BAGIAN 53

2.9K 199 84
                                    

"Aku gak bisa suka dia, karena aku tahu kalo dia bukan kamu."

53

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

53. HARI PERNIKAHAN

Shaka menghela napas pelan ketika ia masuk ke dalam kelasnya dan menemukan Allea kembali duduk di kursi paling belakang. Perempuan itu sedang sibuk dengan ponselnya tanpa menyadari kehadiran Shaka.

“Pagi calon pacar,” sapa Farah sambil tersenyum manis kepada Shaka.

“Buat kamu.” Farah menyodorkan kotak makan berwarna biru tua kepada Shaka dengan senyum semringah.

“Isinya nasi goreng sama sekotak susu cokelat spesial buat Shaka,” lanjut Farah.

Shaka melirik ke arah Allea untuk melihat bagaimana reaksi tunangannya itu. Namun ternyata, Allea masih tetap santai bermain ponselnya bahkan tidak melirik ke arahnya sama sekali.

“Makasih,” tutur Shaka sambil menerima kotak makan dari Farah hingga membuat senyum perempuan itu semakin melebar.

“Allea, aku boleh gak duduk di kursi kamu lagi?” tanya Farah meminta izin, karena ia benar-benar ingin duduk di sebelah Shaka lagi.

“Duduk tinggal duduk, ngapain pake tanya gue,” balas Allea tanpa menolehkan kepalanya.

Diam-diam Shaka tersenyum kecut, ia tidak berharap jika Allea akan memberikan jawaban itu. Shaka ingin Allea yang duduk di sebelahnya, dan bukan Farah.

Sejak kemarin sebenarnya Shaka sengaja mendiamkan Allea karena permintaan Alleo. Mereka berdua ingin mengetes bagaimana reaksi Allea jika di acuhkan Shaka. Shaka berpura-pura marah karena kejadian malam itu, namun ternyata, malah Allea yang terlihat marah dan mengacuhkan Shaka.

Bahkan sampai mata kuliah mereka selesai hari ini, keduanya benar-benar masih tidak bertegur sapa dan saling mendiamkan satu sama lain.

“Mau ke rumah sakit lagi gak hari ini?” tanya Salsa pada Allea.

“Nanti malam mungkin, gue ada urusan habis ini,” balas Allea.

“Oke deh, gue duluan,” pamit Salsa.

Allea menggendong tas ranselnya kemudian segera beranjak dari kelasnya, ia harus bergegas menuju rumah Shaka karena tadi bibi Gaura menyuruhnya untuk ke sana. Entah ada apa di sana sampai mengharuskan Allea untuk datang.

“Ck, mana mendung lagi.”

Allea semakin mempercepat langkah kakinya menuruni anak tangga, ia harus cepat-cepat pergi ke rumah Shaka sebelum hujan turun mengguyur kota ini.

Brum! Brum!!

Suara motor terdengar. Allea dapat melihat dengan mata kepalanya sendiri Shaka melewatinya begitu saja ketika Allea sudah berada di sebelah gerbang utama. Laki-laki itu dengan santainya mengendarai motornya menjauh dari kampus Derlangga seolah tidak menyadari kehadiran Allea di sekitarnya.

ASSASSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang