11. Malaikat Kecil?

3.4K 284 8
                                    

"Ana Uhibbuki Fillah."

Ucapan lembut yang terlontar dari bibir pria ini membuat wanita ini merasakan kehangatan.

Pria itu mengatakannya dengan.. Tulus.

"Terimakasih.."

Setelahnya, mereka mulai menandatangani beberapa berkas penting, juga dibuku nikahnya.
Keduanya tersenyum, sama-sama memegang buku nikahnya. Tersenyum kearah kamera, saat salah satu photografer itu menyuruhnya untuk berfoto.

Semuanya sudah selesai. Keduanya dipersilahkan untuk duduk. Menit kemudian, mereka mulai menyalami beberapa tamu undangan. Keduanya hanya tersenyum, saat mereka mengucapkan selamat, juga do'a-do'a lainnya yang mereka panjatkan untuk pasangan baru ini.

"Bella, sama temen-temen halaqoh yang lainnya belum kesini?" Naufal, pria itu bertanya terhadap Alisha. Wanita yang sudah menjadi istri sahnya. Keduanya, sudah kembali duduk dikursi pengantin.

Alisha, wanita itu menoleh. Ia menggeleng, "Bella lagi pulang, nanti sore kesini. Temen-temen yang lain kan lagi ngisi acara Kajian Akbar itu, yang di Jakarta Pusat. Mungkin nanti siang mereka pulang." Jelasnya.

Bella, gadis itu memang sedang pulang. Ia tengah menengok calon mertuanya yang sedang sakit. Teman-teman halaqohnya, sedang mengikuti kegiatan Kajian Akbar yang diadakan di Jakarta Pusat.

Naufal hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, pertanda mengerti.

"Terimakasih, ya." Ucap Naufal lembut. Alisha tidak mengerti, maksudnya?

"Kenapa?"

"Terimakasih, udah milih aku. Buat jadi pendamping kamu." Alisha tersipu, ia mengangguk malu sembari terus menatap wajah tampan Naufal. Ia masih tidak menyangka, bisa menjadi seorang istri dari Naufal yang bernotabe seorang hafidz.

Alisha buru-buru memutuskan kontak mata itu, sebelum hatinya kembali berdebar-debar tak karuan. Tanpa sengaja, kedua matanya menangkap seorang pria yang tengah berjalan diujung sana. Seseorang itu memakai pakaian jubah merah maroonnya. Sepertinya ia baru saja memasuki gedung ini.

Terlihat, pria itu berjalan dengan langkah santai, namun dengan raut wajah yang.. Datar. Seolah, pria ini seperti datang dengan niat terpaksa. Namun, Alisha tidak menyadari hal itu, pikirannya terlalu sibuk. Bukan kah, pria itu akan pulang lusa? Lalu, kenapa pria itu sekarang sudah ada disini?

Semalam, keduanya saling berkomunikasi melalui telepon selulernya. Alisha juga memberitahukan pria itu jika dirinya akan menikah dihari ini. Alisha menyuruh pria itu agar datang ke pernikahannya.

"Kok nikah, si? Dadakan banget."

"Aku pulang lusa. Lagian, kalau aku pulang sekarang juga, males. Males datang."

"Jadi males ketemu kamu."

"Tau gitu, dulu aku gausah bilang mau khitbah kamu."

"Kalau akhirnya kamu malah nikah sama yang lain."

"Males pokoknya. Aku mau tidur."

Alisha masih ingat dengan jelas percakapan dirinya dan pria itu tadi malam melalui via telepon. Alisha juga masih ingat nada bicara pria itu. Nada bicara yang terdengar..

Judes. Jutek.

Dan itu berawal dari saat dirinya mengatakan jika dirinya akan menikah.
Dan wanita ini juga baru menyadari akan raut wajah pria itu. Wajah yang.. Begitu datar, tanpa ekspresi.

"Iqqi.." Gumam Alisha pelan. Pria yang diketahui bernama Iqqi itu kini sudah berada didepan Alisha, jarak keduanya benar-benar begitu dekat.

Iqqi, pria yang sudah hampir tiga tahun tidak bertemu. Selepas lulus MTS dulu, pria ini memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di Turqi. Dan ini, kali pertama dirinya kembali bertemu.

Halaqoh Cinta [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang