🍃 Chidlir
Lewat lambaian tangan, aku mengerti bahwa kau memilih menjauh.
Mengukir senyum perpisahan, sebuah pesan yang tak akan kulupakan. Bukan tak akan, tapi aku tak mampu.Lewat senyum yang masih terngiang, menghantui, meneror, bahkan mengusik di sela-sela ibadah ku. Ada apa dengan hati yang kotor akan dirimu?, Ada apa dengan rasa yang tak semestinya masih lekat di sekujur tubuhku?.
Lewat surah-surah dalam kitab Tuhan, aku mencoba mengusir dirimu yang telah berlebih aku pikirkan, lebih dari aku berhubungan dengan Tuhanku.
Lewat doa-doa yang tersusun rapi dalam katalog ulama, aku mencoba merayu tuhan, mengabulkan pintaku untuk tak melihat parasmu lagi. Bahkan dalam dunia khayal.
Dunia mulai melewatkan ku. Meninggalkanku sangat jauh. Melambaikan tangan, hingga mataku tak mampu lagi menggapai. Dunia semakin jauh, semakin mengadu pada akhirat.
Dunia menamparku, membuatku memerah bagai api neraka. Aku terlalu disibukkan akan kepercayaan padamu, kepercayaan mendapatkan mu, kepercayaan yang bahkan tak akan memberi surga kepadaku.
Untukmu, terimakasih telah melambaikan tangan jauh-jauh, jika tidak karenamu mungkin aku telah jauh tenggelam، di dasar neraka yang memerahkan.
🍃🍃🍃
Mengawali cinta dengan bait-bait rasa, maknai dari sikap menjauh, maknai dari sebuah perpisahan, tak semuanya tentang harus memberi kebencian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI KISAH UNTUK KEKASIH
De TodoKasih kekasih menjadi kisah. . Aroma Atsiri, Cendana, dan Petrikor tercium bersamaan dengan asinnya tangis di ujung jurang kekecewaan. Aku bertanya-tanya pada Tuhan, mengapa di jalan ceritaku ada objek yang selalu memalingkan pandang dua bola mataku...