5. I'm Melted

4.7K 690 57
                                    

Haiii... selamat pagi...

Sepertinya hari ini aku akan update 3 judul ceritaku ya...

Happy reading and happy weekend 💚💚💚

🏵🏵🏵

Setelah seminggu Michaella tinggal bersama Keluarga Naftali, dia baru mengetahui bahwa Levi memiliki perusahaan sendiri yang dibangunnya bersama keempat sahabatnya. Sebuah perusahaan penyedia belanja online, seperti yang sedang booming di Indonesia.

Pantas saja Levi lebih sering ke kantor dengan mengenakan t-shirt dan jeans, ketimbang kemeja dan dasi, kecuali mungkin ketika dia akan bertemu klien. Seperti pagi ini, Levi sudah kelimpungan sendiri karena tidak bisa menemukan kemeja putihnya.

Michaella yang sedang berada di kamar sebelah merapikan Kelsey yang akan berangkat sekolah, akhirnya nekat masuk ke kamar pria itu membantu mencari kemejanya.

"Kamu ngapain masuk ke kamarku?" tanya Levi galak.

"Mau bantuin cari kemeja Mas. Dari tadi Mas berisik banget!" Tanpa mempedulikan Levi yang masih mengenakan handuk di pinggangnya, Michaella menerobos ke arah kloset dan mulai memilah-milah deretan kemeja yang digantung dalam lemari.

Akhirnya Michaella menemukan sebuah kemeja putih tangan panjang yang sudah agak tua. Sepertinya Levi harus berbelanja pakaian baru, pikir Michaella.

"Harus pakai kemeja putih ya, Mas?" teriak Michaella sambil masih memilih-milih pakaian.

"Nggak juga sih, Mich tapi Mas selalu pakai baju putih kalo rapat dengan klien." Levi menyusul masuk ke dalam kloset.

"Ini lho baju putih Mas sudah lusuh begini. Pake warna biru ini aja ya, bagus juga kok trus kita kasih dasi yang warna biru terang." Michaella langsung menuju ke laci tempat penyimpanan dasi dan aksesoris lainnya.

"Celananya, Mich?"

"Pake celana hitam yang ini aja, Mas!" Michaella juga meraih celana panjang hitam yang terlihat dekat dengannya.

Levi segera meraih kemeja dan celana itu lalu bergegas menuju kamar mandi untuk berpakaian. Tak lama dia keluar lagi dan mencari Michaella.

"Mich, dasinya. Tolong pakaikan!"

Michaella mengernyit. Kok sama sih dengan Papa yang tidak pernah bisa pakai dasi sendiri?

Michaella termasuk gadis yang tinggi, 167 cm tetapi Levi jauh lebih tinggi. Setelah Michaella ukur, pria ini sama tinggi dengan Mas Hanniel, kakak laki-lakinya tapi lebih tinggi sedikit Papanya yang mendapat julukan 'beruang besar' dari Mama.

Michaella berdiri tepat di hadapan Levi dan kepala Michaella hanya menyentuh dagu pria itu. Tiba-tiba saja jantung Michaella berdegup lebih kencang apalagi ketika matanya menatap lurus pada rahang yang berwarna biru sehabis dicukur itu.

Ya ampun, Mas Levi itu kenapa macho banget ya? Pikiran Michaella mulai melantur. Tangannya sih aktif menjalin dasi itu menjadi simpul yang bagus tapi matanya sedikit demi sedikit naik menuju bibir yang penuh dan menawan itu.

Duh... ini bibir kenapa kissable banget ya? Michaella buru-buru menunduk, mengembalikan pandangannya pada dasi yang sedang dipasangnya.

"Selesai!" serunya sambil tersenyum. "Tuh kan... Mas Levi jadi ganteng banget!"

Matanya bertabrakan dengan mata Levi yang menusuknya dengan tajam tanpa senyum sama sekali.

Mampus, barusan gue ngomong apa ya?

MICHAELLA - LOVE IN SYDNEY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang