Matahari redup di atas langit, awan abu-abu kehitaman menggelayut. Sisa embun pagi masih terlihat, musim panas belum benar-benar tiba. Namun, sepertinya hujan tidak terlalu sering lagi. Seorang wanita cantik berhijab keluar rumah yang megah memakai sweater tebal dengan tudung di kepalanya. Hari itu dia tidak diantar ke sekolah oleh Abinya karena beliau sedang ada tugas kantor di luar kota. Dan Pak Zainal, supir pribadi keluarganya juga ikut Abinya ke luar kota. Sehingga hari itu dia harus berangkat sekolah bareng Zakky sepupunya. Di depan rumahnya sudah ada Zakky yang menjemputnya. "Ayo Ra!" ajak Zakky.
"Iya Kak!" jawab Azra mengiyakan. "Umi, Azra berangkat ya! Assalamualaikum," pamit Azra seraya mencium punggung telapak tangan Uminya.
"Iya Te, Zakky pamit, Assalamualaikum," pamit Zakky seraya mencium punggung telapak tangan Tantenya.
"Iya sayang, hati-hati bawa motornya Zak! Jangan kenceng-kenceng, adikmu itu takut banget, lagian itu bahaya banget!" nasihat Umi.
"Iya Te, tenang aja selagi Azra ada di dekat Zakky Azra nggak bakal kenapa-napa," ujar Zakky meyakinkan Tantenya. "Kami berangkat Te!" pamitnya kemudian berlalu meninggalkan halaman.
(Afischa Azra Alhafizah)
Di perjalanan yang lumayan panjang Zakky melantunkan shalawat-shalawat yang begitu merdu, saudara sepupunya Azra yang satu ini memang benar-benar taat dengan agama, dan merupakan salah satu siswa yang cukup terkenal di sekolahnya. Banyak kaum hawa yang mengaguminya karena sikapnya yang ramah dan sopan, tidak hanya itu Zakky juga memiliki wajah yang tampan dan pintar.
Azra menikmati nada-nada indah itu dan mengiringi Zakky melantunkan shalawat seraya meresapi makna yang terkandung di dalamnya, tapi dari lantunan suara yang keluar dari bibir Zakky itu Azra menemukan luka yang sangat mendalam, seakan mengumumkan perasaan rindu yang tak tersampaikan. Azra pun terdiam, otaknya berpikir keras. "Apa yang sedang Kak Zakky pikirkan? Mengapa nadanya begitu mendalam? Apakah dia sedang memiliki masalah?" tanya Azra dalam hati."Eh, Ra. Kok berhenti shalawatannya?" tanya Zakky.
"Nggak apa-apa kok Kak, Aku merasa suaraku serak, mungkin butuh minum deh," jawab Azra berbohong.
"Oh... Iya, iya. Yaudah kita berhenti dulu, biar kamu bisa minum," ujar Zakky.
"Nggak usah kok Kak, lagian bentar lagi kita nyampe kok!" tolak Azra dengan halus.
"Yaudah kalo begitu," ujar Zakky.
Beberapa menit kemudian mereka pun sampai di depan gerbang sekolah mereka, Zakky mengarahkan motornya ke area parkir siswa. "Makasih Kak," ujar Azra.
"Haha.... Sama-sama Ra, lagian emang udah jadi tugasku sebagai keluargamu untuk membantumu," ujar Zakky.
"Yaudah Azra ke kelas dulu ya Kak, pulang nanti Azra nebeng lagi ya!" pinta Azra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Ayat Cinta Azra
Fiksi RemajaPerjalanan hidup seorang hafidzah yang dilema dalam menentukan pilihan hatinya. Lamaran dari dua insan terbaik dari Allah membuatnya begitu bingung. Antara Azmi Seorang hafidz yang sukses dalam berbisnis dan Zakky sepupunya yang juga merupakan seora...