Ceritanya ngebosenin ya? terlalu datar? atau kurang gimana?
Komen dong kasih saran.
Aku bingung njir. Otak ku ga bisa ku ajak kompromi 😤🙏
Bahkan tokoh lain juga belom ada yang muncul. Mungkin aku akan membuat sedikit kejutan. 😤🙏
Oh iya, moment taelis nya juga kurang. Kayak nya aku bakal nambahin sedikit perubahan di mana terjadi nya benih benih—ekhem bukan benih di rahim.
Benih benih benci.
Benih benih cinta.
Benih benih bucin.
Tapi boong. g
😤🙏
♡♡ Happy Reading♡♡
————— 🍷 —————
Taehyung mengerang frustasi. Ia sekarang tengah berada di kantor. Di hadapkan dengan semua berkas berkas.
Namun pikiran nya tak bisa fokus. Sedari tadi ia memikirkan Lisa. Lisa. Lisa.
Tak bisa kah bayangan wanita itu pergi dari hadapan nya? kenapa selalu menghantui nya.
Masih mengingat kejadian kemarin. Dimana ia melontarkan kata kata yang tak semestinya.
Seperti nya ia akan merubah sikap nya. Lebih peduli dan tak dingin lagi pada Lisa. Ya dia akan mencoba.
Cklekk
Pintu kaca itu terbuka menampilkan sosok pria tampan yang berkulit tan.
Mingyu Saputra. Salah satu sahabat nya juga sekretaris nya di kantor.
"Ck, apa kau mulai gila tuan Aldebaran?"
Damn! apa semua orang yang berada di sekitar Taehyung selalu sinis?
Mingyu bahkan berkata sinis kepada Taehyung.
"Mungkin"
Terlihat Mingyu menghela nafas sebentar kemudian menaruh beberapa lembar kertas di meja Taehyung.
"Laporan keuangan bulan kemarin"
Taehyung hanya mengangguk. Mata nya masih fokus dengan laptop yang ada di hadapan nya.
Mingyu mendudukkan bokong nya pada kursi santai milik Taehyung.
"Bagaimana keadaan istri mu?"
Taehyung mengalihkan pandangan nya. Menatap Mingyu dalam sekejap kemudian melemparkan pandangan nya pada sudut ruangan.
"Tak tau"
"Huh, suami macam apa kau ini?"
Taehyung hanya mengedikkan bahu nya. Lagi pula ia juga tak tau.
"Mulai lah pikirkan istri mu, belajarlah mencintainya jangan biarkan orang lain mengganggu pernikahan kalian"
Memang pria berkulit tan itu hanya tau jika Taehyung menikahi istri nya tidak dengan cinta.
Bukan melainkan ancaman sang papa yang menyuruhnya untuk mencari mantu dalam seminggu atau ia akan di jodohkan.
"Akan ku pikirkan"
Mingyu hanya mengangguk. Mengedarkan pandangan nya pada sudut sudut ruangan.
"Lalu, siapa nama istri mu itu? aku lupa. Namun yang pasti dia sangat cantik"
"Lisa"
"Jangan menyakitinya atau aku akan merebutnya"
Taehyung hanya mengangguk kembali menyibukkan diri nya pada berkas berkas yang ada di meja.
——————————————————
'Kira kira apa dia nanti akan mencari ku?'
'sadarlah Lis! mana mungkin dia peduli dengan mu'
"Lis, tolong bantu bunda meletakkan ini di meja"
Lisa menghampiri sang bunda. Mengambil cake blackforest dan meletakkan di meja yang di tunjuk bunda nya tadi.
Ngomong ngomong ini masih siang, tapi kenapa bunda nya sibuk sekali di dapur.
Bahkan ia membuat cake itu dan beraneka macam makanan. Bukan nya tak ingin membantu namun bunda nya itu menyuruh nya untuk tak ikut campur dulu dalam urusan nya di dapur.
"Sebenarnya ada apa bun? kenapa bunda terlihat sangat sibuk?"
"Kamu main ps aja gausah ikut campur nanti tau sendiri"
Lisa cukup heran dengan jawaban yang terlontar dari mulut bunda nya. Yang biasanya memarahinya bahkan tak segan untuk menjewer telinga jyani hingga memerah.
Tapi sekarang malah menyuruh nya untuk bermain ps saja? siapa pun yang membuat bunda nya seperti ini Lisa harap ia akan terus bahagia.
Tak mau membuang waktu, Lisa kembali ke ruang tengah. Mengambil stik ps dan mulai memilih kaset game yang akan di mainkan nya.
"Anjir! goblok! kiri kiri... "
"Eh eh njeng, ngapain ke situ"
"Aduh! nyawa nya tinggal tiga"
"Nah nah terus hajar! ampe k.o"
"APAAN WOY BERISIK AMAT"
suara teriakan itu terdengar hingga ruang tengah. Tapi Lisa memilih untuk mengabaikan nya.
Mata dan jari nya masih fokus pada game yang tengah di mainkan nya.
"Anjir, kenapa aku nggak di ajak main"
"Mana aku tau kalo kamu ada di rumah"
"Yaudah ayo mulai ulang"
"Jadi, mau main bareng nih?"
"Ya iyalah"
Lisa menatap June sebentar. Laki laki itu mengambil stik ps yang tersimpan rapi di meja dan duduk di samping Lisa.
"Eh ganti dah, jangan game yang itu"
Lisa mendengus kesal melihat June yang menatap nya dengan tatapan polos.
"Ganti sendiri"
Terlihat June tengah berdecak. Baru juga duduk tapi ia harus berdiri lagi.
"Mau game apaan?"
"Terserah yang penting seru"
June hanya menganggukkan kepala nya lalu memilih kaset game yang cocok untuk di mainkan oleh mereka berdua.
"Nah, udah mulai... "
Lisa dan June tengah fokus pada layar yang ada di hadapan nya. Mereka terus terusan mengumpat.
Bahkan ini sudah satu jam lebih mereka bermain namun tak kunjung selesai.
Malah mereka semakin gencar berteriak dan terus saling mengalahkan.
"DIH LIS BELOM SIAP JANGAN DI SERANG DULU"
"nama nya juga lawan"
"eh... WOY AKU BELOM SIAP COK"
"Goblok banget njir, maka nya jangan lengah"
"JUNE JANGAN WEHHH"
"karma tuh njeng"
"MAKAN TUH KARMA AHAHAHA"
Lisa tertawa keras ketika melihat June kalah. Salah nya sendiri terus terusan mengejek Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah [Taelice]
Teen Fiction'kau tak bisa menolak ku lagi, disini ada teman dan keluarga kita' 'Dasar gila!' 'Maaf aku.... tak bisa' 'Apa kau tak punya perasaan?!'