BAGIAN 47

2.9K 210 56
                                    

"Kapan ya aku bahagia nya?"

"Kapan ya aku bahagia nya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

47. He's my father, but...

“Tuhan, bila masihku di beri kesempatan.”

“Izinkan aku untuk mencintanya.”

“Namun bila waktuku telah habis dengannya...”

“Biar cinta hidup sekali ini saja.”

Alunan suara yang terdengar merdu itu masuk ke dalam telinga Alleo ketika ia melewati kamar kembarannya. Tubuh Alleo terdiam di depan pintu kamar Allea yang masih tertutup. Namun Alleo masih dapat mendengar suara lagu di putar di dalam dan samar-samar ia masih dapat mendengar suara lirih Allea mengikuti alunan lagu yang berjudul ‘Sekali Ini Saja’

Tak berselang lama suara lagu itu mendadak berhenti dan satu detik setelahnya pintu kamar terbuka. Muncullah Allea dengan rok di bawah lutut dan kemeja abu-abunya. Allea hendak pergi ke kampus.

“Kamu gak ke kampus?” tanya Allea sambil memandangi Alleo dari bawah sampai atas. Allea sedikit heran karena Alleo hanya mengenakan celana pendek dan kaos oblong, bahkan sepertinya Alleo malah baru bangun tidur.

“Matkul di mulai siang, jadi aku berangkat agak entaran aja,” jawabnya lalu keduanya berjalan beriringan menuju meja makan.

“Kamu nanti pulang jam berapa?” Alleo bertanya ketika keduanya sudah duduk di meja makan bersama dengan bibi Gaura.

Allea mengangkat pundaknya. “Gak tahu. Habis matkul selesai, aku harus ke bandara buat antar kakek.”

Sebelah alis Alleo terangkat, ia memasukkan potongan buah ke dalam mulutnya kemudian menoleh pada Allea. “Kakek balik ke Amerika sore ini?”

Allea mengangguk. “Kira-kira apa ya yang buat kakek pulang secepat ini?” Allea menopang dagunya lalu berpikir.

“Ayah masih pulang lusa padahal,” lanjut Allea.

“Gak tahu deh, malas mikirin, bikin sakit kepala doang,” sahut Alleo dan mendapatkan anggukan kepala dari Allea. Benar saja, untuk apa ia memikirkan ini.

“Kamu berangkat sama siapa? Mau aku antar?” tanya Alleo ketika Allea cepat-cepat menyelesaikan sarapannya.

“Sama teman.”

“Shaka?”

“Hm.”

“Yakin cuman sekedar teman?” Mata Alleo memicing memandangi Allea curiga.

“Kalo bukan teman, emang apa?” Bukannya menjawab, Allea malah balik bertanya membuat kening Alleo semakin mengerut curiga.

“Emm... Maybe, pacar?”

Tangan Allea refleks memukul lengan Alleo pelan karena ia tak terima dengan pertanyaan itu. “Udah deh aku pergi, Shaka udah tunggu di luar.”

Allea langsung berlari kecil keluar dari rumah karena Shaka tadi mengiriminya pesan jika laki-laki itu sudah berada di depan. Dan benar saja, sudah ada Shaka yang sedang membukakan pintu mobil untuknya.

ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang