun, salah satu anggota boyband korea yang bernama EXO.

"Ah suka, lucu-lucu." Mikaila berjalan menuju kasir sambil senyum-senyum menatap sticker itu.

Bruukk...

"Aduh" Rintih Mikaila, lalu mengusap-usap dahinya yang tidak sengaja menubruk badan seseorang.

"Sorry" Ucap orang itu.

Deg

"Suara itu?" Batin Mikaila, ia memberanikan diri menatap orang itu. Manik mereka bertubrukan. Mikaila terkejut dan membeku, begitu juga orang itu. Namun dengan cepat orang itu tersenyum ke arah Mikaila dan melambaikan tangannya.

"Hai Mikaila. Apa kabar? Long time no see." Ucapnya.

Mikaila kembali tersadar, dengan cepat ia berjalan menuju kasir tanpa membalas sapaan orang itu. Setelah membayar, ia langsung menghampiri Bundanya. Lalu mengajak Bundanya untuk bergegas pulang.

"Loh kak? Kok cepet banget?" Tanya Bundanya ketika mereka sudah ada di dalam mobil.

Mikaila mencoba mengatur nafas dan debaran jantungnya "Ah, anu Bun. Novelnya habis. Mika cuma beli sticker."

"Kenapa mesti ketemu lo lagi Yeol?" Batin Mikaila, menahan rasa perih yang menyerang hatinya.


Symphony [Koo Junhoe]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang