Chapter 1

813 53 34
                                    

History
One Direction

KRIIIINGG....

"Ya ampun lo udah bunyi berapa kali sihh," gerutu seorang gadis, ia mematikan alarm lalu kembali tidur.

Tidak sampai terlelap akhirnya,
"Diaanaaa bangun sayaang!!" teriak seorang wanita yang sudah lanjut usia, nenek dari gadis itu.

Diana Alexander.

Tok tok tok

"Dianaa ini udah siang nanti kamu terlambat, ini hati pertama kamu masuk sekolah baru!!"

Gadis itu melihat jam diatas TV,
"Astagaa masih pukul 06.15 juga ribet banget sih nenek," gerutu Diana.

"Diana kamu gak lupa kan?!!" suara nenek Diana bertambah tinggi.

"Iyaaa!!" jawabnya dengan teriak pula. Dengan malas Diana berjalan ke kamar mandi.

Setelah 15 menit Diana keluar dari kamar mandi. Dia siap dengan seragam. Tak butuh waktu lama untuk bersiap-siap kini Diana keluar kamar dengan kemeja putih yang tidak dimasukkan dengan lengan ditekuk, celana jeans hitam - Diana memang menggunakan celana, tapi saat disekolah ganti dengan rok, karena dia berangkat menggunakan motor sport - jaket bomber hijau army, sneakers putih, rambut ombre yang ia cepol asal.

Saat tiba di meja makan disana sudah ada kakek dan nenek yang menunggu untuk sarapan bersama.

"Pagi," sapa Diana dengan senyum mengembang.

"Pagi sayang, ayo sarapan nanti kamu terlambat," Diana menurut.

"Diana jaga sikap kamu disekolah baru, ini sudah sekolah ke 4. Kakek gak mau kamu dikeluarkan lagi karena masalah yang sama. Buat anak orang babak-belur," nasehat kakek panjang lebar.

"Okee," balas Diana sambil menggigit rotinya.

"Rubah sikap cuek kamu, jangan buat hidup kamu susah karena sifat kamu itu," kakek Diana kembali bicara yang dibalas anggukan cuek oleh Diana.

"Dan satu lagi, gak usah cari bukti tentang meninggalnya mama kamu. Ka-...." perkataan kakek terpotong cepat.

"Kakek ngomong apaan sih," ucap Diana kesal sembari menaruh kembali roti di atas piring.

"Haris udah lah," ucap nenek sembari mengelus lengan suaminya.

"Dengerin kakek, kamu pikir dengan kamu terus mengungkit masa lalu, mama kamu bisa tenang? kamu hanya menyulitkan dia disana, cukup do'akan dia supaya tenang dan bahagia itu sudah cukup. Turuti kata kakek!!" ucap kakek final tanpa menghiraukan istrinya.

"Diana butuh waktu untuk berfikir," ucapnya sembari berdiri.

"Diana berangkat Assalamualaikum," ucapnya dengan menyalimi tangan kakek dan nenek.
"Wa'alaikumussalam, hati-hati." jawab Nenek.

Saat menaiki motornya Diana sempat melirik jam dipergelangan kiri ternyata sudah pukul 06.45, kurang 15 menit gerbang ditutup. Diana langsung menjalankan motornya keluar pekarangan, dia mengendarainya diatas rata-rata. Banyak ocehan yang ditujukan untuknya tapi ia tak perduli. Perkataan kakeknya beberapa menit yang lalu masih terngiang di telinganya.

15 menit berlalu akhirnya Diana sampai di sekolah. Saat memarkirkan motornya banyak pasang mata yang memandang dirinya heran, kagum. Saat Diana melepas helm banyak yang terkejut karena mereka pikir dia laki-laki.

Wadauww cantik

Subhanallah

Widiiihhh murid baru nihh

DIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang