Chapter 36

37 8 0
                                    

Lebih baik tidak bersama

"Leon," Leon dan Duo Vin menoleh cepat. Ternyata yang memanggilnya adalah Bagas.

Dia datang bersama Doni. Leon mencari kedua orang tua Rega.

"Orang tua Rega mana? Mereka gak dateng sama lo?" tanya Leon khawatir.

"Orang tua Rega perjalanan bisnis ke luar kota. Mereka balik lusa," ujar Doni dengan nafas tersengal-sengal.

Leon mengusap rambutnya frustasi. Semua yang disana terlihat bingung.

"Diana mana?" tanya Bagas.

"Dia pergi nyari pendonor dari rumah sakit lain," jawab Kevin.

"Bagaimana, orang tua pasien sudah datang? Atau ada pendonor lain?" Seorang dokter yang menangani Rega datang dan langsung bertanya. Leon dan yang lain langsung menghadap pada dokter.

"Belum dok, orang tua pasien ada di luar kota," jawab Bagas.

"Kami sudah mendapat satu kantong darah dan kurang satu kantong lagi. Kalian harus bisa mengusahakan satu kantong itu."

Bagas dan Doni menatap sang dokter sendu, "dok, tolong selamat kan teman kami," ujar Doni.

"Saya akan berusaha kalian juga harus berdo'a," Mereka semua mengangguk, "baik saya permisi,"

"Terima kasih dok," Dokter mangangguk sebelum benar-benar pergi meninggalkan keresahan diantara para laki-laki itu.

Tiba-tiba ponsel Leon berdering panjang. Menandakan ada panggilan masuk. Dengan cepat Leon langsung mengangkat panggilan itu yang ternyata dari Diana.

["Gimana, orang tua Rega udah dateng?"] tanya Diana lanngsung dengan suara khas orang habis menangis.

["Emm... orang tua Rega perjalanan bisnis di luar kota. Mereka balik lusa,"] Di tempatnya Diana menunduk lesu. Setetes air mata jatuh di atas sepatunya.

["Lo gak usah khawatir, rumah sakit dapet satu kantong darah tapi kurang satu lagi,"] Leon menjeda ucapannya, ["gimana kalo kita kabarin Satrio sama Ardi bu-...."] Perkataan Leon dipotong cepat oleh Diana.

["Gak perlu, gue udah dapet pendonor nya,"] ujar Diana seraya mengangkat kepalanya. Menatap rumah besar yang berdiri kokoh dihadapannya.

["Lo udah dapet? Alhamdulillah, lo dimana sekaran?"] Leon bertanya dengan nada yang lega dan bahagia.

Duo Vin, Bagas, dan Doni terkejut dan langsung tersenyum. Mereka sedikit merasa lega sekarang.

["Gue ke rumah sakit secepatnya. Jagain Rega!"] Tanpa menjawab pertanyaan Leon, Diana langsung memutuskan sambungan sepihak.

Ditempatnya, Leon mengerutkan kening bingung. Diana tidak menjawab pertanyaannya dan langsung menutup sambungan. Pasti gadis itu akan melakukan sesuatu.

****

Setelah memasukkan ponsel ke saku jaket. Diana kembali menatap rumah besar di depannya. Rumah itu rumah papanya. Dari luar lampu sudah dimatikan. Pertanda penghuni rumah sudah tidur.

Diana melihat jam dipergelangan tangan. Waktu menunjukkan pukul 11.25. Diana menarik nafas dalam lalu menghembus dengan kasar. Dia sedikit ragu akan keputusannya. Namun dia tetap harus melakukan.

DIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang