For You - 12

1.7K 173 11
                                    

Choi Siwon sedang menandatangani beberapa berkas yang ada di mejanya. Pintu ruangannya terbuka dan muncul Tifanny. Siwon melihat perut wanita itu mulai menonjol dan artinya ia benar tentang kehamilannya.

"Oppa,," panggil tifanny

"Keluarlah aku sedang sibuk" ujar Siwon

"Oppa ijinkan aku tinggal di rumahmu oppa. Jika tidak eomma akan tahu kehamilanku" Tifanny menghampiri Siwon yang masih betah dibelakang meja kerjanya

"Kenapa kamu tidak minta dinikahi kekasihmu saja?"

"Oppa,,"

"Katakan siapa pria itu? Aku akan menyeretnya ke penjara jika dia tidak mau menikahimu"

"Dia itu kakak iparmu, apa aku harus menikah dengan suami orang?" tanya Tifanny

"Lalu kenapa kamu mau tidur dengan suami orang"

"Aku hanya butuh tempat tinggal sampai aku melahirkan. Dan anakku aku berikan padamu oppa. Bukankah istrimu tidak bisa melahirkan"

Siwon menamparnya karena menghina istrinya.

"Aku tidak ijinkan kamu mengatai apa pun tentang istriku"

"Jika oppa tidak mengijinkan aku tinggal, maka seluruh dunia akan tahu istrimu itu wanita mandul" ujar Tifanny

"Aku akan mematahkan lehermu jika kamu berani mengatakannya"

"Maka berikan aku tempat tinggal"

***

Im Yoona POV

Aku begitu mengkhawatirkan oppa sejak tadi siang. Apalagi ia sama sekali tidak mengangkat teleponnya. Kyuhyun dan chanyeol juga tidak tahu keberadaannya.

Aku menunggunya di balik pintu dan saat mendengar suara mobilnya, aku segera membuka pintu. Itu mobil suamiku.

Aku cukup terkejut melihat siapa yang keluar dari mobil suamiku. Ne, Tifanny. Dia memang berstatus adik angkat suamiku yang tidak seharusnya membuatku cemburu tapi dia lebih mirip pelakor. Mataku tertuju pada perutnya yang membuncit. Itu bukan lemak tapi itu seperti orang hamil.

"Yoong" Siwon oppa menghampiriku, ia tidak seperti biasanya. Wajahnya cukup kacau. Apa ada hal yang ia sembunyikan selama ini dariku?

Aku menggeleng, aku tidak ingin mendengar apa yang ia akan katakan. Aku takut mendengarnya. Takut ia mengatakan wanita itu mengandung anaknya. Air mataku mengalir begitu saja.

"Yoong,,"

"Tolong oppa, tolong jangan memberitahuku" ujarku dan aku mulai menangis.

Aku berlari masuk tanpa peduli padanya. Oppa menyusulku di kamar.

"Yoong,," panggilnya, ia memegang tanganku dan dengan cepat aku menghempaskannya.

Saat ia tidak menyalahkanku atas semua ini, aku mengira semua akan baik-baik saja. Aku kembali seperti biasanya. Ceria tanpa memikirkan apapun. Tapi sekarang dia melukaiku dengan membuat wanita itu hamil.

"Aku tidak ingin mendengar apa pun dari mulutmu" ujarku

"Aku bisa menerima keadaanmu tapi bagaimana dengan keluargaku? Aku mohon mengertilah" ujarnya, detik itu aku sadar ia tidak pernah tulus padaku. Dan apa yang ia lakukan hari ini membuatku lebih sadar kalau ia tidak bisa menerima semua kekuranganku.

"Katakan saja jika oppa yang tidak bisa menerima kekuranganku. Jangan menggunakan siapa pun untuk membenarkan perbuatanmu" ujarku dan ia mengangguk

"Kita hanya menunggunya melahirkan dan anak itu akan menjadi milik kita" ujarnya lagi

Aku tersenyum padanya dan air mataku ini terus mengalir. Hatiku begitu terluka.

For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang