2. Secepatnya..

3.9K 303 9
                                    

Alisha sudah berada diasramanya, ia tidak sendiri. Ia bersama temannya -Ziya. Ziya baru saja pulang. Ia baru menyelesaikan pekerjaan yang lain, yang memang harus diselesaikan dalam waktu singkat ini.

"Halaqohnya tadi gimana?" Tanya Ziya, gadis itu tengah memainkan ponselnya.

Alisha yang tengah sibuk melipat bajunya mulai mendongak, menoleh kearah Ziya, "Tadi, cuma perkenalan doang. Besok udah mulai efektif. Jadi, wajib hadir semuanya." Jelasnya. Ziya mengangguk mengerti.

"Ini, aku udah masukin kamu ke grup Halaqohnya Ustadz Naufal, ya. Disitu, ada Ustadz Naufalnya juga."

Alisha mengangguk, "Nanti, aku cek."

"Besok kamu halaqoh kan?" Tanya Alisha.

Ziya terdiam, ia seperti tengah berpikir.

"Besok jadwal aku liqo, Sha."

Kening Alisha mengeryit, "Bukannya kemarin lusa udah, ya?"

Ziya mengangguk, "Itu juga kumpulan biasa, bahas soal Rihlah gitu buat bulan depan."

Alisha menghela nafas, "Masa aku sendiri lagi."

Ziya terkekeh, "Kan masih ada yang lain."

"Aku kan belum pada kenal sama mereka. Masih canggung gitu.."

"Nanti juga biasa."

***

Pagi ini, Alisha sudah berada di Mesjid, untuk halaqoh. Ia sendiri. Didepannya sudah ada Ustadz Naufal yang sedang melaksanakan sholat dhuha.

Tadi malam. Ia mendapat pesan grup dari teman-teman halaqohnya. Dan mereka mereka mengatakan, jika hari ini tidak bisa ikut halaqoh, dikarnakan ada acara Posyandu. Ditambah, Ziya juga tidak bisa, karna gadis itu ada jadwal Liqo. Pada akhirnya. Dia hanya sendiri disini.

Sebenarnya, Alisha merasa kesal terhadap teman-temannya itu. Tapi, ya mau bagaimana lagi. Mereka juga punya kesibukan masing-masing.

***

Terlihat, Naufal sudah selesai sholat. Pria itu membenarkan posisi duduknya. Menghadap ke Alisha. Posisi mereka menjadi berhadap-hadapan. Namun dengan jarak yang sedikit renggang.

"Yang lain, ada kegiatan, ya?" Tanya Naufal lembut.

Alisha mengangguk. Kalau boleh jujur, sebenarnya ia juga memilih untuk kembali ke asrama. Suasana sekarang, benar-benar membuat dirinya merasa canggung.

"Kita berdoa, dulu."

Keduanya selesai membaca doa belajar. Naufal langsung menyuruh Alisha membuka Qur'annya. Halaqoh pagi ini pun dimulai, dengan Naufal men-talaqqi beberapa surat.

"Kalau besok sudah hafal. Antum bisa langsung setor ke ana, ya." Ucap Naufal. Pria itu baru saja selesai mentalaqqi dari Q.S. An-Nas sampai Q.S Al-Asr.

Alisha mengangguk mengerti, sebenarnya kalau sampai Q.S. Al-Asr sudah hafal. Hanya saja, ia masih belum fasih dalam pembacaan makhraj-makhrajnya.

***

Lima hari berlalu.

Selama lima hari itu pula, ia halaqoh sendiri. Semua teman-temannya mendadak slalu ada acara. Seperti sekarang ini, Ziya yang tiba-tiba izin karna ada acara mendadak. Sementara, keempat temannya yang lain, mereka sedang rapat Posyandu, membahas perihal Rihlah Akbar dari posyandu.

Dan itu benar-benar membuat Alisha sedikit kesal terhadap mereka. Kenapa mereka slalu ada saja halangan untuk tidak bisa halaqoh?

Pagi ini, Alisha sudah berada dalam Mesjid. Bukannya menghafal atau setoran. Gadis ini malah bercerita perihal komunikasi dirinya dan temannya terhadap Ustadz Naufal.

Halaqoh Cinta [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang