Kenyataan Terpahit

141 16 18
                                    

2 TAHUN KEMUDIAN

Senja di ujung kota itu melukiskan sinar oranye, begitu indah membuat setiap mata yang memandangnya jadi terpanah. Sungguh begitu sempurnanya ciptaan Tuhan, sehingga tidak ada satu pun seniman yang dapat meniru indahnya lukisan-Nya. Zakky berjalan menyusuri taman kota, pandangannya kosong, ia terlihat bingung bagaimana caranya agar ia bisa menutupi semuanya kepada Azra, tentang siapa dirinya yang sebenarnya? Zakky khawatir karena keinginannya untuk memiliki Azra malah menjadi celah untuknya membuka semua rahasia yang ia simpan selama ini "Ya Allah apa yang harus aku lakukan? Aku bingung harus bagaimana lagi? Apakah aku sanggung menutupi rahasia ini sampai tante dan om menjelaskannya sendiri kepada Azra."

"Rahasia apa kak?"

Zakky kaget melihat ternyata sudah ada Azra disisinya. Wajahnya seketika menjadi pucat, ia terdiam tak mampu mengeluarkan satu katapun.

"Rahasia apa kak Zakky?" ulang Azra.

Zakky masih terdiam, ia benar-benar bingung harus jawab apa. "Ra..."

"Kak Zakky jelaskan ke Azra, rahasia apa yang kak Zakky, Umi dan Abi ketahui? Sampai Azra nggak boleh mengetahui hal itu?"

"Bukan apa-apa kok Ra....," ujar Zakky berbohong.

"Bukan apa-apa gimana? Kalau tidak penting pasti Kak Zakky tidak perlu repot-repot nyembunyiin semuanya ke Azra. Kak Zakky tolong, Bersumpahlah untuk tidak berbohong!!! Jelaskan semuanya ke Azra. Azra mohon kak." Isak Azra.

"Maaf Ra, kakak nggak bisa jelasin semuanya ke Azra. Tolong jangan paksa kakak untuk mengkhianati amanah om dan tante," pinta Zakky.

"Okay kalau kakak nggak mau kasih tau Azra, Azra akan tanya sendiri ke Umi dan Abi. Apa yang sebenarnya kalian sembunyikan dari Azra," tantang Azra seraya pergi meninggalkan Zakky.

Kaki Zakky lemas, ia terduduk lemah. "Apa yang harus aku lakukan?" Sementara Azra telah menjauh dari pandangannya. Zakky berlari mengejarnya. "Azra!!!" Pekiknya. Azra mempercepat langkahnya tanpa mempedulikan Zakky yang berteriak memanggil namanya. Zakky berlari mengejarkan, saat dirinya sudah mulai menggapai Azra ia tarik tangan Azra. "Maafkan kakak Ra.... Maafkan kakak" isaknya. "Jangan pergi meninggalkan kakak. Kakak mohon.... Kakak tak sanggup kehilangan Azra. Karena kakak mencintai Azra. Iya aku mencintaimu Azra. Bukan sebagai sepupumu tapi aku mencintaimu sebagai seorang perempuan."

Azra melepaskan lengannya dari tangan Zakky "Astaghfirullahal 'adzim..... Maksud kakak apa? Kakak sudah gila? Hahhh!!! Kakak itu sepupu Azra, Ayah kakak dan Abi Azra saudara kandung kak. Adat keluarga kita menentang itu, mana mungkin kita menikah. Mana boleh kakak mencintaiku sebagai seorang wanita!!!" bentak Azra.

"Maafkan kakak Ra kakak menyembunyikan semuanya dari Azra, malam nanti kakak akan jelaskan semuanya ke Azra. Sekarang Azra pulang, istirahat, tenangka pikiran Azra. Ayo! Kakak antar pulang!" pinta Zakky.

"Nggak. Azra bisa pulang sendiri. Sekarang tinggalin Azra, biarkan Azra berpikir dengan tenang," pinta Azra.

Pikiran Azra kalang kabut "Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang mereka sembunyikan dari Azra? Dan mengapa kak Zakky mencintaiku? Kenapa harus kak Zakky...." Azra terduduk lemas.

"Saat aku sudah mulai melupakan rasa itu, mengapa kak Zakky malah mengungkapkannya. Mengapa aku harus tahu bahwa kak Zakky juga menyukaiku.... Mengapa kak Zakky harus jadi sepupuku.... Mengapa semua ini sangat rumit...." Azra terisak tanpa mempedulikan orang yang berjalan lalu lalang di sekelilingnya.

Azmi yang sejak tadi melihat kejadian itu mendekat ke arah Azra. "Azra..." panggilnya.

Azra menoleh ke arahnya seraya menghapuskan air matanya. "Eh Azmi," jawabnya.

Lantunan Ayat Cinta AzraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang