XIII - Tiga Belas

21 0 0
                                    

Semenjak aku mengenalmu, semua menjadi semakin rumit. Dan aku semakin membenci itu.

-Mikaila-

"Bang, Bunda kemana sih kok gak pulang lagi? Mana gak ngabarin Mika sama sekali lagi." Mikaila menggerutu lalu duduk di samping Hanbin.

"Kata Mama gue, Bunda lo ada urusan mendadak ke luar kota. Dan dia gak sempet ngabarin lo. Jadi selama Bunda lo pergi gue yang disuruh jagain lo."

"Sorry gue gak bisa bilang yang sebenarnya Mik."

"Tapi Bunda tuh gak biasa kayak gini bang. Dia selalu kabarin Mika."

"Ya mungkin saking sibuknya Bunda lo. Lo mau makan gak?"

"Iya bang. Perut gue laper."

"Yaudah lo mau ikut gue beli makanan, apa tetep di rumah?"

"Ikut bang, lo kan tau gue takut."

"Yaudah ayok."

"Bang, naik motor ajalah."

"Gak kita naik mobil aja, gue gak mau lo masuk angin."

Mikaila nurut lalu masuk ke dalam mobil, dan setelah itu Hanbin melajukan mobilnya keluar dari rumah.

"Bang gue pengen nasi goreng yang di deket rusun."

"Hhhhmmmm." Balas Hanbin, namun ia mendengarkan ucapan Mikaila dan melakukan mobilnya ke tempat yang diinginkan Mikaila.

Tidak perlu menempuh perjalanan yang cukup lama, lima belas kemudian mereka sudah sampai di depan warung sederhana. Mereka keluar dari mobil, lalu masuk ke dalam warung itu.

"Kang, nasi goreng sama teh anget dua ya." Ucap Hanbin.

"Asyiaaap." Sahut Akang yang jualan.

"Bang, akangnya gaul ya. Jangan-jangan dia subscribenya Atta wekwekwek." Bisik Mikaila.

"Mungkin."

Lalu mereka duduk di bangku yang telah tersedia. Mereka fokus dengan ponsel masing-masing, namun mereka di kejutkan dengan kedatangan beberapa makhluk yang sangat berisik.

"Woy Hanbin!"

Hanbin dan Mikaila refleks menoleh untuk mencari sumber suara, ternyata yang manggil Hanbin adalah Bobby. Dan dibelakang Bobby masih ada manusia lagi, lalu tanpa dosa langsung duduk di bangku yang ditempati Hanbin dan Mikaila.

Karena biasanya kalau di warung kursinya panjang, mejanya juga. Jadi, buat orang sepuluh pun muat. Hanbin memutar bola matanya malas.

"Yaelah mbin, pantes lo kita whatsapp gak dibales. Ternyata lagi berduaan. Wah jangan-jangan lo mau nikung June ya!" Bobby berbicara dengan seenak jidatnya.

"Lo kalo ngomong dipikir dulu. Gak usah asal bacot." Sarkas Hanbin, ia menatap tajam Bobby membuat Bobby mengacungkan tangannya membentuk huruf 'V' sambil cengengesan.

"Oh cewek ini toh yang disukai June." Celetuk Deka. Dia jarang muncul dan ngomong dari ke enam temannya. Tapi kalau sekali ngomong, suka to the point Dan Kadang tanpa sadar bisa beberin rahasia. Ya kayak sekarang ini.

Mikaila hanya melirik Deka heran.

"Bang mereka siapa sih?" Bisik Mikaila.

"Wah ini orang dua malah bisik-bisik. Kita nggak dianggap." Sindir Bobby

"Jadi, lo siapanya Hanbin?" Tanya Jinan sambil tersenyum.

"Emang penting gitu buat lo pada?."

"Fix, June kayaknya salah suka sama orang."Celetuk Bobby yang langsung mendapat tatapan tajam dari Hanbin. Sedangkan, Mikaila hanya acuh dan terkesan tidak peduli dengan ucapan Bobby. Dia hanya menganggap itu angin yang lewat, gak perlu diambil pusing.

"Dia sepupu gue gaes." Sahut Hanbin. Lalu makanan mereka berdua datang "Yok, gue makan dulu." Hanbin melahap nasi gorengnya begitu juga dengan Mikaila.

"Kalian pada kok cuma ber lima? June mana? Tumben." Tanya Hanbin disela-sela makan.

"Katanya ada sodaranya, mangkannya dia gak ikut."

Uhukk...Uhukk...

"Mika mangkannya kalo makan ati-ati. Kebiasaan." Hanbin menyodorkan segelas teh hangat dan langsung diseruput oleh Mikaila.

"Maap bang, Mika laper hehehe."

Dan akhirnya makanan mereka berlima datang.

"Tapi kalo kalian sepupu, kok di sekolah gak saling sapa?" Tanya Jinan.

"Gue baru tau lo dari June hehehe." Sahut Deka.

"Karena dia gak mau jadi pusat perhatian, kan kalian pada tau kalo gue hits." Sombong Hanbin.

"Dihhhh." Jawab mereka berlima secara serempak untuk mencibir Hanbin.

"Yaelah, bin kenalin kita dong ke sepupu lo. Pelit amat lo." Sindir Yoyo.

Hanbin mendengus kesal, memang dasar semua temannya ini gak bisa lihat cewek cantik dikit. "Mik, kenalin mereka semua ini kacung gue."

"Sembarangan lo basreng kalo ngomong." Jinan menimpuk kepala Hanbin dengan sendok .

"Oh" Jawab Mikaila.

"Bin, sepupu lo jutek amat. Kok June bisa suka sih?" Bisik Bobby.

Hanbjn tidak menghiraukan Bobby, ia melanjutkan ucapannya "Dia Bobby" Hanbin menunjuk cowok berambut keriting yang duduk di sebelah kanannya.

"Gue Jinan." Jinan melambaikan tangannya ka arah Mikaila, karena ia duduknya yang ada di pojok.

"Gue Deka." Ucap cowok yang duduk di sebelah kiri Hanbin.

"Gue Chanu." Ucap yang duduk diantara Jinan dan Yoyo

"Gue Yoyo. Instagram gue Song underscore Yoyo." Ucap Yoyo yang duduk pas di sebelah Mikaila.

"Gue gak nanya tuh."

"Hahahaha mampus lo Yo." Cibir Chanu.

"Yang terakhir June, tapi dia gak ikut." Sahut Hanbin.

"Oh" Mikaila membalas dengan acuh "Bodo amat gue sama dia. Gak penting juga."

Symphony [Koo Junhoe]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang