3

3.8K 373 24
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

Beberapa pasang mata saling melirik dalam diam dengan peluh yang terjun bebas di sekitar pelipis. Udara tiba-tiba terasa sangat panas begitu saja layaknya suasana di tengah gurun Sahara, padahal air conditioner sudah dipastikan menyala dan lagi pula di luar sedang terjadi badai disertai angin yang kencang. Entah dari mana rasa panas ini. Wonho menarik sedikit kerah kemejanya sambil menelan ludahnya kasar.

"Aku tanya sekali lagi pada para tamu undangan sekalian. Adakah di antara kalian yang membunuh nona Miyawaki?" tanya Wonho.

"Kau gila? Untuk apa kami membunuhnya? Terutama aku. Aku tidak memiliki alibi apa pun soal ini." omel Seokjin.

"Mana ada pembunuh mengaku hyung." cibir Yoongi.

Seokjin mendelik. Ia membenarkan perkataan Yoongi. Kalau iya, pasti keberadaan polisi sangatlah tidak berguna.

"Jadi siapa diantara kalian-"

"Mungkin Mina! Mina punya alibi." tunjuk Sana.

"A-apa! Hei! Apa yang kau katakan Sana-san!" omel Mina.

"Aku tahu, kau menyukai Soobin bukan? Kau bertemu dengan Miyawaki setelah menemui Soobin di aula kastil. Kau juga tahu kalau Miyawaki menyukai Soobin. Maka dari itu kau berpikir untuk menyingkirkannya." ucap Sana panjang lebar. Soobin melirik keduanya.

"Huh begitu ya? Miyawaki hanya bertanya soal rundown acara karena miliknya tidak sengaja terhapus di ponsel. Kau pikir kau tidak punya alibi untuk membunuhnya? Aku tahu kau tersinggung dengan sindiran Miyawaki bukan?" sinis Mina.

"A-apa maksudmu?!" gugup Sana.

"Semua orang tahu soal kekalahan appa mu di persidangan akuisisi perusahaan yang diambil alih oleh perusahaan keluarga Jeon iyakan? Aku sempat mendengar kalau Miyawaki menyudutkanmu soal itu. Aku tahu kau geram padanya. Bukankah alibi ini lebih realistis dibandingkan dengan pembunuhan yang dilakukan atas dasar alasan cinta?" kesal Mina.

"YA! AKU MEMANG MARAH TAPI AKU-"

"Sudahlah nona-nona. Kenapa kalian jadi bertengkar?" Wonho memijat pelipisnya bingung. "Aku tidak bisa menghakimi kalian berdua. Tapi siapa pun tolong mengakulah." ucapnya lagi. Jungkook tertunduk.

"Stop Wonho hyung! Apa maksudmu pembunuhnya ada di sekitar kami? Diantara semua tamu undangan ini? Aku takut kalau pembunuh Hong ahjussi berkeliaran disini." cemas Namjoon.

"Hong ahjussi? Bukankah beliau orang kepercayaan appa? Hyung? Ada apa ini? Kau tahu sesuatu?" cerca Soobin yang menyadari perubahan raut wajah hyungnya, Jungkook.

"Namjoon hyung.." geram Jungkook.

"Tadi kau bilang rahasia." Yoongi menatap pasrah. Namjoon keceplosan dan merutuki dirinya sendiri.

Taehyung dan Jimin saling memandang.

Hei?! Berita apa yang mereka lewatkan?

"Apa yang terjadi? Kalian menyembunyikan sesuatu?" selidik Mina.

"Tahu begini aku tidak ikut." keluh Sana.

"Tolong ceritakan Namjoon hyung. Kenapa kau tidak mengatakan apa pun?" mohon Hueningkai.

"Ti-tidak itu.."

"Mutilasi." ucap Hoseok tenang.

"N-nee??" semua melirik pada Hoseok.

𝕋𝕙𝕖 𝔼𝕪𝕖 [end] (dalam revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang