BAGIAN 8

5.7K 575 110
                                    

"Apa kalian setuju dengan kalimat ; orang jahat berasal dari orang baik yang tersakiti."

8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

8. PEMBUNUHNYA ADALAH...

“Lengan nya tidak terluka sama sekali.”

Kening Dhivia mengerut, ia menatap dokter laki-laki yang saat ini mengurus lengan Asya. “Apa maksudmu?”

Dokter laki-laki itu mengambil kapas kemudian mengusapkannya pada pergelangan tangan Asya yang terdapat banyak darah.

Mata Dhivia membulat, seperti ucapan sang dokter bahwa memang tidak ada luka sedikit pun di tangan Asya. “Jika itu bukan darah Asya, maka darah itu milik—“

Dhivia tak sanggup melanjutkan kata-katanya, tatapannya lurus ke depan sedangkan Asya sendiri sudah meneteskan air matanya.

“Allea tidak memotong pergelangan tanganku, dia memotong pergelangan tangan nya sendiri.” Asya berucap lirih, ia semakin terisak saking khawatir dengan kondisi adik sepupunya itu.

“Kenapa Allea melakukan hal seperti itu? Astaga, Allea.” Dhivia memijit pelipisnya yang terasa pening, ia berjalan keluar dari ruangan dokter di ikuti Asya di belakang nya.

Berkali-kali pula Dhivia mencoba menghubungi putrinya, sayangnya Allea tak menjawab panggilannya.

Dhivia semakin takut. Takut jika Allea kenapa-kenapa, dan ia juga takut jika kali ini ia benar-benar akan kehilangan putrinya itu.

———~÷~———

“Kamu memotong pergelangan tanganmu?”

Kepala Allea menunduk. “Maaf, ayah.”

“Ayah tidak butuh kata maaf darimu. Ayah hanya butuh alasan kenapa kamu melakukan hal nekat seperti itu lagi?”

Kepala Allea semakin menunduk mendengar nada suara marah dari sang ayah. Meskipun mereka hanya terhubung oleh telepon saja, Allea sudah dapat merasa jika pria itu sedang marah.

“Sean memberitahu ayah bahwa kamu bertengkar dengan Asya, lalu ibumu datang dan membawa Asya pergi sedangkan kamu di tinggal sendirian. Apa itu benar?”

“Ibu tidak menyayangiku, dia lebih menyayangi Asya,” ucap Allea pelan.

Di seberang sana, Alex—ayah dari Allea menghembuskan napas berat mendengar perkataan dari putrinya.

“Apa kamu memotong pergelangan tanganmu hanya untuk membuktikan apakah ibumu menyayangimu atau tidak?”

Kediaman Allea membuat Alex langsung menemukan jawabannya.











ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang