"Lisa, sini! "
Lisa menghampiri tempat dimana temannya itu berada.
Menarik salah satu kursi yang masih kosong dan menduduki nya.
"Maaf, aku terlambat"
"Ya ya, kau memang terlambat"
Lisa hanya merotasikan kedua mata nya. Menatap sekeliling kafe yang sudah menjadi langganan nya itu.
"Emm Rene, kenapa kafe nya terlihat sepi daripada biasanya? "
"Kau tak tau? sebenarnya kafe ini telah di pesan"
"Lalu kenapa kau mengajak ku bertemu disini? "
"Hanya ingin"
Celetukan seorang Irene Nathalira itu membuat Lisa mendengus kesal. Untung saja sahabat.
"Kita hanya berdua? "
Irene menggelengkan kepala nya sambil memainkan ponsel.
Lisa bosan. Daritadi hanya berdiam diri menatap Irene yang bermain ponsel. Untuk apa Irene mengajak nya bertemu kalau saja cuma di diamkan seperti ini?.
Ini sudah terhitung 1 jam. Bahkan Lisa melihat kafe ini telah di dekorasi.
Namun kenapa mereka berdua tak disuruh pergi?
Irene berdiri sontak membuat Lisa juga ikut berdiri.
"Kau mau kemana? "
"Kau duduk lah aku akan kembali lagi"
Hfft. Lisa menuruti perkataan Irene. Kembali duduk dan menatap sekeliling.
Biasanya kalo bosan gini ia akan bermain game online di hp. Tapi tak tau kenapa ia malah membiarkan kebosanan nya.
Kling
Pintu kafe terbuka, Lisa menoleh ke asal suara.
Bukan. Bukan Irene yang datang. Namun pria gila itu lagi. Taehyung.
Taehyung berjalan menghampiri nya sembari membawa sebucket bunga di tangannya.
Ia memakai setelan jaz yang membuat nya tampak mempesona. Bahkan Lisa masih menatap nya.
Taehyung mengulurkan tangannya, Lisa menyambut nya tanpa sadar. Mengikuti Taehyung berjalan ke depan. Dimana terdapat rangkain rangkaian bunga yang indah.
Taehyung berjongkok memberikan se bucket bunga nya pada Lisa. Dan mengambil sesuatu yang berada di sakunya.
Cincin. Ya itu cincin. Lisa masih tak mengerti dengan apa yang terjadi. Ini sudah hari ke 6 mereka bertemu.
Hingga Taehyung berdiri dan membisikkan suatu kata tapi pencahayaan nya terlihat seperti mereka tengah berciuman.
"kau tak bisa menolak ku lagi, disini ada teman dan keluarga kita"
'sial aku tak bisa berbuat apa apa'
"Menikah lah dengan ku, Lis"
Lisa hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia tak mampu melontarkan sepatah kata.
Taehyung menyematkan cincin sederhana namun elegan itu ke jari Lisa. Nampak terlihat sangat pas dan cantik.
Seketika suasana menjadi ramai. Mereka pada berhamburan ke Lisa. Semua nya berkumpul. Benar apa kata Taehyung.
"Selamat nak, bunda sangat bahagia" Terlihat senyuman bahagia bunda nya terpancar membuat Lisa tak tega jika memang harus menolak ini.
"Ku kira kau tak laku Lis" huh June lagi June lagi. Lihatlah wajahnya itu pengen sekali Lisa tampol.
"Kau meremehkan ku bodoh"
"Wahh sahabat kita mau menikah, Lihat Jen kapan kekasih mu itu akan melamar mu seperti ini? "
Lisa memandang Irene dengan tatapan kesalnya. Jadi ini salah satu bagian dari rencana juga? ckck.
"Diamlah! aku sedang tak ingin membicarakan nya"
"Kenapa? bertengkar lagi? " Jennie memilih untuk tak menjawab pertanyaan Irene. Dia menghampiri Lisa sembari tersenyum.
"Selamat" Jennie memeluk Lisa. Menumpahkan air mata bahagia nya.
Lisa yang tau pun hanya mengelus kepala sahabat nya itu. Ah ternyata mereka semua merasa bahagia.
——————————————————
"Kenapa kita berada disini? "
Ah iya. Sekarang Taehyung dan Lisa tengah berada di taman. Ntahlah apa yang akan dibicarakan oleh pria itu.
"Mengenai pernikahan kita-"
"-aku akan menceraikan mu setelah satu tahun"
Lisa hanya ber oh ria. Tak masalah bagi Lisa.
"Aku hanya tak ingin dijodohkan"
Jadi ini alasan seorang Taehyung Aldebaran mengajak nya untuk menikah? dasar.
"Tapi aku mengajukan beberapa hal"
Taehyung menoleh menatap Lisa.
"Katakan"
Lisa menghela nafas sebentar. Ia tak mau jika nanti perkataan nya malah menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah [Taelice]
Teen Fiction'kau tak bisa menolak ku lagi, disini ada teman dan keluarga kita' 'Dasar gila!' 'Maaf aku.... tak bisa' 'Apa kau tak punya perasaan?!'