“O, yaudah. Maaf kak, Fafa terlalu bodoh buat nyatain perasaan sama kakak,”
***
Seperti sebelum-sebelumnya, keadaan SMA Harapan ramai diselimuti siswa siswi yang mulai berdatangan dan memasuki halaman sekolah. Satu persatu memasuki kelas mereka.
Via berjalan gontai memasuki kelasnya, semua orang memandang heran karena tidak biasanya dia seperti itu. Tentu saja, Via yang sering dijuluki teman-temannya adalah cewek ganteng, dengan perawakan bak cowok pada umumnya dan guntingan rambut seperti cowok yang menambah kesan ke tomboiannya.
“Gaes, si ganteng kenapa tuh?” bisik seorang cewek dengan mencibir
Via tak menghiraukannya, lebih baik ia segera duduk di kursi kesayangannya. Bel tanda pelajaran berbunyi dan guru fisika memasuki ruangan bernuansa abu-abu itu dengan tatapan hebatnya yang sanggup mengintimidasi setiap siswa yang ada di ruangan itu.
“Baik, semuanya buka buku kalian halaman seratus dua dan mulai kerjakan sekarang. Kumpul pada ketua kelas kalian setelah bel pulang sekolah. Maaf, bapak tidak bisa mengajar hari ini karena bapak punya urusan lebih penting.” bapak Rudian keluar dengan meninggalkan murid-murid yang sangat bahagia. Via segera keluar setelah guru fisika itu keluar.
Tempat yang sangat ramai jika jam istirahat berbunyi sekarang menjadi kuburan. Tentu saja karena semua siswa dan siswi sedang mengikuti pelajaran. Via segera duduk dan memesan nasi uduk khas ibu Tatang.
“Bu Tatang pesan satu! Yang kayak biasa!” teriak Via dan langsung dijawab siap oleh bu Tatang.
“Ini bang. Kamu ndak masuk toh, bang?” tanya bu Tatang pada Via
“Enggak, bu. Gurunya sibuk jadi saya langsung kesini aja. Lagian saya lapar,” jawab Via. Ibu Tatang mengangguk dan segera kembali ke kantinnya.
Panggilan Via selain cewek ganteng adalah ‘abang’. Selain, dari penampilannya yang seperti cowok Via juga memiliki suara yang agak berat yang mirip suara bass cowok.
Sepuluh menit Via telah selesai dengan kegiatannya dan segera menuju perpustakaan setelah membayar makanannya.
Bugh
Via menabrak seseorang ketika akan masuk ke dalam perpustakaan. Buku gadis itu berserahkan kelantai. Via memandang gadis di depannya yang memunguti bukunya.
“Maaf,” ucap Via masih memandangnya.
“Gapapa, kak. Saya yang salah,” ucap gadis itu berdiri memeluk buku-bukunya dan memandang Via.
‘Astagfirullah, Ya Allah dia cowok atau cewek? Kok imut banget?’ batin gadis itu bertanya.
Via heran menatap gadis di depannya yang tengah bingung itu. Sampai tak berkedip saat Via melambaikan tangan di depannya.
“Woii! Gua mau lewat!” bentak Via di depan gadis itu.
Gadis itu kaget dan segera menyingkir dari hadapan Via, “maaf kak, maaf,” dengan berlari secepat yang ia bisa.
Via mencari referensi dan literatur yang pas untuk tugas fisika yang akan ia kerjakan. Setelah berkeliling lebih dari dua rak buku ia segera mengerjakan tugasnya. Tak perlu waktu lama dia menyelesaikan tugasnya hanya dalam waktu dua puluh lima menit. Selain cantik dan imut, Via merupakan siswi yang berprestasi baik prestasi sekolah maupun organisasi.
“Bu! Saya pinjam buku ini,” Via menyerahkan buku dengan tulisan ‘FISIKA DASAR’ untuk ia pinjam.
“Lho? Via kamu tidak masuk kelas? Kenapa keluyuran di perpus?” tanya bu Intan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entschuldigung ; Galaksi Aksara
Conto"Mengucap MAAF bukan berarti Kau kalah dan Dia menang. Tapi, berarti Kau berhasil mengalahkan egomu " -Galaksi Aksara. Berisi kumpulan cerita-cerita pendek yang dituliskan oleh banyak kepibadian dan pengalaman yang tersirat di dalamnya. Dengan menga...