🍃
Ayunan daun terikat lekat dengan ranting, angin memainkan melodi ritmis hingga semesta hadirkan gerimis. Beberapa detik setelahnya, bianglala melengkung sempurna bagai sabit selepas purnama. Kupandangi langit dengan detail, lintasku bianglala tujuh warna tapi setelah aku perhatikan lebih jeli, pelangi hanya satu warna, merah rona, serona wajah nona sesabit senyum terindah.Dirinya.
Aroma atsiri wangi sewangi wanginya parfum ternama kota Paris, puspa warna kompak seragam sembari menari kiri kanan. Seorang nona baik hati, yang dinanti nanti, cantik jelita bagai melati. Sang pujaan hati, berhati-hati melangkah pelan dengan hati. Sesekali mataku memotret si Nona, mengingatnya dalam lembar monokrom.
Petrikor mengepung alam, mengumbar berita yang tak bisa dipertanggungjawabkan. Dirinya ada dalam pengabdian, tapi tak pernah dalam dekapan. Dirinya ada dalam potret kesejukan tapi tak pernah menghampar balasan. Dirinya ada dalam dekap, tapi tidak hatinya.
Aku diam, mematahkan tungkai puspa melati, membiarkannya rapuh bersama tumpukan niat yang tak kunjung bereksistensi. Ada yang salah dari dua hati yang tak saling menanti, ada yang salah dari satu pihak yang keras kepala menaruh hati. Ada yang tak menaati peraturan mencintai, atau barangkali ada yang tidak memahami sebuah ketulusan. Lagi-lagi tentang hati.
Ucapku lirih, menengadah pada Tuhan sembari berucap untuk dibersamakan. Mataku sesekali memaksa untuk menangis, tapi aku tak kuasa biarkan hati jadi pengemis. Kuliat sisi kanan jendela peratapan. Semesta sedang mengurung Nona di atas kursi penyesalan. Menjadikannya nona paling sial, karena tak pernah setidaknya menghargai apa yang sudah hati usahakan.
Jika tersenyum hanya akan buatku sakit hati, tak apa. Jika menyatakan kabar baik akan membuat pihak penanti meredam amarah, tak apa. Jika tuhan satukan aku dan nona karena terpaksa, aku akan bimbing hatinya ikhlas menerimaku. Membawanya dalam ketulusan senyum sabit, keindahan bianglala, dan seindah semesta bait pertama.
Aku hanya keras kepala yang tak bisa diubah.
_______
Ayo bersamaku berkelana dengan kata. Setidaknya kalian senyum-senyum semeringah. Indah sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI KISAH UNTUK KEKASIH
RandomKasih kekasih menjadi kisah. . Aroma Atsiri, Cendana, dan Petrikor tercium bersamaan dengan asinnya tangis di ujung jurang kekecewaan. Aku bertanya-tanya pada Tuhan, mengapa di jalan ceritaku ada objek yang selalu memalingkan pandang dua bola mataku...