Chapter 28

127 10 0
                                    

I Love you but i'm letting go
Pamungkas

"Pelajaran hari ini cukup sampai disini, silahkan pulang dan istirahat. Sampai jumpa minggu depan." ujar guru bahasa inggris lalu beranjak keluar dari kelas sambil membawa beberapa buku.

"Gimana Ga? Lo udah ketemu sama tuh cowok?" tanya Doni dengan menoleh ke belakang.

Beberapa siswa sudah keluar kelas untuk segera pulang dan istirahat. Di kelas hanya tersisa beberapa anak saja, termasuk Rega, Bagas, dan Doni.

"Belom." jawab Rega sembari membereskan buku-bukunya.

"Lo habis ini mau kemana?" tanya Bagas setelah menutup resleting tasnya.

"Rencananya hari ini mau kerumah sakit sama Roni jenguk Marcel, sekalian gue mau ngomong soal itu juga." jelas Rega.

"Yaudah, lo hati-hati Ga." Rega mengangguk sembari memakai tasnya.

"Gue pergi dulu." ujar Rega yang diangguki teman-temannya. Dia melangkah keluar kelas untuk menuju kelas Roni.

"Rega kusut banget gak kayak biasanya." ujar Doni yang masih membereskan buku-bukunya.

"Namanya juga kekasih hatinya lagi dalam masalah, dia pasti kusut." ucapan Bagas diangguki Doni.

"Yaudah ayokk! lo lemot banget sihh kayak siput." gerutu Bagas yang sudah siap untuk keluar kelas.

"Dihh sensi, pms lo? Lagian orang sabar disayang Tuhan." mendengar ucapan Doni, Bagas mengangkat alisnya sebelah.

"Tumben omongan lo bener." Doni tak menghiraukan ucapan Bagas. Mereka keluar kelas bersama. Bercanda dan tertawa.

Rega berjalan dikoridor kelas 10 dengan santai. Tas yang ia pakai di pundak sebelah kanan dan tangan kanan yang ia masukkan ke saku celana. 10 Bahasa 3, kelas yang jauh menurut Rega. Banyak tatapan dari adik kelas cewek yang tertuju padanya, namun dia hanya acuh. Rega risih namun hanya diam, jika mengomel mungkin akan terlihat gila dimata mereka.

Rega yang terlihat kusut malah membuat kadar ketampanannya bertambah. Kemeja yang sudah keluar dan rambut yang terlihat sedikit acak-acakan malah membuatnya semakin keren. Tak lupa membawa jaket miliknya di tangan kiri. Banyak siswi yang menatapnya kagum, tak sedikit pula yang berjingkrak hanya karena melihat Rega.

Dari tangga yang baru saja Rega lewati, turun segerombolan murid laki-laki. Mereka dipimpin seorang murid cowok yang menggunakan slayer merah dilengan kanan bertuliskan BRAVO.

Rega melewati mereka dengan santai. Ardi yang tak sengaja melihat Rega, memutuskan memanggilnya. "Ga!!"

Rega menoleh, dibelakangnya ia mendapati Ardi sedang berdiri dengan tas hitam yang tersampir di lengan kiri dan beberapa murid cowok berdiri di belakangnya.

"Ada apa?" tanya Rega dengan mengangkat dagunya sedikit.

"Kalian ke basecamp duluan ntar gue nyusul." ucap Ardi pada anggotanya sebelum menjawab pertanyaan Rega.

Seluruh anggota Bravo pun melanjutkan perjalanan menuju parkiran. Disana tersisa Ardi dan Rega yang sedang berhadapan.

"Gue mau ngomong berdua sama lo." ujar Ardi.

"Gue ada urusan." Rega berbalik untuk meninggalkan Ardi.

"Ini soal Diana." mendengar nama itu Rega langsung berhenti dan berbalik, dia kembali menatap Ardi.

"Apa? to the point aja!"

"Lo tau kalo Diana anak berandalan, ketua club motor besar di kota. Suka tawuran, bahkan sekarang dia masuk penjara. Apa lo masih perduli sama dia?" Rega mengerutkan keningnya bingung. Apa urusan Ardi menanyakan itu padanya?

DIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang