Tujuh bulan kemudian.
Acara syukuran tujuh bulanan ini berjalan dengan lancar. Acara yang memang sengaja diadakan dirumah Aisyah -Umi Naufal.
Semua keluarga dari pihak Naufal maupun Alisha tampak hadir. Mereka benar-benar bahagia. Tidak sabar menantikan kehadiran sikecil mungil itu.
Bahkan Fildza, kakak kandung Naufal pun datang. Naufal, pria itu memang memiliki saudara kandung. Fildza memilih ikut dan tinggal bersama suaminya di Yogyakarta.
Saat pernikahan Alisha dan Naufal, ia memang tidak bisa hadir. Mengingat Adi -Suaminya sedang ada urusan ke luar kota.
Bukan hanya keluarga, bahkan semua teman-temannya pun ikut serta dalam acara syukuran ini.
***
Alisha bersyukur, selama usia kehamilannya sampai tujuh bulan ini. Ia tidak begitu merepotkan sang suami. Seperti mengidam yang aneh-aneh. Hanya saja. Selama tujuh bulan ini, Alisha benar-benar merasa ingin selalu berada didekat Naufal. Alisha begitu manja. Ditambah, hatinya yang mudah sensitif.
Saat kehamilannya menginjak usia empat bulan. Naufal mendadak melarang Alisha agar untuk berhenti sementara dalam mengajar halaqohnya. Meski saat itu ia menolak. Namun, Naufal tetaplah Naufal. Pria itu tetap bersikeras, menyuruhnya untuk tetap diam dirumah. Dengan alasan, "Kamu harus jaga kandungan kamu baik-baik."
***
Kini, Alisha tengah berkumpul dengan semua teman-temannya, Bella dan teman halaqohnya. Mereka terlihat asik berbincang-bincang disertai dengan kekehan-kekehan kecil.
Perihal Bella, wanita itu juga sama. Tengah mengandung, usia kehamilannya sudah menginjak lima bulan.
Ziya, tanpa disangka. Wanita itu ternyata sudah ada yang mengkhitbahnya. Namun sampai sekarang, Ziya masih belum memberi tahu siapa yang akan menjadi calon imamnya.
"Biar waktu yang menjawabnya." Mereka sempat kesal, saat ia bertanya dengan serius, tentang siapa calonnya. Dengan mudahnya Ziya malah mengatakan hal itu.
Ah, tapi. Mereka juga tidak memaksa. Doakan saja yang terbaik untuk mereka.
"Ngga mau tau, ya. Pokoknya, kamu harus ngundang kami." Tegas Wirda.
"Kalau ngga, kamu dipecat nanti dari halaqohnya Ustadz Naufal." Ancam Dianty.
Semua tertawa kecuali Dianty, saat mendengar ancaman Dianty terhadap Ziya yang menurutnya itu.. Lucu.
"Siapapun calonnya, aku slalu doakan yang terbaik." Ucap Salsha tersenyum.
"Semoga, kita tetap istiqomah dalam kebersamaan ini." Ucapan Adibah membuat semuanya merasa terharu. Terutama Bella. Meski dirinya tidak satu halaqoh dengan mereka. Namun ia sangat bersyukur, dikelilingi orang-orang yang saling menyayangi, saling mensupport seperti mereka.
Bella benar-benar bersyukur.
Sampai akhirnya, mereka bertujuh berpelukan, seolah mereka enggan untuk berpisah.
***
Alisha memasuki kamar. Maksudnya, kamar Naufal yang berada dirumah Aisyah. Kamar Naufal, kamar dirinya juga, kan?
Tadi, ia sempat izin ke kamar terhadap teman-temannya.
Dibukanya pintu kamar. Ia sedikit terkejut, mendapati seseorang didalam sana. Seseorang itu tengah duduk diatas kasur sembari memainkan ponselnya.
"Kamu disini?" Tanya Alisha. Langkahnya mendadak terhenti, ia berdiri diambang pintu.
Seseorang itu -Naufal hanya tersenyum mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halaqoh Cinta [Selesai]
FanfictionAlisha Zahra Al-Fakhri. Gadis yang berasal dari keluarga sederhana ini bisa dibilang gadis yang beruntung. Ia bisa masuk dan berusaha untuk mengabdi di Pondok Pesantren yang terkenal di Jakarta. Namun, tak disangka gadis ini malah terjebak dengan pe...