🍃Cchhiiddlliir
Suatu pagi yang cerah di bulan januari, di pinggiran danau tunaedar, sebuah danau yang nyentrik dengan komposisi air yang memang tak pernah penuh memenuhi ruas pinggirnya, pemerintah berkuasa menyulapnya menjadi jalan.
Bertepatan dengan mekarnya bunga carnation putih, aku berjalan melewati seorang gadis yang 100 % sempurna. Sejujurnya, dia tidak terlalu cantik. Dia juga tidak memakai riasan yang mewah. Pakaian yang dikenakannya juga tidak bermerek mahal. Dia juga tidak terlalu muda, kuperkirakan umurnya sekitar 24 tahun, dan sebenarnya tidak cocok dipanggil dengan kata 'gadis'. Meski begitu, aku tahu saat melihatnya sekejap mata dia adalah gadis yang 100% sempurna untukku. Begitu aku melihatnya, ada gejolak rasa yang menari di dalam hatiku, lalu aku mendingin dan cair bagai es batu.
Mungkin Anda punya tipe gadis favorit dan dia mungkin memiliki pergelangan kaki yang ramping, tubuh ideal, atau sepasang mata berbinar, atau jemari yang lentik, atau Anda menyukai seorang gadis yang selalu menghabiskan waktunya dengan tersenyum sambil mengemil cokelat. Entah akan menjadi berapa persen cinta yang tercipta jika kau benar-benar mencari sesuai kriteria kalangan bangsawan di atas.
Bagi seorang laki-laki yang hatinya tulus karena cinta sejati, maka gadis beruntung tersebut akan 100% dicintai. Sepenuhnya. Walau aku suka mengamati gerak-gerik gadis kriteria bangsawan, namun aku tak kepincut sedikitpun. Yang anehnya, aku mengingat seorang gadis yang tak begitu cantik, namun aku mencintainya 100%. Aneh kan?
" Kemarin, di jalan, aku melewati seorang gadis yang 100% sempurna," ujarku pada seseorang.
" Apa iya?" sahut orang itu. "cantik?"
"Tidak juga"
"Kalau begitu dia tipe kesukaanmu?"
"Entahlah. Aku bahkan tidak ingat terlalu banyak hal tentang dia,""Aneh."
"Aneh sekali."
"Lantas," tutur lawan bicaraku yang mulai bosan.
"Apa yang kau lakukan? Menyapanya? Atau, membuntutinya?"
"Tidak. Aku hanya numpang lewat di hadapannya."
Gadis itu berjalan dari arah timur ke barat, sedangkan aku dari barat ke timur. Sungguh pagi yang cerah di bulan Januari.
~~~
Seandainya saja aku bisa menyapa dia. Aku hanya butuh setengah jam: untuk bertanya tentang siapa dia, lalu aku akan jelaskan siapa aku, mengapa dia keluar di pagi januari, lalu aku jelaskan mengapa aku juga demikian, kejadian itu akan megungkap beberapa rahasia tentang seorang gadis yang berjalan di pagi januari, dan beberapa rahasia milikku.Setelah itu, aku akan mengajaknya menimati teh hangat di pinggir danau tunaedar, lalu berbincang tentang pekerjaanya, apa yang dia suka, dan jika aku beruntung ingin kutanyakan apakah dia masih sendiri, dan kami mengakhiri percakapan dengan senyuman 100% sempurna.
Kemungkinan-kemungkinan yang belum terjamah itu mengetuk pintu hatiku.
Sekarang jarak kami kian menjauh, bahkan lebih jauh dari jarak kakiku dengan carnation putih yang membuatku terhenti beberapa detik yang lalu.
Bagaimana sebaiknya aku mendekati dia? Apa yang harus kukatakan?
" Selamat pagi nona, maukah kau berbincang setengah jam denganku?"Konyol. Aku terdengar seperti spg handphone saja.
" Permisi, apakah kau mau meminum segelas teh bersamaku?"
Tidak, sama konyolnya saja. Bagaimana mungkin, tingkat keberhasilannya 0%.
Mungkin aku harus jujur. " Selamat pagi. Kau adalah gadis yang 100% sempurn untukku."
Tidak, dia takkan percaya. Atau bila dia percaya, dia mungkin takkan mau berbincang denganku. Maaf, dia akan berkata padaku, aku mungkin gadis yang 100% sempurna untukmu, tapi kau bukan pemuda yang 100% untukku. Bisa saja kan? Dan jika aku berada di posisi itu, hatiku pasti hancur. Aku takkan mampu mengatasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI KISAH UNTUK KEKASIH
RandomKasih kekasih menjadi kisah. . Aroma Atsiri, Cendana, dan Petrikor tercium bersamaan dengan asinnya tangis di ujung jurang kekecewaan. Aku bertanya-tanya pada Tuhan, mengapa di jalan ceritaku ada objek yang selalu memalingkan pandang dua bola mataku...