🍁 Annona
"ketika dia yang kau cinta mencintai yang lain, betapa dalamnya terluka hatiku ...."
Lagu yang sedang ku dengarkan itu, bagaimana sangat bisa menyindir rasaku saat ini? lirik yang begitu mendalam, dengan perasaan yang masih terpendam. Sosok an. Lagi-lagi, untuk kesekian kali. Sosok an muncul. Dia datang dari seluruh penjuru pikiran. Dari segenap perasaan. Dari hati, yang dipenuhi rasa tak terungkapkan.
Aku tak pandai untuk mengejar, sebab aku tak kuat berlari. Aku hanya menulisnya berhari. Aku tak punya keberanian diri, sebab aku tak kuat untuk melawan duri. Sungguh, perih untuk rasa yang seperti ini.
Tuhan.
An berbalik?Menghadapku?
Deg, tenang wahai diri. Tenang.
Tuhan, kenapa kau menitipkan senyum yang menentramkan seperti itu? Bagaimana kaum hawa lain tak suka pada an? An, aku tak suka saat kau tersenyum. Apalagi kepadaku.
An, jangan mendekat. Berhentilah disitu, berhenti an. Kau tau? Tubuhku kaku an, tolong berhenti. Ini menyiksaku, kumohon.
Terlambat. An sudah ada di depanku sekarang. Dengan sebuah kado berbungkus biru, sebuah tulisan berbentuk hati dan bertulisakan "Happy Graduation nona!" . An, itu kau kan? Benar, sosok yang dihadapanku sekarang ini an.
"untukku?" , tanyaku.
"iya, untukmu" , jawab an.
An, kau itu apa? Manusia seperti apa? Kenapa tiba-tiba kau datang disaat aku dan kau tidak akan bertemu lagi.
"oh, terima kasih an" , kataku.
An tidak menjawab dan tersenyum lalu membalikan badan, pergi. Bagaimana bisa dia memperlakukan ku seperti ini? Aku tak bisa menahan an untuk tidak pergi. Tidak apa-apa,cukup.
Delapan menit di hari rabu, perpisahan seragam abu-abu. Ternyata, sosok an tak selamanya kelabu. Dia menjadi penutup kisahku di fana merah jambu.
An.
🍁🍁🍁
Menanam rasa beberapa detik, ingatnya satu tahun.
Menanam asa beberapa detik, berjuangnya bertahun-tahun.
Kamu hati-hati ya,
Memandang senyumanku beberapa detik, ...
.
.
Diabetes
.
.
Bertahun-tahun
..
Sahabat Pena.
📝🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI KISAH UNTUK KEKASIH
DiversosKasih kekasih menjadi kisah. . Aroma Atsiri, Cendana, dan Petrikor tercium bersamaan dengan asinnya tangis di ujung jurang kekecewaan. Aku bertanya-tanya pada Tuhan, mengapa di jalan ceritaku ada objek yang selalu memalingkan pandang dua bola mataku...
