"Jangan pernah memaafkannya, Putriku. Balaskan dendamku. Jangan pernah memaafkannya."
***
Seorang putri terus melihat pantulannya dari cermin. Gaun putih yang indah serta mahkota penuh berlian masih melekat indah pada bagian tubuhnya. Putri Sheina, gadis itu masih tak percaya bahwa beberapa jam lalu dirinya sudah menjadi tunangan dari Pangeran Xander, yaitu Putra Mahkota dari Kerajaan Alejandro.
Sudut bibirnya perlahan terangkat melihat cincin yang tersemat di jari manisnya. Bukan senyuman manis atau bahagia seperti wanita pada umumnya yang akan segera dipersunting oleh Pangeran. Tapi, senyuman ini serupa seringai yang mengerikan.
"Aku jamin, apa yang aku inginkan akan segera tercapai," gumamnya.
**
Suasana pagi ini cukup cerah. Mentari bersinar tak terlalu menyengat di atas sana, seakan merestui perjalanan calon Raja dan Ratu dari Kerajaan Alejandro.
Pangeran Xander masih setia berkuda memimpin para pasukan serta kereta kencana yang berisikan Putri Sheina menuju perkampungan. Mereka kini sedang memantau rakyat sekaligus meminta restu untuk pernikahannya bulan depan. Ini merupakan tradisi dari Kerajaan Alejandro, agar setiap calon Raja dan Ratu bisa akrab dan diterima dengan mudah oleh rakyat.
Tidak ada penyambutan istimewa. Hanya saja, rakyat diperkampungan ini sudah bersiap ditepi jalanan untuk melihat calon pemimpin mereka.
Setelah sampai, Pangeran Xander turun dari kudanya dan disusul oleh Putri Sheina. Mereka berdua berdiri di depan warga perkampungan tersebut dan tersenyum ramah.
"Selamat siang rakyatku. Aku yakin kalian sudah mengetahui tujuan kami datang dan berdiri disini. Di sebelahku ini adalah Putri Sheina, calon istriku sekaligus calon ratu di Kerajaan Alejandro. Kami berharap kalian merestui pernikahan kami dan selalu berdoa untuk kebahagiaan kami serta kemakmuran untuk kerajaan," tutur Pangeran.
Tak lama kemudian datang seorang lelaki dengan nampan berisikan pemberkatan, yang berarti mereka semua merestui pernikahan tersebut. Nampan itu diberikan kepada calon mempelai wanita untuk disimpan.
Putri Sheina tersenyum dan menerima nampan tersebut. "Terima kasih."
Setelah acara pemberkatan itu selesai, Pangeran Xander dan Putri Sheina memilih untuk berkuda terlebih dahulu. Mereka hanya berdua, tak ada pengawal atau semacamnya. Ini atas permintaan sang Putri, katanya dia ingin menikmati waktu berdua dengan calon suaminya dan tentu saja Pangeran Xander setuju.
Taman di dekat danau menjadi tujuan pasangan kekasih tersebut. Namun, ternyata di tengah perjalanan ada beberapa orang yang menghadang membawa senjata tajam. Sehingga, perjalanan mereka harus terhenti.
"Ada apa? Mengapa Anda menghalagi perjalanan Saya? Apa kalian tidak tahu sedang berurusan dengan siapa?!" geram Pangeran Xander.
Orang-orang tersebut tertawa mengejek seolah merendahkan Pangeran. "Oh, jadi ini calon Raja dari Alejandro? Hm, gagah dan berwibawa sekali, ya. Tapi sayang, kamu harus mati hari ini," ucap lelaki berambut gondrong yang membawa celurit dengan penuh penekanan.
Insting Pangeran Xander bekerja, dia menangkap sesuatu yang berbahaya akan terjadi beberapa saat lagi. Untuk itu dia meminta Putri Sheina untuk mundur dan menjauh.
"Hati-hati, Pangeran."
Fokus Pangeran kini beralih ke-tujuh orang yang sedang berurusan dengannya. Akan dia pastikan, jika mereka tidak mati di tangannya maka para pemberobtak iyu akan mendapat hukuman yang berat di Kerajaan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entschuldigung ; Galaksi Aksara
Conto"Mengucap MAAF bukan berarti Kau kalah dan Dia menang. Tapi, berarti Kau berhasil mengalahkan egomu " -Galaksi Aksara. Berisi kumpulan cerita-cerita pendek yang dituliskan oleh banyak kepibadian dan pengalaman yang tersirat di dalamnya. Dengan menga...