Belajar Melupakan

415 30 2
                                    

Azra bertekad untuk tidak pernah lagi memikirkan apapun tentang Azmi. Dia harus benar-benar melupakan semuanya. Azmi bukanlah orang yang harus dirinya cintai, tapi Allah lah yang berhak atas cintanya, dia tak ingin membuat Allah cemburu lagi kepadanya.

Azra berjalan menyusuri rak buku di perpustakaan pribadinya, ruangan yang luasnya 10x10 meter dengan 5 rak buku yang terdiri dari 6 tingkat berisi ribuan buku dengan berbagai jenis mulai dari ilmu pengetahuan, sastra lama, komik, novel, dan buku-buku lainnya.

Azra sangat menyayangi buku-bukunya, hingga setiap buku yang ada di perpustakaannya itu tidak ada satu pun yang tidak disampulnya dengan plastik mika. Azra mengambil beberapa buku secara acak, salah satu buku yang ia ambil ternyata buku 'Muhammad Al-Fatih 1453' Karya Ust. Felix Y. Siauw.

Dibacanya buku itu kisah tentang panglima terbaik yang telah Rasulullah SAW. ramalkan siapa lagi kalau bukan Sultan Mehmed II, Muhammad Al-Fatih. Seorang Sultan muda yang begitu berani dan gagah yang mampu menakhlukkan konstantinopel di usianya yang baru menginjak 21 tahun. Membuat Azra begitu kagum dengan perjuangan para pemimpin-pemimpin pada zaman dahulu.

Azra begitu menikmati waktu membacanya hingga suara adzan ashar berkumandang "Allahuakbar... Allahuakbar...."

"Ya Rahmaan.... Udah ashar aja, buku ini benar-benar telah menyihirku, sehingga aku lupa waktu," gumam Azra. "Masih adakah pemimpin seperti Muhammad Al-Fatih?" lirih Azra dalam hati.

Disusunnya kembali buku-buku yang telah diambilnya tadi ke tempat semula. Kemudian ia berjalan keluar manuju kamarnya, segera mungkin Azra ke kamar mandi yang berada di kamarnya langsung mangambil air wudlhu dan mengerjakan shalat ashar empat rakaat ditambah dengan dua rakaat shalat rawatib qabliyah.

Azra memuraja'ah hafalannya, kali ini ia mulai memuraja'ah Surah Al-Fath begitu merdu membuar siapa saj yang mendengarkannya pasti ikut terbawa arus lantunan ayat-ayat itu. Azra menangis saat dirinya membaca ayat "wa yu'azzibal-munaafiqiina wal-munaafiqaati wal-musyrukiina wal-musyrikaatizh-zhaaannina billahi zhannas-sauu', 'alaihim daaa 'iratus-sauu', wa ghadhiballahu 'alaihim wala'anahum wa a'adda lahu, jahannam, wa saaa'at mashiira" Azra menangis tersedu-sedu hingga tak mampu meneruskan bacaannya. Ia teringat akan semua dosa yang telah ia lakukan.

Arti dari ayat yang ia bacakan begitu menampar dirinya 'Dan Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, dan (juga) orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (azab) yang buruk, dan Allah murka kepada mereka dan mengutuk mereka, serta menyediakan Neraka Jahanam bagi mereka. Dan (Neraka Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali'

"Ya Allah.... Apakah aku termasuk diantara mereka? Jika iya maka maafkan aku Ya Allah dan kembalikan aku ke jalan-Mu" lirih Azra.

***

Azmi melepas sepatunya dan melangkah masuk. Ruangan itu terasa begitu dingin karena suhu kira-kira 16⸰C. Nampak AC diatas dinding ruangan itu di atas jendela dekat sofa panjang biru tua. Pandangannya tertuju pada sebuah foto di atas meja, foto seorang wanita bermata hitam lebar dan hidung yang macung, sangat cantik. Ditambah balutan hijab berwarna dusty pink membuat wanita itu terlihat tambah cantik. Siapakah wanita itu? Ia adalah wanita yang selalu mengusik pikiran Azmi.

Dia Afischa Azra. Seorang hafidzah yang merupakan siswi teladan di sekolahnya, foto itu ia ambil saat merka latihan duet bersama, yang pasti tanpa sepengetahuan wanita itu. "Maafkan aku Ra, aku mengambil fotomu tanpa izin denganmu dahulu," lirih Azmi.

"Aku sebenarnya heran denganmu Ra, apa salahku sehingga akhir-akhir ini kamu selalu menghindariku? Aku mohon padamu jelaskan semuanya kepadaku, agar aku tidak bingung seperti ini. Aku tahu aku memang tidak pantas bagimu, karena kita begitu berbeda. Tapi setidaknya kamu bisa menerimaku sebagai sahabatmu. Azra andai kamu tahu bagaimana perasaanku kepadamu, kamu pasti tidak akan pernah menyangka bahwa cinta itu segila ini! Aku benar-benar sudah gila karenamu."

Lantunan Ayat Cinta AzraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang