BAGIAN 37

3.8K 309 140
                                    

"Di alam semesta manapun, Dhivia dan Levin akan terus saling mencintai. Dan Allea Kenzo tetaplah dua orang yang seharusnya tidak boleh dipertemukan."
—ASSASSIN—

"—ASSASSIN—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

37. RAHASIA KENZO

“Gue selalu dukung hubungan lo sama Allea, baik-baik ya kalian berdua. Jangan pikirin gue, gue gak apa-apa di sini. Jaga Allea ya, Ka?”

“Gue gak suka lo kayak gini, Zo,” balas Shaka di seberang sana.

Kenzo menarik napasnya lalu menghembuskannya secara perlahan, tak lama setelahnya ia memaksakan senyumnya sambil memperhatikan langit mendung di balik jendela kamarnya.

“Gue percaya sama lo. Pelan-pelan aja, Ka, gue yakin lo bisa gantiin gue di hatinya,” balas Kenzo.

“Hatinya milik lo, dan hati lo masih milik dia. Kenapa lo lakuin semua ini? Kenapa lo pilih pergi ninggalin dia? Masih banyak cara agar lo bisa se—“

“Gue pergi agar lukanya gak semakin melebar.”

“Zo—“

Tut!

Kenzo mematikan panggilan itu sepihak. Untuk ke sekian kalinya, ia menghela napasnya. Tatapan Kenzo berubah redup ketika kembali teringat tawa perempuan itu.

Entah berapa banyak kebohongan yang Kenzo katakan pada Allea. Banyak rahasia yang Kenzo simpan begitu rapat tanpa sepengetahuan Allea, bukan karena Kenzo tidak mempercayai Allea, namun karena Kenzo tahu jika rahasia yang selama ini ia simpan hanya akan menghancurkan hati perempuan yang ia cintai.

Laki-laki itu memilih bungkam, ia menyimpan semuanya dengan rapat meskipun hari ke hari dirinya lah yang kesakitan.

“Demi Allea...”

Tubuh Kenzo terduduk di kursi yang ada di belakangnya. Matanya terus memperhatikan langit yang perlahan menumpahkan rintik-rintik hujan.

Tanpa sadar matanya berkaca-kaca, namun entah kenapa bibirnya yang sedikit memucat itu malah tersenyum tipis.

“Ayah kecewa padamu, Kenzo.” Levin yang sejak tadi berdiri di ambang pintu kamar putranya akhirnya mengeluarkan suaranya.

“Bukankah ayah sudah bilang jika ayah yang akan memperbaiki ini semua. Namun kenapa kamu malah mengambil keputusan seperti ini? Dimana otakmu? Apa ayah mengajarimu menjadi laki-laki pengecut seperti ini? Jika kamu mencintainya, kamu harus—“

“Dhivia pada akhirnya bersama Alex, meskipun sebenarnya saat itu ia sangat mencintai laki-laki penyakitan bernama Levin, benar bukan?”

Mulut Levin langsung tertutup rapat mendengar semua kalimat itu. Ia tidak dapat menyangkal, karena semua yang di ucapkan putranya adalah benar.

“Levin memilih bersama Kana dan meninggalkan Dhivia, itu semua dia lakukan agar Dhivia tidak terlalu bersedih setelah tahu jika Levin adalah laki-laki lemah dan penyakitan. Iya kan, ayah?”

ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang