AKHIRNYA

251 55 0
                                    

Pulang tarawih bapak-bapak mulai nyari lagi, beberapa mobil polisi juga banyak yang parkir di depan rumah keluarga Sungwon.

Sekitar jam sebelas malam, mobil-mobil polisi mulai pergi lagi. Bapak-bapak yang keliling juga udah pulang ke rumah masing-masing.

Karena capek dua hari nangis terus, mama Sungwon tepar dan ketiduran di ruang tamu. Papa Sungwon juga nemenin istrinya tidur di ruang tamu. Tidur tapi nggak tidur. Nggak bisa nyenyak pokoknya.

Gimana bisa nyenyak kalo anaknya diculik dan belum ketemu sampe sekarang?

Jam besar di ruang tamu rumah Sungwon berdentang dua belas kali waktu ada dua laki-laki mencurigakan berdiri di depan pintu rumah no.19.

Bapak-bapak gendut dengan topi mancing warna putihnya lengkap dengan perut buncit yang mencuat dari balik kemeja hawainya itu lagi gendong anak kecil dan dia letakin di depan pintu.

Bapak-bapak jangkung yang satunya celingak-celingak ngelihat keadaan aman atau nggak.

Setelah memastikan keadaan aman terkendali, dua bapak-bapak itu segera lari dari situ dan susah payah manjat gerbang komplek untuk kembali ke mobil hitam yang mereka parkir di pinggir jalan.

Jam setengah empat.

Papa Sungwon yang pertama kali bangun langsung ngajakin istrinya buat sahur. Tapi mereka cuma bisa sahur air putih doang. Nggak nafsu makan.

Habis itu mereka tadarusan sekalian nunggu subuh.

Pas adzan udah berkumandang. Mereka berdua siap-siap ke mushola.

Saat buka pintu, keduanya otomatis kaget ngelihat ada anak kecil tidur ngeringkuk meluk kakinya di bawah kursi teras.

"ALLAHU AKBAR! SUNGWON YA ALLAH NAK!" teriak mamanya histeris.

Mama dan Papa Sungwon langsung meluk anak mereka sambil nangis. Sungwon yang ngerasa napasnya sesak langsung buka mata dan batuk-batuk.

"Uhuk... Mama... Uwon gak bisa napas nih," ucapnya pelan.

"SAYANG, KAMU KE MANA AJA NAK? MAMA BINGUNG NYARIIN KAMU DUA HARI NGGAK PULANG. KAMU NGGAK PAPA?"

Sungwon ngangguk kecil.

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk sholat subuh berjamaah di rumah.

Sehabis sholat subuh, Mama Sungwon bikinin susu anget buat anaknya. Anak kecil gak puasa gapapa, ya.

Setelah minumannya habis, Sungwon minta anter ke kamarnya. Sampai kamar Sungwon langsung narik selimut.

"Mama," panggil Sungwon. Mamanya langsung ngelus-ngelus rambut anaknya.

"Om yang ngajakin Uwon waktu itu baik, loh," Sungwon mulai cerita, "pas sampe sana, Uwon dibikinin susu sama omnya. Telus ada tante-tante yang ngaku-ngaku jadi mamanya Uwon. Tantenya naik kulsi yang bisa jalan sendili kayak keleta. Yang ada lodanya itu loh, Ma..."

"...omnya juga bilang ke Uwon, Uwon disuluh jadi anak meleka cebental. Katanya tantenya lagi cakit. Telus Uwon dibawa kesitu bial tantenya cepet sembuh. Uwon mau aja. Soalnya kan Uwon mau jadi doktel."

Akhirnya Mama Sungwon paham apa yang terjadi.

"Yaudah, kamu lanjutin bobonya. Ini juga dipake," mamanya nempelin pereda demam di dahi Sungwon, "istirahat, ya? Biar demamnya cepet turun."

Sungwon ngangguk dan langsung mejamin mata.

"Papa!" Mama teriak.

Nggak bisa dibiarin. Kasihan, sih, kasihan. Tapi jangan nyulik anak orang juga, dong. Batin Mama Sungwon.

-END-

Akhirnya Uwon ketemu jugaaaaㅠㅠ

Tega amat sii nyulik anak se-kiyowo Uwon.

Okee, see u in the next chapt~

Babay.

[1] Ramadhan'19 : PUASA -1THE9- [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang