Flashback On.
"Next yah." Kata Ferdi sambil melihat hasil jepretannya menunggu model yang lainnya.
Sesi pemotretan kali ini di lakukan di out door oleh Ferdi dan timnya. Membawa beberapa model yang akan menjadi sampul majalah bulan depan.
"Emm, kak habis ini bisa ngomong berdua gak?" Tanya Audi agak gugup.
Ferdi hanya tersenyum melihat Audi lalu menganggukkan kepalanya. Ia menganggap Audi seperti adiknya sendiri. Selama setahunan ini, selama Audi bergabung menjadi model majalah tempat Ferdi bekerja Audi selalu bersikap manja kepada Ferdi. Ferdi sendiri sudah mengatakan kalau ia sudah menganggap Audi seperti adiknya.
"Kenapa, Di?" Tanya Ferdi setelah sesi pemotretan selesai dan hanya ada mereka berdua.
"Kak, boleh gak aku minta hati kakak. Bukan sebagai adik angkat tapi aku mau sebagai kekasih kakak?" Kata Audi yang sudah mempersiapkan kata-kata ini sejak beberapa hari lalu.
"Kamu lucu deh, kamu itu cantik bisa cari lelaki lain yang lebih tampan. Lebih baik kamu cari lelaki lain yang bisa bahagiain kamu. Kalau aku gak bisa jadi kekasih kamu." Tolak Ferdi dengan permintaan Audi.
Audi lalu mengeluarkan sebuah surat dari sebuah rumah sakit khusus kanker di Jakarta. Ia memberikan surat itu kepada Ferdi, Ferdi lalu membacanya. Ia terkejut dengan isi di dalam surat itu.
"Sudah dari awal masuk kuliah aku sakit. Dulu tiba-tiba aku mimisan banyak banget dan pingsan. Aku baru tau kalau aku kena leukimia."
"Aku mutusin berhenti kuliah, aku mau kejar cita-cita aku buat jadi model. Walau hanya sesaat tapi aku mau wajah aku pernah dilihat oleh banyak orang."
"Empat hari yang lalu aku pingsan lagi dan sempet di rawat dirumah sakit. Kata dokter udah stadium lanjut karena memang aku gak mau kemo atau apapun. Bukan aku gak mau bertahan hidup, aku hanya pasrah. Sekuat apa aku bertahan hidup tapi pada akhirnya kita juga akan mengalami kematian."
"Hanya tersisa gak sampai empat bulan lagi hidup aku. Aku mau selama sisa hidup aku, kak Ferdi bisa disamping aku dan menjadi kekasih aku."
"Tapi aku gak bisa Audi, aku udah pun-"
"Kak, tolong dipikirkan ulang lagi. Aku mohon. Gak sampai empat bulan." Perkataan Ferdi dipotong oleh Audi sambil memohon dan menangkupkan telapak tangannya didepan dada.
Ferdi hanya terdiam mendengar perkataan Audi. Disatu sisi ia kasihan dengan Audi tapi di sisi lain sudah ada Garcia yang gak pernah terganti. Beberapa bulan lagi juga ia akan menikah dengan Gracia.
***
Dua hari setelah permintaan Audi tentang menjadi kekasihnya, siang ini tiba-tiba ada sepasang orang tua yang datang menemuinya dan mengajak bicara Ferdi di ruang tertutup yang telah mereka pesan di dekat kantor Ferdi.
"Maaf, mungkin kamu kaget tiba-tiba kami mengajak kamu bertemu." Kata lelaki itu mulai berbicara. "Kami adalah orang tua Audi."
Ferdi hanya tersenyum sopan, karena orang tua Audi tak mengenalkan dirinya dan juga mereka sendiri sudah tahu namanya.
"Audi sakit, penyakitnya semakin parah. Saya.. Saya tau siapa yang disukai Audi selama setahun belakangan ini. Audi suka dengan nak Ferdi. Saya sebagai ibunya Audi memohon agar nak Ferdi mau disamping Audi selama sisa umurnya ini." Ibunya Audi menghela nafasnya yang terasa sesak.
"Saya mohon, saya ingin melihat Audi bahagia, pergi dengan merasa dicintai bukan hanya dengan keluarganya saja. Tapi dengan kamu disampingnya." Kata ibunya Audi memohon pada Ferdi.
"Kalau bisa saya meminta kamu menikahi Audi. Saya tau Audi pasti ingin memakai gaun pengantin dan juga cincin pernikahannya dalam hidupnya." Secara tiba-tiba ayah Audi ikut angkat bicara dan membuat Ferdi kaget bukan kepalang dengan permintaan yang diajukannya.
Bagaimana menikah dengan Audi sedangkan beberapa bulan lagi ia sendiri akan melangsungkan pernikahan dengan Gracia, wanita yang selama ini selalu setia disampingnya. Yang sepuluh tahun bertahta dihatinya. Bagaimana mungkin Gracia bisa terganti.
"Saya gak mungkin, saya sudah memiliki kekasih dan saya su-"
"Saya mohon, saya mohon." Ibunya Audi sudah bersimpuh lutut memohon dan menangis sejadi-jadinya di depan Ferdi membuat Ferdi tak mampu berkata apa-apa lagi.
Ferdi menganggukkan kepalanya karena kasihan dan jadi tak tega jika melihat seorang ibu yang memohon. Melihat Ferdi yang setuju dengan permintaan mereka, ayah Audi membantu istrinya duduk kembali.
"Saya akan menikahi Audi, tapi saya gak ingin pernikahan ini di lakukan secara agama apa lagi secara catatan sipil. Pernikahan ini hanya dibuat agar Audi memakai gaun pengantin dan juga memakai cincin. Kalau kalian mau dengan syarat yang saya berikan, maka kita lakukan. Kalau tidak maka maafkan saya. Bagi saya pernikahan bukan sebuah permainan. Saya ingin menikah secara agama dan catatan sipil dengan kekasih saya." Kata Ferdi panjang lebar.
Persyaratan yang diajukan Ferdi cukup membuat orang tua Audi terperangah. Akhirnya setelah berdiam dan berfikir sejenak ayah Audi angkat bicara. "Baik, pernikahan ini akan berlangsung hanya sebuah pesta tanpa tercatat secara agama maupun sipil. Tapi kami akan mengadakan pesta di sebuah gedung."
"Orang tua dan adik saya akan saya beri tahu tapi saya gak menjamin mereka akan hadir. Keluarga besar saya yang lain dan juga teman-teman saya tidak akan diundang atau datang. Semua ini hanya menjadi rahasia antara saya dan keluarga inti saya. Saya harap anda dan Audi tidak mengundang teman yang mengenal saya." Kata Ferdi yang lalu mengajukan syarat lainnya.
"Baiklah kalau begitu, teman kantor maupun agensi Audi tidak akan ada yang di undang. Kali ini akan dibuat tertutup. Hanya keluarga inti kamu dan keluarga besar dari kami. Hari minggu depan, tepatnya sembilan hari dari sekarang kalian akan mengadakan pesta pernikahan secara keluarga. Saya harap kamu siap." Putus ayah Audi.
"Harap anda mempersiapkan semuanya. Saya hanya datang membawa diri saya. Dan satu hal lagi, cukup Audi yang mengenakan pakaian pengantin. Saya hanya akan memakai kemeja putih dan dasi saja. Gak perlu jas. Dan satu hal lagi, cincin pernikahan hanya Audi saja yang memakainya dan langsung di pakai Audi sendiri, karena saya tidak akan memakaikan cincin itu di jari Audi. Gak perlu membelikan untuk saya karena saya gak akan pernah memakai itu." Kata Ferdi datar. Bagi Ferdi yang berhak memakai cincin dari Ferdi dan dipakaikan cincin oleh Ferdi hanya Gracia. Begitu juga sebaliknya, jari Ferdi hanya akan memakai cincin dari Gracia dan hanya Gracia yg pantas memakaikan cincin untuknya.
"Terima kasih. Terima kasih kamu mau melakukan ini." Kata ibu Audi pelan sambil terus mengusap air matanya yang masih mengalir.
Orang tua Audi sudah cukup bersyukur dengan apa yang mau Ferdi lakukan. Cukup membuat Audi bahagia sebentar saja. Mereka ingin melihat Audi pergi dengan tenang dan bahagia di akhir hidupnya.
Setiap orang tua pasti menginginkan kebahagiaan untuk anaknya walau dengan cara egois dan mengorbankan perasaan orang lain. Seperti yang di lakukan mereka saat ini. Mereka mengorbankan kebahagiaan Ferdi dan kekasihnya demi kebahagiaan Audi.
Hohoho up lg saiya.. Lagi happy karena beberapa hari ini lg iseng ganti cover.. Dan tara jd bagus covernya. Semoga kalian suka.
Vote n komen yah 😃
Tangerang, 7 Agustus 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
TEGA
RomanceTAMAT ~Novel 4~ Tega... Aku tahu dirimu kini telah ada yang memiliki Tapi bagaimanakah dengan diriku Tak mungkin ku sanggup untuk kehilangan dirimu Aku tahu bukan saatnya Tuk mengharap cintamu lagi Tapi bagaimanakah dengan hatiku Tak mungkin ku sang...