Kenyataan yang tidak pernah aku duga, pahit aku terima. Kamu membawaku pada ketidakjelasan yang aku sendiri, tidak bisa untuk menghentikannya. Aku tidak lelah dan belum lelah untuk menyerah.
-June-
June melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dengan tatapan kosong. Kejadian yang ia lihat di kantin tadi, masih belum bisa ia cerna. Hanbin yang tiba-tiba menghampiri Mikaila dan berubah menjadi sensitif.
"Sebenarnya mereka ada hubungan apa sih?" June mengacak-acak rambutnya frustasi. "Lo udah buat gue gila Mik." June melempar asal tasnya lalu membanting tubuhnya ke atas ranjang.
"Yeol juga, kenapa dia pindah gak Bilang bilang?" June menggerutu kesal. Banyak tanda tanya yang menghantui pikirannya.
Baru beberapa menit June memejamkan matanya, ia mendengar grasak-grusuk dari luar kamarnya. Dan tiba-tiba ada seonggok manusia yang sudah ikut berbaring di sampingnya.
June bangkit dan memukul orang itu dengan menggunakan bantal "Ngapain lo kesini Yeol?" Ketus June.
"Bosen gue di apartement sendirian hehehe..." Ucap Yeol sambil cengengsan.
"Lo ngapain pindah ke sekolah gue gak bilang-bilang?"
"Gue mau ngasih lo surprise dong."
"Hhhmmm." Balas June cuek. Ia agak kesal dengan sepupunya itu, pasalnya Yeol sangat berisik dan gak mau diam.
"Eh Jun, gue gak nyangka ketemu sama mantan gue."
"Mantan lo banyak bego!" June menjitak kepala Yeol.
"Fix ini mah namanya kekerasan dalam persaudaraan." Sungut Yeol sambil mengusap-usap kepalanya.
"Lebay!" Cibir June.
"June, gue gak nyangka bakal satu kelas sama dia. Tapi, gue sedih Jun, dia udah berubah gak kayak dulu lagi." Tatapan Yeol berubah menjadi sendu.
"Siapa emang namanya?" Tanya June sedikit acuh sambil memainkan ponselnya. Pasalnya June bingung, banyak sekali mantan Yeol dan dia tidak tau mantan yang mana. Dan sekalinya dia cerita tentang cewek, lebaynya bakal muncul. Kan June jadi gedek.
"Mika."
June refleks menjatuhkan ponselnya. "Gue gak salah denger kan?" Jantung June berdetak hebat.
"Siapa Yeol namanya?" Tanya June untuk memastikan sekali lagi.
"Namanya Mikaila, tapi gue manggilnya Mila"
Ingin rasanya June terjun ke dasar jurang saat ini juga. Dunianya seakan runtuh, begitu juga dengan hatinya yang sudah tak berbentuk. "Kenapa dunia begitu sempit?Kenapa dia harus mantannya Yeol?"
"Apa salah satu alasan dia jadi berubah gitu karena Yeol?"
"Dan, Apa dia juga tadi nangis karena Yeol juga?"
"Heh Jun, kok lo malah bengong sih?" Tegur Yeol.
"Hah, oh gue haus Yeol." June berdiri lalu keluar dari kamar meninggalkan Yeol sendirian. Ia berjalan menuju dapur lantas menuang air putih ke dalam dan meminumnya sampai tandas.
"Aaaakhh! Shit! Gue gak bisa biarin ini" Nafas June memburu. Ia memegang erat gelas.
"Kenapa kenyataan yang gue terima amat menyakitkan?"
####
Hanbin tidak memperdulikan pertanyaan teman-teamannya perihal tingkahnya tadi. Ia lebih memilih diam dan berusaha menetralkan emosinya. Karena kalau sampai ia berbicara, bisa-bisa yang keluar justru omongan yang pedas dan bisa bikin yang denger skakmat sekaligus sakit hati.
Saat jam pelajaran terakhir, Hanbin malah menyumpah serapahi guru yang memberikan materi di depan. Karena guru itu seperti berbicara sendiri, bahkan banyak siswa yang lebih memilih molor daripada mendengarkan guru itu.
Rasa syukur tercurahkan dalam hatinya saat bel pulang sekolah berbunyi. Dengan tergesa-gesa Hanbin mengemasi barang-barangnya dan langsung melesat pegi meninggalkan teman-temannya.
Hanbin langsung berlari menuju koridor anak bahasa, ia takut untuk terlambat. Dan benar saja, saat di ambang pintu kelas XI-Bahasa 1. Ia melihat sosok yang ia khawatirkan sedang berdebat dengan seseorang.
"Dia pulang sama gue." Hanbin langsung menarik tangan Mikaila untuk keluar dari kelas cewek itu.
"Bang lo ternyata hits, gue gak mau jadi bahan perhatian. Gue bisa pulang sendiri." Mikaila melepaskan genggaman Hanbin saat mereka sudah berada dikoridor.
"Yaudah lo jalan sendiri. Gue tunggu di persimpangan jalan. Bunda lo bilang gak bisa jemput, jadi gue yang disuruh nganterin lo pulang." Hanbin pergi meninggalkan Mikaila.
Mikaila melanjutkan langkahnya dengan hati yang gundah "Untung ada Hanbin."
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang diam-diam mengamati interaksi mereka.
"Kenapa suka lo harus serumit ini?"
June galau mulu ya, kesian wekwekwek. Tapi sekali-kali lah hehehe.... sapa suruh dia suka modusin anak orang. Lah kan, sekarang sekalinya suka bener sama anak orang langsung galon. Kurma itu manis gaessss nyam nyam..... :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony [Koo Junhoe]
FanfictionSudah lama aku tidak merasakan jatuh cinta. Tidak ada cinta yang benar-benar tulus di dunia ini. Bagiku cinta itu seperti sayur pare. Aku tidak mau munafik, aku memang takut untuk memeluk mawar yang indah tapi juga memiliki batang yang berduri. Aku...