🍃 Chidlir
Kesabaranku memuncak, menanamkan bendera putih di atas angan-angan ketinggian yang menjulang. Hembusan nafasku tak tertata, menghadirkan embun-embun panas yang sesekali menghadirkan sesak.
Mataku memerah, menaruh malu pada awan-awan yang perlahan memanggil Columbus. Tak lama, Comulonimbus pun berpesta, mengusik awan-awan hingga tangis pun tumpah ruah. Mentari dipaksa tak hadir, jalanan macet akan blokade pesta cumulonimbus dan kawan-kawannya. Aku tenggelam, tangis awan benar-benar diambang batas kesabaran. Aku menyerah.
Memuncakkan perasaanku padamu sejak awal, adalah kesalahan fatal. Mengharapkanmu bersama daftar nama yang selalu kulangitkan ternyata hanya menciptakan jejak yang tak semestinya kuabadikan.
Sejak awal, cerita yang kita mulai tak pernah ada orientasi atau abstraksi. Aku mencoba mengenalmu lewat sapaan ringan, namun kau balas dengan usiran berbalut senyuman kedustaan. Paragraf berikutnya, aku yang mengharap menemui balasan yang setimpal, kau lemparkan jarak yang kian tak terukur untuk dipandang. Setelah beberapa bait kata aku lewatkan, aku mulai menyadari, bahwa apa yang aku temui di jalan cerita ini hanyalah bagian konflik tanpa solusi atau koda.
Berdiri tegar, menampar hingga ruam kebiruan. Aku mulai sadar, sudah saatnya untuk bersikap lebih waras demi menjalani hidup yang lebih baik. Bukan lagi mengemis dan mengharap sebuah balas, yang tidak pernah sekalipun didapatkan.
Sudah saatnya melepas hati yang memang tak akan terpatri, bukan tentang menyerah mendapatkan, ini tentang perasaan yang harus diselamatkan.
Kuberi sedikit bait orientasi. Perkenalkan, aku yang selama ini berada di garis terdepan untuk bersikap wajar pada kegilaanku padamu. Aku yang selalu bersabar menahan keasingan demi ungkapan yang tak semestinya menyakitkan. Aku yang selalu mengawasi derap langkah kaki kecilmu. Ini aku, seseorang yang 'dulu' mengharapkanmu, bahkan melangitkan namamu di setiap doaku.
Bagian koda yang harus kau tau, aku yang semegah orientasi ku mengucapkan pamit padamu, bahkan sebelum kau menganggap aku ini ada. Aku harap pilihanku tak menyesakanmu, bahkan sebelum kau beranggap demikian.
Satu hal yang kau harus tau, sedari awal jalan cerita yang kita rangkai tak punya struktur yang tertata. Sebuah kekacauan besar dalam sastra, begitupun kekacauan cerita kita. Kalimat koda, selamat tinggal.
🍃🍃🍃
Kuucapkan selamat tinggal, beringin dengan kesabaran yang memuncak hingga lupa daratan.
Mari berbagi kisah, tuliskan dengan ketulusan. Kuharap kau terbebas dari sesak yang kian mematikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/189011514-288-k979120.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI KISAH UNTUK KEKASIH
OverigKasih kekasih menjadi kisah. . Aroma Atsiri, Cendana, dan Petrikor tercium bersamaan dengan asinnya tangis di ujung jurang kekecewaan. Aku bertanya-tanya pada Tuhan, mengapa di jalan ceritaku ada objek yang selalu memalingkan pandang dua bola mataku...