Sehun menelepon Yoona dan ia mengomeli Yoona karena menolak donator untuk organisasi amal mereka. Mendengar omelan Sehun, Yoona yang tengah menangis pun membanting ponselnya.
Mendengar suara ribut di ruang kerja Siwon, Tifanny masuk dan ia tersenyum melihaf Yoona menangis.
"Seharusnya dari awal kamu dengarkan aku. Maka kamu tidak akan terluka seperti ini" ujarnya
"Kamu tahu, ini hanya sebagian kecil. Rahasia terbesarnya akan membuatmu terluka lebih parah"
"Apa kamu tahu semua ini?" tanya Yoona dan ia masih menangis
Tifanny mengangguk
"Dia sengaja?"
Tifanny hanya diam
"Apa yang kalian inginkan sebenarnya?"
"Seharusnya kamu tanyakan ke Siwon pertanyaan itu" ujar Tifanny "Apa yang aku katakan padamu, kamu tidak akan percaya"
"Katakan" teriak Yoona
"Dia menginginkan perusahaan appamu. Itu alasan dia mengincarmu" ujar Tifanny "Dia akan meninggalkanmu setelah mendapatkan apa yang ia inginkan. Itu alasan dia memakai pelindung saat menidurimu, ia tidak ingin terikat denganmu karena seorang anak"
Yoona menangis sambil menertawakan kebodohannya. Ia tidak pernah percaya apa yang Yuri katakan padanya tentang Siwon. Ia menaruh semua kepercayaannya pada pria itu dan hari ini ia menyesalinya.
"Eunji selalu mengatakan kalau aku ingin menjadi menantu choi. Itu bohong. Mereka keluarga choi menginginkan perusahaan appamu. Dan aku yang tidak membantu mereka. Itu alasan mereka ingin menyingkirkanku" ujar Tifanny lagi dan ia meneteskan air matanya "Aku akan menyesal jika hari ini aku tidak memberitahumu"
Yoona masih terduduk di lantai sambil menangis. Ia mengenggam obat pencegah kehamilan itu dengan erat.
"Aku akan menemui eomma" ujar Yoona
"Tidak ada mertua yang lebih membela menantunya yoong" kalimat Tifanny itu terdengar begitu familiar di telinganya. Kalimat itu juga yang pernah diucapkan Yuri.
***
Siwon kembali malam itu juga saat Sehun mengabarinya tentang Yoona yang menangis sepanjang hari karena melihat isi brankasnya.
Sehun juga merasa bersalah karena ia yang memberikan hadiah semacam itu pada hyungnya. Hanya saja yoona tidak percaya dengan penjelasan Sehun.
Yoona berbaring di tempat tidur sambil menangis memikirkan suaminya tidak pernah menginginkannya selama ini. Seandainya saja dia bukan putri dari pemilik Lyppo mungkin pria itu tidak akan pernah menatapnya.
Air matanya tidak berhenti mengalir sejak pagi tadi. Kepalanya begitu berat karena terlalu banyak menangis.
Pintu kamar terbuka, Yoona segera bangkit. Ia tahu bagaimana pun menyebalkannya Tifanny, ia tidak akan masuk ke kamar mereka. Dan yang membuka pintu itu sudah pasti Siwon.
Ia berdiri dan membawa semua bantalnya untuk mengungsi ke kamar lain. Ia belum memiliki pikiran untuk bagaimana kelanjutan hubungan mereka.
"Mau kemana yoong?" tanya Siwon
Tanpa peduli yoona melewatinya begitu saja.
"Yoong,," Siwon menatap mata yoona yang membengkak.
"Aku lelah, aku mohon lepaskan aku"
"istirahatlah disini. Jika kamu tidak ingin melihat oppa. Biar oppa yang keluar"
"Kita memang tidak seharusnya berada dalam satu kamar. Karena aku bukan pelacurmu" ujar Yoona dan air matanya mengalir
"Kamu istriku, jangan mengatai dirimu seperti ini" Siwon memegang pipinya dan menghapus air matanya "Mungkin saat ini kamu tidak bisa percaya padaku, tapi percayalah oppa melakukan semua ini untukmu"
"Berapa banyak aset Lyppo yang sudah berpindah ke tanganmu?" tanya yoona dan siwon menatapnya dengan terkejut.
"Terkejut aku mengetahui niat busukmu? Tidak perlu terkejut seperti itu, aku tidak akan mempermalukanmu, aku tidak memiliki hati sekejam kamu,," teriak yoona dan siwon melepaskan yoona. Ia berjalan mundur. Semua apa yang telah ia lakukan untuk Lyppo, sekarang ia dituduh menginginkan perusahaan itu.
"Aku dan Oppa tidak menginginkan sedikit pun dari Lyppo. Kita tidak pernah tertarik dengan apa itu. Jika kamu mau maka ambil lah" ujar Yoona
"Mengapa kamu begitu rendah menilaiku" ujar Siwon "Kamu mengira oppa mendekatimu selama ini hanya karena Lyppo?"
"Kalau tidak, apa lagi alasan yang tepat?"
"Aku mencintaimu" ujar Siwon
Yoona tersenyum padanya. Senyum yang tampak begitu menyakitkan.
"Aku benci saat kamu mengatakannya karena terpaksa. Sudahlah oppa. Aku lelah"
***
Yoona memutuskan ikut serta dengan Yuri dan sehun untuk berangkat ke Vietnam untuk memberikan bantuan pada warga yang kurang mampu. Yoona juga tidak peduli lagi jika salah satu yang ikut itu adalah donatur yang kemarin ia tolak.
"Kamu tampak menyebalkan jika memasang wajah jelek seperti ini" ujar pria yang dipanggil Yoona dengan sebutan tuan ji itu.
"Aku tidak menyuruhmu melihatku" ujar Yoona
"Yak ini bahkan sudah begitu lama berlalu, kenapa kamu masih marah tak jelas begitu?"
"Jangan membahas masa lalu. Aku tidak tertarik" yoona meninggalkannya. Pria itu Ji Chang Wook, mantan kekasih yoona saat keduanya masih bersekolah. Keduanya berpisah saat pria itu memutuskan bersekolah di New York sementara yoona menetap di Seoul.
"Jika lain kali aku melihatnya lagi, aku tidak mau ikut lagi" ujar yoona pada sehun
***
Siwon kembali lebih cepat dari kantor saat mendapat telepon dari ahjumma kalau yoona belum pulang sejak pagi tadi.
Setibanya di rumah ia melihat tifanny sedang berkeliaran di dalam rumah dan membuatnya kesal.
"Jika sekali lagi aku melihatmu berkeliaran seperti ini, aku akan mengusirmu" ujar Siwon dan mengerti kondisi siwon sedang tidak ingin diganggu maka ia memilih mengalah.
Siwon mencoba menghubungi yoona tapi ponsel istrinya itu ketinggalan di dalam kamar mereka.
"Tuan, coba tanyakan ke tuan Sehun. Biasanya nona kemana pun bersama dia"
Siwon segera menghubungi adiknya, dan ia membanting ponselnya karena Sehun sama sekali tidak mengangkat ponselnya.
Akhirnya Siwon memutuskan masuk ke ruang kerjanya dan meminum alkoholnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
For You
FanfictionJika ada yang cemburu dengan kehidupanku, sebaiknya jangan. Aku hanya berusaha untuk tampak kelihatan baik tapi aku tidak sama sekali. Pesta pernikahan bak seorang putri, bukan sesuatu yang membuatku bahagia. Jika pria yang menjadi suamiku itu terny...