Im Yoona POV
Aku membanting ponselku dengan kesal ke tempat tidur. Bagaimana bisa dia tidak menghubungiku sama sekali. Bahkan tidak ada satu pun pesan darinya. Aku menjadi bertanya-tanya dalam hati, apakah dia sama sekali tidak pernah menganggapku? Atau aku yang terlalu memaksakan hubungan ini.
"Yoong, Siwon dibawah" eomma mengetuk pintu kamarku.
Aku pun turun ke bawah untuk menemuinya.
"Ada apa?" tanyaku, dia duduk bersama appa. Hanya dengan appa, dia bisa berbicara.
"Kenapa tidak sopan begini yoong?" tanya appa
"Eomma buat apa memanggilku turun. Lagian dia datang bukan untuk menemuiku" ngomelku dan aku memutuskan untuk meninggalkan mereka
"Gadis bodoh itu sudah merajuk. Kamu temuilah dia, besok kita baru lanjutkan pekerjaan" ujar appa
Ia menghampiriku.
"Yoong,,"
"Lanjutkanlah pekerjaanmu. Aku tidak apa-apa" ujarku dan ia berhenti mengikutiku. Ini lebih baik, agar aku terbiasa.
"Lihatlah cincin ini, jika kamu tidak suka, aku akan meminta eomma memesannya yang lain" ujarnya
"Kenapa harus menanyakan pendapatku setelah cincin itu sudah selesai. Jika saja kamu memesan yang baru dan tanpa bertanya padaku, bukankah itu sia-sia. Ahh, sudahlah kamu tidak bakalan mengerti perasaanku" ujarku dan ia diam. "Aku ragu. Aku ragu denganmu. Dan aku tidak tahu mengapa aku terus mencintaimu bahkan disaat seperti ini saat kamu mengabaikanku"
"Jangan kekanak-kanakan begini"
"Kamu yang kekanak-kanakan" ujarku
"Aku selalu menuruti permintaanmu, apalagi yang kurang dariku?"
"Dengan meninggalkanku di tengah jalan begitu?"
"Itu kamu yang minta,,"
"Bagaimana jika tadi aku dirampok atau bahkan dibunuh, apa kamu peduli?" ia menatapku "Kamu tidak peduli"
"Yoong, jika rasa peduliku dan semua rasa yang aku rasakan padamu perlu aku deskripsikan dengan kata-kata, maka maaf aku tidak bisa" ujarnya "Aku akan menikahimu, bukankah itu bukti cukup kuat aku memperhatikanmu? Menginginkan hidup bersamamu di sepanjang hidupku"
Aku menangis, ntah mengapa aku terharu. Dia selalu bisa membuatku seperti ini. Jatuh cinta lagi dan lagi padanya. Jantungku berdetak begitu kencang setiap bersamanya.
"Jangan menangis" ia memelukku
"Kamu jahat oppa" aku memukulnya
"Kamu jadi jelek saat menangis seperti ini. Jangan menangis lagi, oppa sayang kamu" ia mengecup keningku sekilas.
***
Author POV
Eunji menghampiri Tifanny yang sedang duduk sendirian di teras sejak Siwon pergi meninggalkannya begitu saja tadi.
"Jangan merendahkan diri seperti ini lagi. Bagaimana pun Siwon tidak mungkin menjadikanmu istrinya" ujar Eunji "Sama seperti dulu Seunghyun tidak menikahimu"
"Kalau aku jadi kamu, aku akan pergi dari sini karena tidak ada seorang pun yang menginginkanmu"
"Aku tidak tahu mengapa kamu begitu terobsesi menjadi menantu di keluarga ini. Tidak mendapatkan Seunghyun, kamu mengincar Siwon. Apa maumu?"
"Menyepak kalian dari rumah ini"
"Tidak semudah itu Tifanny Hwang" ujar Eunji "Bagaimana pun kamu tetap bukan seorang Choi"
KAMU SEDANG MEMBACA
For You
FanfictionJika ada yang cemburu dengan kehidupanku, sebaiknya jangan. Aku hanya berusaha untuk tampak kelihatan baik tapi aku tidak sama sekali. Pesta pernikahan bak seorang putri, bukan sesuatu yang membuatku bahagia. Jika pria yang menjadi suamiku itu terny...