15

2.8K 312 8
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Flashback

Taehyung POV

.

Aku sedikit merenung diluar balkon kamar malam ini. Ya. Hari ini adalah hari yang kutunggu setelah berpuluh-puluh tahun lamanya. Tuhan telah mempertemukanku lagi dengan keluarga yang amat sangat ku benci. Keluarga yang sudah ku kutuk dengan penuh dendam.

Kulihat mereka semua hidup dengan baik.

Berbeda denganku.

Hidup tanpa sanggup berbicara mengenai apa keresahan dan ketakutanku pada orang lain.

Hidup dengan penuh keterbatasan di panti asuhan.

Hidup sendirian dan semakin kesepian setelah menyadari bahwa semuanya telah pergi meninggalkanku.

Aku hidup dengan kebingungan karena kesulitan memahami bahasa.

Hidup seperti alien yang entah dimana aku sebenarnya berpijak dan bernafas.

.

Yang paling sulit adalah-

-hidup dengan bayang-bayang 'Richard'. Anak laki-laki berusia empat tahun yang terkurung di dalam diriku sampai saat ini. Bahkan meskipun aku telah beranjak tumbuh dewasa, ia masih tak mau pergi.

.

Aku ingat.

Anak itu menunjuk kedua orang tuanya malam itu. Tanpa kusadari. Orang tua yang dia maksud adalah appa ku sendiri. Appa yang dengan ringannya menarik pelatuk dan mengarahkannya pada eomma. Tragedi berdarah itu tidak akan pernah bisa aku lupakan. Bahkan aku meminta maaf pada Tuhan karena aku tidak mampu mengampuni mereka.

Dendam ini. Aku tidak bisa membendungnya lagi. Terlebih saat aku mengantar bocah itu ke peresmian butiknya sore tadi. Appa ada disana. Aku kembali menjadi orang asing yang bahkan tidak mampu lagi tersenyum saat menatapnya. Ia tersenyum pada anak itu.

Jeon Jungkook.

Ia sudah mengambil semuanya.

Semua yang kumiliki.

Halmoni dan haraboji yang mati dibunuh appa.

Appa yang berkhianat dan meninggalkanku.

Eomma yang kusayangi telah mati.

Hoseok hyung yang sudah menemaniku saat itu juga pergi.

Sekarang?

Lihatlah.

Dia bahagia. Bergelimang harta yang sebenarnya bukan miliknya.

Aku mendongakkan kepalaku ke atas langit sambil sedikit sambil tersenyum membayangkan semua kekonyolan ini. Aku menghela nafas dan berharap aku masih memiliki kekuatan untuk melanjutkan hidupku kedepannya. Yaitu membalaskan dendamku yang tertahan selama bertahun-tahun lamanya.

𝕋𝕙𝕖 𝔼𝕪𝕖 [end] (dalam revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang