SECUIL KISAH

351 66 6
                                    

"Masa nih ya, Yah, Jujun kan lagi wudhu buat sholat dhuha, sarung Jujun diambil sama Mas Muti terus dibawa kabur."

Junseo lagi duduk di teras sama ayahnya. Lagi curhat tentang perjalanan kisahnya hari ini. Eak.

"Kok dibawa lari?" Tanya ayah.

"Di pake ngelap," jawab Junseo agak sedih, "di pojokan kelas kan ada akuarium kecil gitu, ke senggol sama adiknya Mas Muti, aduh aku lupa namanya. Eh, Mas Muti malah ambil sarung Jujun dipake ngelap air yang tumpah."

Jujun cerita sambil bibirnya manyun-manyun.

"Tapi untung ada Mas Wawan," wajahnya kembali cerah, "tadi sarung Jujun dicuci sama dia. Terus Jujun dipinjemin sarungnya. Untung Mas Seunghwan bawa dua sarung."

Ayahnya ngangguk.

"KAKAK! JANGAN SEMBUNYI! AYO SETOR HAPALAN!"

Suara Bunda menggelegar sampai ke teras.

Junseo lari ke dalem.

"Ada apa, Bun?"

Bundanya megang pinggangnya kecapekan. Maklum, perutnya udah mulai besar.

"Itu loh, mas. Adek kamu sembunyi soalnya belum hapal surat Al-Kautsar," Bunda ngejawab sambil nyari ke kolong meja.

"Oyum sembunyi?" Bunda ngangguk.

Junseo senyum nggak jelas terus bisikin bundanya, "Jujun tahu adek sembunyi dimana."

Bunda ngikut aja ke mana langkah Junseo. Junseo berhenti di depan kulkas. Di samping kulkas ada lemari kaca tempat naruh gelas atau piring.

Di antara itulah Doyum sembunyi.

"Ketahuan, kak. Ayo keluar. Hapalan surat lagi sama Bunda. Sini," bunda narik tangan Doyum pelan. Yang ditarik udah mulai berkaca-kaca matanya.

"O-oyum hiks... belum hapal... B-bun... hiks," Doyum nangis.

Bunda senyum terus jongkok sambil ngelus kepala Doyum. "Makanya, yuk hapalan sama Bunda."

"Mas Jujun!" Bunda manggil Junseo, "sini ikut Bunda apalan. Ayah juga, ayo sini."

***

"Umi?"

Seunghwan nyamperin Uminya yang lagi baca Al-Qur'an. Terus duduk di sampingnya sambil nyenderin kepala.

"Anak Umi kenapa?" Tanya Umi Seunghwan sambil nutup Al-Qur'an.

"Sekolah hari ini nggak asik."

"Nggak asik? Kok bisa?"

"Wawan nggak ada temen bercanda."

Uminya senyum ngertiin. Emang anaknya ini susah buat adaptasi. Akrabnya cuma sama anak-anak komplek sini. Padahal udah kelas 2 sd.

"Nanti lama-lama juga bisa akrab kok. Kalo diajakin main ya nggak papa ikut main aja. Tapi jangan main yang jelek. Ya?"

Seunghwan ngangguk lucu.

"Mi?" Seunghwan menengadah, "boleh main ke rumah Yechan?"

***

"WAHAHAHAHAHAHAHA!"

Jinsung lagi.

Kali ini yang dijailin bukan kakaknya. Tapi Sungwon sama Taekhyeon yang lagi main ke situ.

Sungwon yang lagi asik baca buku dongeng bergambar diganggu sama Jinsung.

Tiap buka halaman selanjutnya, pasti halaman yang ada gambarnya ditutupin Jinsung pake segala macem benda yang ada di kamar itu.

Entah mobil-mobilan, boneka bebeknya, atau kadang dia lemparin laba-laba mainan ke buku Sungwon yang berhasil ngebuat anak TK I itu nangis.

Jinsung, yang lebih tua setahun dari mereka dan udah kelas TK II, malah ketawa ngelihat Sungwon nangis.

Taekhyeon nggak terima ngelihat Sungwon dibikin nangis sama bebek jadi-jadian yang satu ini. Akhirnya ia balik ngelempar Jinsung pake uler mainan yang dia temuin di kolong meja belajar Jinsung.

"HUWAA!! MAMI! PAPI! ULEL! ULELLL!"

Jinsung lari ke ruang tamu nyari pertolongan. Sedangkan dua bocah itu ketawa sambil guling-guling di dalem kamar.

***

"Bukan gitu caranya, Chan."

Seunghwan udah di rumah Yechan. Ternyata Yongha juga lagi main ke situ. Sekarang Yongha lagi marahin Yechan yang salah mulu tiap main bekel.

"Gini," Yongha ngerebut bola di tangan Yechan terus mulai main layaknya pemain bekel profesional. Dua bocah di depannya tiba-tiba terserang virus mangapnya Jinsung dan cuma bisa bilang 'Wah' berkali-kali.

"Hebat, 'kan?"

Yechan dan Seunghwan tepuk tangan sambil ngangguk-ngangguk.

Terus Seunghwan ambil alih bolanya. Dengan seribu gaya, dia lempar bola bekelnya ke atas pake jurus seribu bayangan.

Dan...

Pyar.

Tiba-tiba teras rumah Yechan gelap.

-END-

Holaa.
Book yang satu ini update tiap hari.
Oh iya, numpang ngasih pengumuman.

Karantina up nya 2 minggu 3 kali. Karena senin up, jadi up selanjutnya sabtu, terus kamis, terus senin lagi, sabtu lagi, kamis lagi, senin lagi, sabtu lagi, kamis lagi, senin, sabtu, kamis.

Gitu. Wkwk.

Babay.

[1] Ramadhan'19 : PUASA -1THE9- [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang