👉😌👈 Masih dengan bulbul
disini👉😌👈Jangan pernah bosen baca p-pwiseu (o^∀^o)
Vote and komen nya ku tunggu (•ө•)♡
Hihihi udah chapter 7 aja sik aku ga kerasa loh😤🙏
♡♡Happy Reading♡♡
————— 🍷 —————
"jadi kalian memutuskan untuk pindah rumah? "
Taehyung menganggukkan kepala nya. Menatap Lisa sebentar lalu kembali menatap Bunda.
"iya bun, aku bakal bawa Lisa kerumah yang udah aku beli"
"Jadi kapan kita pindah? "
"Habis ini tapi nunggu papa dulu, mau pamitan""Lalu barang barang ku? "
"Sudah di bereskan"
Bunda membuka laci, mengambil sebuah kado yang sudah di bungkus rapi. Menghampiri Lisa dan memberikan nya.
"Nanti buka setelah sampai dirumah baru"
Lisa mengangguk. Mengambil benda pipih di meja dan memainkan nya. Ah iya mereka sekarang berada di ruang keluarga.
Taehyung juga sibuk dengan ponsel nya jadi Lisa memutuskan untuk membuka media sosial nya.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka. Lisa langsung menoleh. Ternyata papa nya sudah pulang.
"Papa!"
Lisa berlari menghampiri sang papa. Memeluk begitu erat seperti tak ingin melepaskan nya.
"Kemana Kris dan June"
"Ah mereka berada di rumah Jennie"
Lisa mengernyit, tumben tumbenan mereka bertiga datang ke rumah teman nya.
"Kenapa? "
"Apa kau tak tau? Kris kan dijodohkan dengan Jennie"
Lisa membulatkan mata nya. Menatap papa dengan pandangan tak percaya. Reflek ia membekap mulut nya.
bunda tepat berdiri di hadapan papa. Menggandeng nya menuju ruang keluarga.
"Emm, pa kita pamit pergi"
Mereka mengangguk. Taehyung berdiri menghampiri Lisa dan menuntunnya keluar.
Hingga sampai di depan mobil. Taehyung membukakan pintu nya.
"Kau tak ingin masuk? "
Lagi lagi suara bariton itu mengejutkan nya. Lisa langsung masuk ke dalam mobil. Begitupun dengan Taehyung.
Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Walaupun keadaan hening setidaknya ada musik yang menemani.
Sampai mereka di pekarangan rumah yang menurut Lisa err-- sangat besar dan mewah.
Perlahan Lisa keluar dari mobil. Menatap rumah dan sekeliling nya. Tak peduli dengan Taehyung yang sibuk memindahkan barang barang mereka.
Membuka pintu utama rumah. Lisa menyusuri setiap bagian hingga sampai di dapur.
Lisa menjadi lapar. Membuka kulkas dan ternyata sudah berisi. Ia mengambil beberapa camilan. Membawa nya ke ruang tengah.
"Taehyung, dimana kamarku? "
"Lantai dua pintu warna putih"
Kenapa dia? nada bicara nya dingin sekali. Bahkan wajah nya terlampau datar. Lisa tak mau memikirkan nya. Lebih baik ia segera pergi ke kamar.
——————————————————
Lisa menyiapkan makan malam untuk diri nya dan Taehyung. Malam ini ia hanya memasak tumis kangkung sama jamur crispy.
Menata nya di atas meja makan. Menyiapkan yang lain nya. Dan menunggu Taehyung ke bawah.
Sudah beberapa menit ia menunggu. Namun tak ada tanda tanda Taehyung mau turun.
Lisa menghampiri Taehyung di kamar nya. Membuka pintu perlahan. Namun tak terlihat batang hidung Taehyung. Kemana dia?
"tak sopan"
Lisa langsung menoleh. Ah rupanya Taehyung habis selesai mandi. Ck, kenapa Lisa jadi malu sendiri melihat tubuh Taehyung.
"a-ah makanan s-sudah siap, nanti turun lah ke bawah"
Lisa langsung menutup pintu kamar Taehyung. Berjalan menuruni tangga menuju meja makan.
Ia terus melamun hingga kedatangan Taehyung menyadarkan nya. Tak tau kenapa Lisa malah terbayang bayang tubuh Taehyung tadi.
"makan"
Lisa langsung gelagapan. Tak tau kenapa. Namun dengan segera ia Menyendokkan nasi untuk Taehyung.
"Aku bisa sendiri"
Dingin lagi. Lisa harus sabar. Setidaknya bertahan untuk satu tahun.
Lisa tak mengindahkan nya. Ia lalu meletakkan nasi yang sudah di sendok nya ke piring nya. Mengambil lauk nya sendiri. Dan memakan nya seolah ia sedang berada di meja makan sendiri.
Masih seperti tadi. Suasana hening. Taehyung kembali ke kamar nya dan Lisa mencuci piring.
Menghela nafas. Andai pernikahan nya seperti yang ia impikan dulu. Pasti ia sangat bahagia.
Menikah dengan orang yang di cintai dan mencintai nya. Berbagi canda tawa. Saling menguatkan, menghangatkan. Melemparkan senyum satu sama lain setiap hari nya.
Dasar mimpi!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah [Taelice]
Teen Fiction'kau tak bisa menolak ku lagi, disini ada teman dan keluarga kita' 'Dasar gila!' 'Maaf aku.... tak bisa' 'Apa kau tak punya perasaan?!'