Tega 17

193 9 0
                                    

Sejak kejadian pingsannya Audi beberapa hari lalu, keadaan Audi sudah makin memburuk. Audi selama ini terus bertahan sampai ia menemukan Gracia dan menjelaskan semuanya langsung ke Gracia.

Audi berharap setelah mendengar apa yang dikatakan olehnya, Gracia mau memaafkan dirinya dan Ferdi. Audi juga berharap Ferdi dapat bersama Gracia lagi.

Keinginan Audi tak sejalan dengan keadaan tubuhnya. Beberapa hari ini keadaannya semakin parah. Bahkan dokter sudah menyarankan Audi untuk di rawat inap di rumah sakit. Tapi Audi terus bertahan berharap ia mendapat keajaiban dan mengetahui keberadaan Gracia.

"Keadaan kamu makin memburuk, lebih baik kamu dirawat sesuai perkataan dokter." Kata Ferdi yang melihat Audi sudah berbaring lemah di tempat tidurnya.

"Kak, aku berharap masih ada keajaiban untuk bertemu dengan kak Gracia dan menjelaskan semuanya. Kalau di rumah sakit bagaimana aku berusaha mencari kak Gracia." Kata Audi keras kepala.

Ferdi menggaruk kepalanya gusar, ia mulai pusing menghadapi Audi. Masalahnya dengan Gracia belum selesai kini Audi juga keras kepala untuk tidak dirawat di rumah sakit.

"Di, masalah Cia itu urusan aku. Sekarang kamu fokus sama kesembuhan kamu. Andai Cia bisa kembali juga aku pastiin kalau kamu akan menemui dia jadi kamu bisa menjelaskan masalah ini. Aku janji sama kamu."

Mendengar Ferdi berjanji begitu akhirnya Audi menganggukkan kepalanya, "Ya kak. Sekarang Audi setuju dirawat asal kan nanti bila kak Gracia pulang bisa datang menemui aku karena kayanya kondisi aku sekarang ini gak memungkinkan buat nemuin kak Gracia."

Setelah Audi setuju dirawat di rumah sakit, orang tuanya sibuk mengurus segala keperluan yang di butuhkan Audi selama di rumah sakit.

Ferdi masih terus bekerja. Di sela-sela waktu senggangnya ia baru akan menjenguk atau menunggui Audi di rumah sakit. Orang tua Audi tak lagi menuntut banyak dengan Ferdi. Rasa bersalah mereka membuat mereka terlalu malu untuk menuntut ini dan itu kepada Ferdi.

***

Dua minggu Audi di rawat di rumah sakit tapi keadaannya gak lebih baik dari pada saat pertama dibawa ke rumah sakit.

"Kak, boleh gak aku ketemu Nania dan orang tua kamu? Aku rasa aku udah gak kuat lagi." Kata Audi perlahan-lahan diantara napasnya yang sudah tersenggal-senggal walau dengan bantuan selang oksigen di hidungnya.

Ferdi hanya menganggukkan kepalanya, ia gak ingin mengecewakan Audi di akhir hidupnya.

Ferdi.
Nia, tolong kamu datang ke rumah sakit Dharma. Kelas satu nomor 2501 lantai dua. Ajak mama dan papa juga. Tolong datang ini penting.

Nania.
Siapa yang sakit kak?

Ferdi.
Audi. Kamu datang aja dulu sama mama dan papa.

Nania.
Okay.

Ferdi menyudahi berkirim pesannya kepada Nania. Ia percaya Nania pasti akan datang dan membawa kedua orang tuanya.

"Hari ini mama, papa dan Nania datang." Kata Ferdi memberi tahu Audi. Audi hanya menganggukkan kepalanya lemah lalu matanya kembali tertutup, ia kembali beristirahat.

***

Sore ini Nania dan kedua orang tuanya datang ke dalam ruang rawat Audi, orang tua Audi keluar ruangan sesuai permintaan Audi.

Ana hanya terdiam menatap datar Audi di atas ranjang rumah sakit.

"Kenapa kak?" Bisik Nania kepada Ferdi.

"Sakit." Balas Ferdi berbisik.

"Kanker?" Nania berbisik lagi dan hanya dijawab anggukan oleh Ferdi. Nania terkejut begitu mengetahui Audi menderita kanker.

"Tante, om, Nania juga kak Ferdi. Aku hanya ingin meminta maaf... karena keegoisan aku melukai kalian semua.... Sebenarnya aku masih menunggu kak Gracia.... untuk meminta maaf juga tapi... aku udah gak kuat lagi. Aku... harap kalian mau memaafkan aku terutama kak Gracia.... Semoga setelah kepergian aku... kalian bisa lebih berbahagia. Maafkan aku... yang selama beberapa bulan ini menjadi penghalang... kebahagiaan kalian. Maafkan aku.... supaya aku bisa pergi lebih tenang dan bahagia." Kata Audi yang terputus-putus di sela nafasnya yang kini selalu dirasakan sesak.

"Kami sudah memaafkan kamu. Kamu bisa tenang dan bahagia sekarang." Kata Pras bijak.

"Terima kasih." Kata Audi tanpa bersuara hanya dengan gerakan bibirnya lalu tersenyum.

Audi lalu memegang tangan, Nania. Nania lalu mendekatkan telinganya ke mulut Audi.

"Di laci nakas... ada amplop coklat, nanti sebelum pulang tolong ambil... dan berikan kepada kak Gracia... kalau ia sudah pulang..." Bisik Audi amat pelan. Nania hanya menganggukkan kepalanya.

Pegangan tangan Audi ke Nania melemah, matanya perlahan terpejam. Mereka yang ada disana mengira Audi tertidur.

Sebelum pulang Nania mengambil apa yang tadi di pesankan oleh Audi. Sebuah amplop coklat yang harus di serahkan kepada Gracia.

***

Keadaan Audi dalam kondisi sadar adalah saat terakhir saat Nania dan orang tuanya datang. Setelah pegangan tangannya ke Nania melemah, sebenarnya saat itu Audi bukan kembali tertidur tapi ia masuk dalam keadaan kritis dan koma.

Ini adalah hari ke empat Audi kritis dan koma, ia juga sudah dipindahkan ke ruang ICU. Hari ini kondisi Audi juga tak mengalami kemajuan bahkan hari ini kondisi Audi beberapa kali lebih drop dan drop lagi.

Dokter sudah menyerah dengan kondisi Audi dan menyarankan untuk melepas alat penunjang kehidupan di tubuh Audi hanya saja keluarganya masih melarang dan ingin Audi terus bertahan.

Saat jam besuk sudah tiba, Ferdi beserta kedua orang tua Audi masuk ke dalam ruang ICU. Sebenarnya hanya diizinkan dua orang saja yang melihat, bila yg lain ingin melihat harus bergantian namun karena saat ini kondisi Audi tiba-tiba drop maka dokter memperbolehkan mereka masuk.

Dodi memeluk istrinya yang sudah menangis sesenggukan, ia memberi kekuatan ke istrinya itu. Keadaan Audi memang sudah terlalu lemah, ia kini dalam kondisi kritis.

Ferdi mendekatkan dirinya kepada Audi lalu mencium kening Audi, tak terasa dua tetes air matanya mengalir dari sudut matanya. Lalu bibirnya berpindah ke sisi telinga kanan Audi.

"Aku tau kamu udah gak kuat. Lepaskan sekarang agar kamu gak menderita lebih lama lagi. Kami sudah iklas melepas kamu pergi. Semoga kamu damai dan bahagia selalu. Kami akan selalu mencintai dan mengenang kamu." Bisik Ferdi pelan namun sepertinya amat berarti bagi Audi.

Beberapa saat kemudian bisikan Ferdi hanya dijawab mesin yang mendengungkan panjang menandakan Audi telah meninggalkan dunia yang fana ini menuju ke alam yang baru. Mama Audi menangis dan pingsan dalam pelukan papanya.

Terukir senyum di bibir pucat Audi. Ia telah pergi dengan tenang dan bahagia.

***

Pemakaman Audi hanya di hadiri oleh sanak keluarga saja. Dari keluarga Ferdi hanya Nania yang datang.

Setelah pemakaman Ferdi kembali ke rumah orang tua Audi untuk membereskan pakaiannya dibantu Nania, lalu keluar dari rumah itu dan kembali kepada keluarganya. Tugasnya sudah selesai.




Akhirnya......
Isi menurut kalian kata yg pas setelah akhirnya diatas wkwkwk.

Vote n komen yah.

Tangerang, 9 Agustus 2019

TEGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang