Sejak jatuh pingsannya Audi beberapa hari lalu, Audi merasa hidupnya tak akan lama lagi. Ia merasa bersalah dan ingin mengembalikan apa yang bukan menjadi haknya. Ia ingin sebelum kepergiannya, ia melihat Ferdi tersenyum bahagia.
Orang tua Audi juga sudah berusaha mencari tau keberadaan Gracia. Tapi itu bukan lah hal yang mudah.
Hari ini Audi dan orang tuanya berencana menuju ke rumah Gracia. Kondisi Audi sudah gak terlalu mengkhawatirkan seperti beberapa hari lalu. Audi memoles wajah pucatnya agar tersamarkan oleh make up.
Siti berjalan menuju ke pintu utama karena bel berbunyi menandakan ada tamu yang datang.
"Permisi, selamat siang. Apa benar ini rumah Gracia?" Tanya ayah Audi begitu Siti membuka pintu depan.
"Iya benar pak, mau cari siapa yah?" Kata Siti heran padahal jelas-jelas tadi disebutkan Gracia udah pasti cari Gracia lah.
"Bisa kami bertemu dengan Gracia?"
"Maaf Pak, neng Gracia gak ada disini. Neng sudah pergi melanjutkan sekolahnya di luar negri." Jawab Siti.
"Kalau boleh tau, luar negrinya mana yah." Tanya Audi yang kini buka suara.
"Kurang tau mba." Jawab Siti dengan wajah polosnya.
"Dirumah ada ibu atau bapak atau saudara Gracia yang lain?"
"Ada ibu di ruang kerjanya."
"Kalau gitu kami ingin bertemu dengan ibunya Gracia, boleh kami masuk?" Tanya ibu Audi sopan.
"Eh eh maaf. Silahkan masuk, sebentar saya panggilkan ibu." Kata Siti lalu membuka jalan untuk tamu majikannya ini masuk ke ruang tamu.
Siti lalu menghilang memanggil Yeni dan beranjak ke dapur membuat teh dan juga membawa camilan untuk tamu majikannya.
"Maaf anda siapa yah?" Tanya Yeni saat melihat di ruang tamu ada orang yang ia tak kenal tapi mencarinya.
"Perkenalkan saya Dodi dan ini istri saya. Ini anak saya Audi." Kata ayah Audi memperkenalkan diri sambil menyodorkan lengannya untuk memberi salam kepada Yeni.
Tangan ayah Audi terus mengawan tanpa sambutan dari Yeni. Yeni yang mendengar nama Audi langsung mematung, ia seperti merasa kepalanya disiram dengan air dingin.
Kehadiran Siti yang membawa teh dan camilan menginterupsi ketegangan yang tercipta di ruang tamu saat itu. Ayah Audi lalu menarik tangannya kembali setelah yakin Yeni gak akan menerima uluran tangannya.
"Silahkan diminum dan katakan apa yang membuat kalian datang ke rumah saya." Kata Yeni tegas dan dingin.
"Ya terima kasih. Saya hanya ingin menanyakan keberadaan Gracia." Kata ayah Audi.
"Ada urusan apa anak saya dengan anda dan keluarga anda?"
"Kami.. Kami ingin meminta maaf kepada Gracia." Kata ibu Audi pelan.
"Saya rasa anak saya gak mengenal kalian." Kata Yeni datar. Ia kembali teringat kejadian beberapa bulan lalu yang menyebabkan Gracia menangis berhari-hari karena perempuan yang bernama Audi dan akhirnya memutuskan melanjutkan sekolahnya hingga keluar negri.
"Kalaupun kak Gracia gak mengenal kami, tapi kami tau kak Gracia." Kali ini Audi yang berbicara.
Yeni menatap Audi dengan tatapan dinginnya, menatap perempuan yang membuat anak bungsunya menangis.
"Pa, ma. Kali ini biar Audi yang bicara. Papa mama cukup temani Audi aja. Audi gak apa kok." Kata Audi saat dilihat ayahnya akan berbicara lagi kepada Yeni.
"Tante, saya Audi. Saya perempuan yang meminta kak Ferdi menjadi suami sementara saya. Kali ini boleh kah saya bertanya dimana kak Gracia?" Audi menatap Yeni dengan tatapan sendunya.
Yeni menghela nafasnya pelan, ia berusaha mengatur emosinya. "Maaf, jangan cari anak saya lagi. Tolong jangan lukai anak saya berkali-kali."
"Tante, saya cuma mau menjelaskan yang sebenarnya ke kak Gracia. Saya juga mau mengembalikan apa yang sudah saya rebut dari kak Gracia dan kak Ferdi. Saya ingin mengembalikan kak Ferdi kepada kak Gracia, saya ingin mengembalikan kebahagiaan kak Ferdi. Hanya itu." Kata Audi yang mulai menangis lagi.
"Gracia sedang memulihkan luka hatinya, saya harap kamu tidak membuat dia terluka berkali-kali. Lebih baik kamu urus rumah tangga kamu dengan Ferdi, jangan mengurus tentang kebahagiaan atau apapun tentang Gracia." Kata Yeni lelah menghadapi Audi dan keluarganya.
"Tapi tante, saya ingin kak Gracia tau yang sebenarnya tentang semua ini, tentang saya dan kak Ferdi."
"Kalau memang ada yang ingin di sampaikan makan silahkan sampaikan kepada saya. Saya akan menimbang kembali apakah yang kamu sampaikan, baik atau buruk untuk Gracia. Saya yang akan menyampaikan lagi ke Gracia kalau apa yang kamu katakan itu baik."
"Saya hanya gak ingin anak saya terluka berkali-kali karena satu orang yang sama. Saat ini walaupun anak saya belum bisa seceria biasanya paling tidak ia sudah tidak menangisi kejadian kemarin."
"Andai kamu menemui anak saya hanya akan membuka luka lama dan membuat Gracia menangis. Saya tidak mengizinkan lagi Gracia terluka dan menangis karena orang yang sama." Kata Yeni tegas dan kuat dengan pendiriannya.
"Maaf tante tapi saya mau ketemu dan sampaikan semuanya langsung ke kak Gracia. Hanya aku, kak Gracia dan kak Ferdi. Saya mau langsung meluruskan semuanya. Mengembalikan kak Ferdi langsung ke kak Gracia." Kata Audi yang masih juga tetap pada pendiriannya.
"Maaf bagi saya Ferdi bukan barang yang menurut kamu bisa kamu ambil dan kembalikan. Seharusnya sebelum melakukan atau meminta sesuatu kamu pikirkan dari awal. Jangan keadaan sudah begini baru kamu berfikir memperbaiki semuanya. Kekacauan ini gak semudah membalikan telapak tangan. Ini berkaitan dengan manusia yang mempunyai hati, mempunyai perasaan." Kata Yeni sambil memijat kepalanya, ia terlalu lelah mendengarkan omong kosong yang saat ini ia dengar.
"Maafkan saya tante maafkan karena saya semuanya menjadi kacau." Kata Audi yang menangis makin kencang.
"Maaf, saya rasa tidak ada lagi yang ingin anda sampaikan dan tidak ada yang ingin saya beritahu juga. Saya harap anda bisa pulang karena saya ingin beristirahat." Kata Yeni lalu beranjak ke dalam rumah menuju ke kamarnya. Ia merasa kepalanya sakit, ia memilih beristirahat dan gak melanjutkan pekerjaannya lagi.
Ayah Audi sebenarnya menggeram mendengar percakapan Audi dan Yeni tapi ia terus terdiam karena ia menyadari bahwa ini adalah kesalahan mereka. Ia juga gak ingin membuat segalanya makin kacau kalau ia marah atau bertindak diluar batas.
Mereka lalu pergi meninggalkan kediaman Gracia tanpa mendapatkan informasi apapun. Harapan untuk bertemu Gracia sebelum Audi meninggal pun semakin tipis. Mereka berlomba dengan waktu antara kehidupan Audi dan menemukan Gracia.
Tangerang, 9 Agustus 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
TEGA
RomanceTAMAT ~Novel 4~ Tega... Aku tahu dirimu kini telah ada yang memiliki Tapi bagaimanakah dengan diriku Tak mungkin ku sanggup untuk kehilangan dirimu Aku tahu bukan saatnya Tuk mengharap cintamu lagi Tapi bagaimanakah dengan hatiku Tak mungkin ku sang...