Kupu-kupu ini hinggap di daun mawar depan rumah. Kedua sayapnya tak sempurna. Lebarnya berbeda. Walau hidup dengan kekurangan seperti itu, ia mampu terbang dengan lincah juga tak berat sebelah.
Aku sangat yakin, dulunya ... kupu-kupu bersayap dominan cokelat ini jatuh berkali-kali ketika mencoba menyeimbangkan kedua sayapnya. Dan pada akhirnya, ia berhasil!
Sebagai manusia yang hidup dengan ketidaksempurnaan, sepertinya untuk detik ini aku masih dikalahkan hewan berbuku-buku ini. Aku harus belajar darinya tentang perjuangan melawan kekurangan diri dan menjadikannya berbeda dengan yang lain.
Tentang penerimaan, tentang semangat, juga tentang menikmati hidup!
-Diora-
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinopsis
EspiritualBuah dari nikmatnya menyesap pedih, mengecap perih, dan menjerit dalam hati. *Sebuah perenungan* -Diora