2

4.7K 419 18
                                    

Fajar menyongsong menunjukkan wujud asli dari si pemberi cahaya yang mulai menyembul perlahan ke atas bumi. Suara kepakan burung di langit terdengar riuh menyambut datangnya hari. Sibuk. Hanya kata itu yang cocok untuk diberikan kepada makhluk hidup di bumi. Tidak ada yang lain.

"Tidak libur sibuk, libur sibuk. Dasar orang kaya," gerutu Jimin.

Setelah makan siang dan makan malam kemarin, pemandangan yang ia lihat hanyalah sekumpulan orang yang berkutat dengan urusannya masing-masing. Sebagian orang berdiam diri di depan laptop dan gadget-nya, sementara yang sebagiannya lagi hanya berkumpul untuk sekedar membicarakan bisnis keluarga. Sedangkan Taehyung dan Jimin? Diam di bagian atas kapal untuk sekedar melihat ombak di laut atau berpindah ke kamar hanya untuk merebahkan diri.

Bosan. Itu yang lagi-lagi Jimin rasakan.

Taehyung menggeleng memperhatikan kawannya yang sedang bercermin sambil menggosokkan sikat ke giginya. Pelafalannya sedikit tidak jelas karena dorongan sikat ke kanan dan ke kiri ditambah busa di setiap celah mulutnya.

"Jadi miskin saja kalau begitu," saran Taehyung di ambang pintu.

"Hng .... Kalau hidup tidak membutuhkan uang, aku ingin sekali hidup miskin. Kehidupan orang kaya hanyalah tentang persaingan dan kesepian." Jimin mengangguk menatap Taehyung sambil berkacak pinggang.

"Pfft ... kau lucu." Taehyung mentertawainya dengan sedikit tertahan.

"Kenapa?" tanya Jimin dengan mata melotot.

"Bersihkan dulu mulutmu. Ah, dan cepat mandi. Aku lapar. Kurasa makanan enak sudah menunggu kita di sana."

"Kau bisa pergi duluan jika cacing di perutmu sudah bernyanyi. Aku akan menyusul." titah Jimin.

"Oke. Kutunggu kau di sana." Taehyung mengangguk setuju lalu pergi.

"Oke." angguk Jimin.

🎭

"Ah annyeonghaseyo." ucap Taehyung membungkuk. Bukan tanpa sebab. Ia begitu karena dihadapannya berdiri seseorang yang menjadi sunbae nya di universitas.

Tentu saja se-kaya apa pun orang itu, tatakrama adalah hal yang utama dan harus di gunakan. Bahkan orang kaya yang sebenarnya haruslah terlihat elegan, sopan, dan cerdas bukan? Setidaknya itu kriteria yang sempurna menurut Taehyung.

"Ne. Annyeonghaseyo." ucapnya sambil membungkuk. Taehyung tersenyum.

"Kau yang bernama Jung Hoseok sunbaenim?" tanya Taehyung setelah orang tadi duduk di salah satu kursi diantara banyaknya meja makan.

"Mm?" ia memandang Taehyung sebentar.

"Ne. Kau ada perlu dengannya?" tanya seseorang yang bernama Choi Beomgyu menurut Jimin. Taehyung ingat, ia adalah asistennya.

"Ah tidak. Aku hanya ingin tahu." Taehyung mengibaskan kedua tangannya canggung.

"Duduklah. Nikmati sarapanmu. Jangan berdiri seperti itu dan membuang waktu." ucap Hoseok. Wajahnya terlihat tenang dan berwibawa. Taehyung sedikit merinding dibuatnya.

"Disini? Ah bolehkah?" tanya Taehyung lagi. Ia sedikit celingukan mencari keberadaan Jimin.

"Kau tidak mau?" tanyanya lagi.

"Aku akan." Taehyung mengangguk lalu menarik salah satu kursi disitu untuk ia duduki.

"Kau Kim Taehyung sunbae dari fakultas psikologi bukan?" tanya Beomgyu sopan.

"Ne. Dari mana kau tahu?" Taehyung bertanya balik sambil mengangkat soup spoon miliknya untuk sekedar menikmati menu appetizer pagi ini yaitu Chicken and Tortellini Soup yang dihidangkan langsung oleh waiters dan waitress yang cukup terampil.

𝕋𝕙𝕖 𝔼𝕪𝕖 [end] (dalam revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang