“Maafkan aku... ”
“Ini salah kita berdua.”
***
Aku melangkah pasti menuju tempat di mana peri kecilku berada. Menelusuri setiap sudut lapangan sekolah ini. Netraku terpaku pada sosok kecil yang sedang asyik bermain bersama teman-temannya.
"Lily!" panggilku agak lantang.
Lily berhenti bermain dan memandangku penuh binar, "Mami..." ucapnya berlari ke arahku.
Aku berjongkok dan membawanya ke pelukanku, mengusap lembut setiap helai rambutnya.
Lily menguraikan pelukannya. "Lily kangen Mami."
"Mami juga kangen sama Lily." Mengusap pelan kedua pipinya, "Nanti sepulang sekolah kita jalan-jalan ya, mau'kan?"
"Mau" jawabnya tersenyum mirip dengan orang di masa laluku.
#Flashback On
Dua insan saat ini duduk di kasur yang berantakan masih termenung meratapi apa yang mereka perbuat.
"Maafkan aku... " ucap si laki-laki.
Si perempuan hanya bisa menundukkan kepalanya. "Ini salah kita berdua."
Si laki- laki menoleh dan menggengam erat tangan si perempuan, "Aku akan bertanggung jawab," ucapnya mantap.
3 minggu kemudian...
"Tiara, kenapa makanannya hanya dipandang saja dari tadi?"
"Tiara enggak nafsu makan, Bun."
"Tiara kamu ingatkan bahwa sebentar lagi Ayah akan menjodohkanmu dengan anak teman Ayah."
"Iya Ay… hoekk hoekk." Aku menutup mulutku dan berlari ke arah wastafel.
Setelah mengeluarkan semuanya, aku terduduk lemas tak berdaya dan kesadaranku pun hilang.
Aku mengerjapkan mataku dan memandang sekelilingku. Netraku jatuh pada Ayah yang tengah mengeraskan rahangnya menahan amarah.
"Siapa laki-laki itu?"
Aku bangkit duduk dan menunduk dalam.
"Jawab siapa laki-laki!!!"
"Tiara, jawab yang jujur ya sayang." ucap Bunda menenangkanku.
Aku bangkit dan bersimpuh di hadapan Ayah."Maafkan Tiara, Ayah." ucapku menangisi kesalahanku.
"Gugurkan kandungan itu!"
Aku menggeleng tanda tak setuju."Ini cucu Ayah, darah dagingku. Bagaimana bisa aku mengugurkannya."
Bunda mendekat dan memelukku erat.
Beberapa bulan kemudian...
Aku membuka mataku dan mencari ke sekelilingku, di mana bayi yang telah kulahirkan.
Aku bangkit dan berjalan menuju Ayah. "Ayah di mana bayiku?"
"Sudah Ayah titipkan di panti asuhan."
Air mataku kini mengalir deras. "Mengapa Ayah tega melakukan itu pada cucu Ayah sendiri."
#Flashback Off
Sejak saat itu aku berusaha mencari keberadaan Lily sampai akhirnya aku menemukannya telah diadopsi oleh keluaraga lain.
Aku berusaha diam-diam menemui Lily dan mengajaknya menghabiskan waktu bersamaku.
"Lily sayang..."
"Iya Mami."
"Mami pamit dulu ya, " ucapku mensejajarkan tinggi kami.
"Iya Mami, makasih ya sudah beliin Lily boneka dan mengantarkan ke rumah. Mami mau masuk dulu enggak?"
"Kapan-kapan aja ya sayang, Mami pergi dulu." ucapku sambil mengecup keningnya.
"Dadah Mami... " ucapnya sambil melambaikan tangan boneka.
Sore harinya…
"Lily... "
"Bunda... "
Rania memeluk Lily begitu erat, "Kamu ke mana aja sayang? Ayah dan Bunda cariin Lily dari tadi.”
"Lily diajakin main sama mami terus di beliin boneka ini," ucap Lily sambil memperlihatkan bonekanya.
"Mami siapa sayang?"
"Maminya Lily. Kata mami, Lily itu anak kandungnya." ucap Lily dengan polosnya.
Rania menatap suaminya, "Lily masuk kamar ya." ucap Lintang, Ayah Lily.
"Iya Ayah."
"Aku enggak mau kehilangan Lily, mas."
"Iya aku juga, aku akan cari tahu nanti."
"Kamu janji ya mas.”
"Iya mas janji," ucap Lintang lalu membawa Rania ke pelukannya.
Beberapa hari setelahnya...
Keheningan menyelimuti keduanya, mereka tak sadar jika takdir begitu amat menyakitkan.
"Jadi kamu Mami yang diceritakan Lily?"
"Iya."
"Aku mohon tolong jauhi Lily. Aku akan berikan apapun asal jangan ambil Lily dari kami," ucap Lintang menunduk.
"Lily adalah sumber kebahagianku, bagaimana bisa kamu memintaku untuk menjauhi darah dagingku sendiri." jawab Tiara menangis.
"Istriku pernah mengalami keguguran dan mengakibatkan dia tak'kan bisa hamil lagi, Lily adalah penawar kesedihan kami."
"Kamu begitu egois Lintang!! Kamu telah merenggut harta yang paling berhargaku sebagai perempuan lalu kamu ingin mengambil peri kecilku!! Di mana kamu saat aku mencarimu meminta pertanggung jawabanmu, di mana Lintang!!!" teriak Tiara meraung menangis.
Lintang semakin menundukkan kepalanya dan perlahan air matanya menetes jatuh dari pelupuk mata.
"Maafkan aku, Tiara."
"Aku akan ambil jalur hukum dan merebut kembali Lily."
Lintang mendongkak'kan kepalanya menatap Tiara. "Kamu tidak akan bisa menang, Tiara."
"Aku Ibu kandungnya!"
"Tapi aku Ayah biologisnya!"
Tiara tertawa meremehkan, "Ayah biologis? Kamu ingin istrimu tahu?"
Lintang menghela napas kasar. "Jangan lakukan itu, Tiara."
Tiara bangkit berdiri. "Aku permisi."
Lintang hanya bisa memandang punggung wanita yang amat dia cintai itu pergi.
Beberapa hari setelahnya...
"Hak asuh lily jatuh kepada ibu kandungnya!! Keputusan hakim tidak bisa diganggu gugat."
Tiara menangis mendengarnya, dalam hatinya ia sangat berterima kasih kepada Allah yang telah menyatukan ia dengan anaknya. Tiara menoleh dan mendapati Rania menangis di pelukan suaminya, Lintang.
Tiara bangkit dan menghampiri Lintang juga Rania. "Terima kasih sudah merawat Lily dengan baik." Lalu Tiara berlalu begitu saja.
Tiara menangis berjalan menjemput Lily.
"Lily... " panggilnya.
"Mami... " Lily berlari memeluk Tiara.
Tiara mengurai pelukannya. "Kita pulang ya, sekarang Lily tinggal sama Mami."
"Gimana sama ayah dan bunda?"
"Lily enggak mau tinggal sama Mami ya?"
"Lily mau kok, Mami."
"Ayo." Tiara menuntun Lily masuk ke Mobilnya.
Malam harinya...
Lintang dan Rania tiba di rumah mereka.
"Rania, kita harus ikhlas." ucap Lintang sambil menghapus air mata Rania.
"Iya mas."
Tiba-tiba saja pintu terbuka dan menampakkan Lily dengan gaun indahnya.
"Ayah, Bunda."
Lintang dan Rania menoleh sumber suara itu. "Lily."
Lily berlari dan masuk ke dalam pelukan Lintang juga Rania.
Lily menguraikan pelukannya. "Lily punya kejutan buat Ayah dan Bunda."
"Apa sayang?" tanya mereka.
Lily berbalik dan membuka pintu rumahnya. "Kata Mami hari ini adalah ulang tahun Lily yang sebenarnya."
Lintang dan Rania terpaku pada dekorasi rumahnya yang cantik serta kue besar dengan lilin angka 7 di atasnya juga balon warna-warni yang memenuhi ruangan.
"Ini dari Mami." Lily menyerahkan map dari Tiara.
Lintang dan juga Rania membacanya, "Ini... Surat yang menyatakan hak asuh Lily pada kita juga secara hukum Lily menjadi anak kita," ucap Rania menatap Lintang.
"Alhamdulillah ya Allah."
Lintang dan Rania membawa Lily ke pelukan mereka.
"Terima kasih Tiara telah berjiwa besar melepaskan Lily untuk kami," ucap Rania dalam hatinya.
"Terima kasih Tiara telah memberikan anak seperti Lily dan maafkan atas semua kesalahanku dulu," ucap Lintang dalam hatinya.***
24 April 2019
Oleh: Nur Hidayah
Galaksi Aksara
KAMU SEDANG MEMBACA
Entschuldigung ; Galaksi Aksara
Nouvelles"Mengucap MAAF bukan berarti Kau kalah dan Dia menang. Tapi, berarti Kau berhasil mengalahkan egomu " -Galaksi Aksara. Berisi kumpulan cerita-cerita pendek yang dituliskan oleh banyak kepibadian dan pengalaman yang tersirat di dalamnya. Dengan menga...