Keindahan Pada Perjumpaan Part 2

52 4 2
                                    

Hari ini tepatnya pada kamis pagi, semua kegiatan berjalan seperti biasa dimulai dari makan pagi hingga apel pagi.

Parahnya, lagi-lagi pagi ini tidak ada guru yang mengisi. Tapi kami semua memaklumi. Karena sekolah kami memang terbagi menjadi dua dan tempat kami adalah bagian keduanya yang terletak di pedesaan, sehingga wajar saja jika para guru masih belum menghadiri kegiatan belajar mengajar disini. Meski demikian kami semua tetap berada di kelas kami masing-masing.

Selain itu untuk pagi yang cerah ini, aku tidak mau menyianyiakan kesempatan. Kebetulan Lia sekelas sama aku, meskipun aku juga baru menyadarinya sih sebenarnya.

Aku sudah menyimpan nomor handphone nya tapi aku memang belum menghubungi dia, karena menurutku kami belum memiliki chemistry yang kuat dan tugasku hari ini untuk menguatkan chemistry tersebut.

Awalnya ada beberapa keraguan dalam diriku. Begitu banyak pertanyaann-pertanyaan yang muncul di kepalaku seperti virus yang sedang menyerang dengan jumlah ribuan dengan tujuan untuk menghalangi niatku menegur dia langsung.

Namun diantara begitu banyak keraguan yang muncul, aku memilih untuk merasakan semua rasa ragu yang mendera diri ini. Lidah mendadak kelu, keringat dingin, tangan mulai basah, kaki gemeteran, dan pikiran kosong.

"Hai" tegurku dengan agak kaku

"iya hai, kamu yang kemarin kan? Gimana keadaan kakimu, baik-baik aja? Ujar Lia membalas sapaku

Setelah dia memberikan pertanyaan yang cukup panjang, semua rasa ragu dan pertanyaan-pertanyaan yang tadinya menghalangi tujuanku menjadi hilang semua seketika.

Dia baik kok, dia juga tidak semenakutkan seperti yang aku pikirkan. Terlebih lagi, dia bukan monster tapi dia Lia. Dari hal ini aku sedikit mengerti bahwa untuk sesuatu hal for the first time, aku mengakui hal itu wajar jika masih ragu dan banyak pertanyaan dari dalam diri ini yang mencoba untuk menghalangi.

Tapi aku tidak mau berhenti disitu, aku lebih memilih menikmati rasa kecemasan itu dan melaluinya.

"Hhmmm...sepertinya kakiku sedang tidak baik-baik saja. Sejak tadi malam terasa nyeri dan terjadi pembengkakan. Aku agak sulit berjalan, tapi bisa pelan-pelan. Cuma, sepertinya aku perlu ke puskesmas." Jawabku

Entahlah apa yang terjadi, mendadak aku menjadi pria yang bawel. Tapi aku suka karena lebih leluasa dan ringan sekali.

"Terus kenapa kamu gak ke puskesmas?" jawabnya dengan muka serius

"Gimana kalau kamu yang temani aku ke puskesmas, kayaknya seru kita bisa sambil ngobrol. Aku berani taruhan, cita-citamu pasti jadi dokter kan?" jawabku dengan penuh keceriaan.

"Boleh deh, tapi kamu jalan sendiri. Aku gak kuat kalau harus pegangin kamu."

"Tenang aku bisa jalan sendiri kok, tapi pelan-pelan". Jawabku sambil tersenyum tipis.

"iya iya nanti aku tungguin. Aku penyabar kok" jawabnya di ikuti dengan tawa sambil menutup wajahnya dengan tangan.

Itu benar-benar pemandangan yang indah buatku. Tidak sia-sia aku berada disini. Daerah kecil tapi aku handal.

Sepanjang perjalan menuju puskesmas kami sambil bercerita dan bercanda. Dia memang anak yang menyenangkan, sedikit bawel dan manja.

Untuk sebuah kesan pertama aku tidak berharap banyak, bisa beraktifitas bersama seperti ini saja itu sudah cukup untuk mengubah hidup ini menjadi lebih dinamis.




Pangeran KancilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang