III ' Syarat Mematikan '

272 42 11
                                        

Nafas Hector tersekat. Aku bisa melihatnya, wajahnya yang mendadak pucat bersamaan dengan setetes keringat yang mengalir secara sembunyi - sembunyi.

"Nona... Tapi, k - kenapa?" Kakek terhormat itu meletakkan tubuhnya yang sudah rapuh di kursi tua. Suaranya terdengar sangat berat, menggema di seluruh ruangan perpustakaan.

"Untuk mencari tahu keberadaan Hugo, dan mengembalikan nyawa Sophia."

"Itu mustahil, Nona!"

Hector menggenggam kedua pergelangan tanganku erat, tatapan matanya yang sayu berubah menjadi redup, atmosfer di dalam perpustakaan mendadak menjadi suram.
Wajahnya menjadi pucat pasi, ia kembali melepaskan genggamannya dan terjatuh ke lantai.

"Aku mengerti, Hector." ujarku pelan. "Kau khawatir denganku karena kau sangat menyayangiku, terlepas setelah kehilangan anak perempuanmu 3 tahun yang lalu, Natalie."

Hector kembali bangkit dengan beberapa bantuan dariku, ia tampak sangat kelelahan. Bagiku itu sangat mengerikan untuk dilihat dari kakek - kakek tua yang umurnya sudah cukup untuk terbilang siap mati.

Sarung tangan yang dikenakan Hector sedari tadi tampak sangat lusuh, namun itulah yang membuatnya terlihat sangat menakutkan. Kau akan mengira itu hanya untuk melindunginya dari debu perpustakaan, tetapi kau salah besar.

Itu adalah segel untuk mengunci kekuatan Hector yang terpendam jutaan tahun lama nya. Jika dibandingkan dengan umur para penghuni istana,

Hector lah yang paling tua dan disegani.

"Nona... Aku akan membantu." aku tersenyum lebar, meski masih terlihat ekspresi berat dari Hector, ia memaksakan dirinya untuk menurutiku. "Tetapi ada tiga syarat, Nona. Dan ini syarat yang bukan main - main."

"Apa? Katakan saja, Hector. Aku akan melakukan apapun itu." ujarku bersemangat. Energi di dalam tubuhku menggebu - gebu, menatap Hector sangat antusias. Siapa yang tidak senang, jika dibantu oleh orang yang paling senior di Istana?

Sesaat Hector memalingkan wajahnya, menyibukkan diri mencari sebuah buku di rak perpustakaan.

Sudah 20 menit aku menunggu, Hector masih mencari buku yang tidak kunjung ketemu.

Tunggu, ada yang ganjil, pikirku. Sesaat ia terlihat biasa saja, sedang mencari buku layaknya orang normal. Tetapi jika sudah menyangkut pautkan sihir antar dimensi, apa yang terlihat biasa - biasa saja?

Benar dugaanku. Hector tampak bergumam menyebut suatu mantra. Jari jemarinya mengetuk buku di paling ujung 3 kali, kemudian kembali membulak - balikkan buku paling atas 4 kali. Ia menukar buku di tengah dan buku di ujung 5 kali, lalu mantranya berganti.

Tidak di duga, rak buku perpustakaan tersebut merubah diri menjadi suatu pintu kuno. Tidak terbilang baru, karena fisiknya yang terbuat dari kayu tua dan terdapat banyak serangga di dalamnya.

Hector mengajakku masuk ke dalam pintu tersebut. "Nona, mohon rahasiakan hal ini dari siapa pun. Termasuk dengan Tuan dan Nyonya Samantha." aku mengangguk - angguk riya.

Hanya ada 1 ruangan ketika aku memasuki pintu kuno misterius itu. Ruangannya pun tidak terbilang cukup besar, hanya berisikan beberapa rak buku - buku lagi. Serangga tampak sudah berkembang biak di sudut ruangan, beberapa di antaranya mengundurkan diri ketika melihat Hector.

Jika untuk membuka pintu ini saja sangat rahasia, tentu isinya juga sangat rahasia, bukan?

Hector mengambil sebuah buku di rak paling besar dengan mantap, yakin sekali dengan pilihannya. Sarung tangan Hector nampak bercahaya ketika menyentuh buku misterius ini. Tidak lama, Hector langsung membuka halaman paling terakhir buku tersebut.

Terdapat banyak sekali teks yang berbahasa asing, lebih tepatnya seperti bahasa pada jaman dahulu.

"Syarat pertama." Hector membuka suara.

"Kumpulkan 4 tanduk kuda legendaris, beserta dengan masing - masing seikat rambut kuda tersebut."

Baik, masih mudah.

"Lalu, kumpulkan satu liter darah milik calon raja kita saat ini."

"Tunggu, Ciel?" sesaat aku menyela paparan detail mengenai syarat - syarat untuk berpindah dimensi seperti yang disebutkan Hector. "Ini gila, syarat ke dua terdengar sangat mustahil."

"Tidak se gila dengan syarat yang ke tiga, Nona."

"Apa?"

Wajah Hector terlihat sangat pucat, lebih pucat dariku.

"Kau harus menjahit mayat Raja dan Ratu kita saat ini."



Black DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang