TingBunyi notifikasi terus masuk kedalam ponselnya yang lupa dimode heningkan. Dengan terpaksa ia bangun, melihat jam ternyata menunjukan hari sudah malam. Kemudian mengingat apa yang terjadi sebelum ia tidur.
Ah! Ia ingat, sebelum tidur ia tadinya akan melaksanakan shalat Ashar, namun urung karena masanya periodenya tengah datang. Lalu ia memutuskan untuk tidur, hingga baru bangun empat jam kemudian.
Dhuha Azzami W
P
Assalamua'laikum
Jd g?Ari menyerngit, ada apa manusia ini tiba-tiba memberi pesan padanya. Spam lagi, bukan sikap Dhuha sekali fikirnya.
Ari_
Wa'alaikumsalam
Apa?Ari memutuskan untuk mencuci muka dahulu, ternyata saat kembali pesannya sudah dibalas.
Dhuha Azzami W
Yg mnta diajarin mtk sapa?Astagfirullah! Bola matanya membelalak, ia lupa janjinya terhadap manusia ini. Dengan segera ia membalas pesan Dhuha.
Ari_
W LUPA!!
Bntar y
5 menitDengan segera ia memakai jilbabnya, takutnya ada tamu abinya dibawah. Mengambil minum tanpa bertele-tele. Tak ada siapa pun di Ruang tamu. Rumahnya yang memang minimalis, maka Ruang tamu dijadikan Ruang keluarga sekaligus. Jadi, dari dapurpun terlihat Ruang tamu hanya saja disekat oleh kayu penyekat yang agak transparan.
Saat ia akan menaiki tangga ada suara yang menyerunya, “baru bangun? Nanti lagi kalau tidur siang jangan dikunci pintunya, biar tidak susah meski sedang tidak shalat.”
“Iya abi, maaf tadi ketiduran. Teteh keatas dulu.” Lalu Ari segera masuk kamarnya.
Ari_
Blajarnya bsok ya, minggukan.
W krim soal dulu, liat duluDhuha Azzami W
Knp
Bt lo ha?
Ydah
Ari_
NggaDhuha Azzami W
Ydah, gua lanjut game lg. By
Jngn bt, lo rese klo btAri mendengus, siapa yang lebih menyebalkan sekarang. Ia kemudian membuka buku pelajaran Matematikanya. Ternyata bergulat dengan yang satu ini memang sedari dulu susah dikalahkan. Hanya bisa delapan soal dari lima belas. Sisanya stuck ditengah jalan, atau hasilnya yang salah.
Mungkin memang pada dasarnya harus diajarkan oleh manusia satu itu.
📎📎📎📎📎
“Akhrinya! Hamdallah!”
Bahagianya setelah menyelesaikan PR mata pelajaran Matematika itu tiada tertara. Contohnya Ari, sejak selesai lari pagi sampai sekarang dengan waktu menunjukan pukul sembilan, PRnya baru selesai selama itu. Yah, meskipun kebanyakan dibantu oleh Dhuha. Ia membuka ruang pesannya tadi dengan Dhuha kembali.Dhuha Azzami W
Mengirim gambar
Tnggal krjakan
By, Assalamu'alaikumManusia satu itu memang benar-benar dingin. Tapi meski begitu ia baik, rela mengerjakan soal yang panjangnya bisa hampir dua halaman. Menurutnya Dhuha itu pintar, disiplin pula. Tapi manusia itu tidak bisa ditebak.
Ari ingat awal mula perkenalannya dengan Dhuha. Saat itu dua bulan sebelum ia menapaki kelas sebelas, berarti sekitar hampir enam bulan yang lalu. Teman satu grup online-nya merekomendasikan square untuknya. Tentang belajar memang, anggotanya pun hanya dua puluh orang termasuk Dhuha didalamnya.
Beberapakali ia meminta teman square-nya untuk menjelaskan mata pelajaran yang memang sama-sama mereka pelajari. Square itu isinya campuran anak SMA-SMK satu angkatan. Beberapakali itu pula Dhuha yang selalu menjawab, sejak saat itu hingga kini ia selalu melakukan personal chat untuk beberapa pertanyaan mata pelajaran khususnya Matematika.
Dhuha anak SMA, tapi meski begitu ada beberapa materi pelajaran Matematika yang sama-sama mereka pelajari. Ia tak pernah tahu bagaimana rupa Dhuha, media sosialnya pun tak ada photo Dhuha sendirian atau banyakan, bahkan hanya berisi beberapa photo pemandangan alam. Yang ia tahu dari dua postingan photo Dhuha, Dhuha seorang ketua MPK dan ketua Pramuka. Ketua kelas juga sebenarnya, karena saat itu Dhuha pernah cerita. Jadi sudah bisa dibayangkan bahwa Dhuha memang pintar. Membayangkan itu tanpa sadar membuatnya tersenyum.
Ah! Sudahlah dari pada memikirkan Dhuha lebih baik ia pergi ke Taman Komplek. Biasanya jam segini abi sedang mengajar anak-anak Komplek beladiri. Beladiri nenek moyang bangsa Indonesia—Pencak Silat.
Abinya memang mengajar Silat, beliau sudah mengajar sejak lama. Tepatnya saat ia berumur dua tahun, berselang satu tahun kemudian beliau diberikan kesempatan mengajar lebih besar disebuah Pesantren. Sekaligus mengabdi, karena pimpinan Pesantren—Buya Khairul dahulunya teman ayahnya abi sekaligus guru abi. Masih daerah Bandung memang, tapi lumayan cukup berjarak dari rumahnya.
Sejak itulah para santri selalu berdatangan ke Rumah untuk sekadar mengobrol dengan abi, meminta saran atau bahkan berlatih di halaman depan atau di belakang Rumahnya.
Ia juga kerap mengajar anak-anak yang umurnya masih dibawahnya. Untuk yang lebih tua terlebih laki-laki hanya diajar oleh abi. Hanya beberapa kali Ari mengajarkan kepada yang lebih tua. Kebanyakan dari mereka juga biasanya santri dari Pesantren yang sudah senior ataupun mendapatkan ijin dari Buya untuk menemui abi. Dan ia juga sering berkesempatan mengikuti abi ke Pesantren, jadi namanya lumayan cukup dikenal apalagi yang mengenalnya sejak jaman ia masih bermain sepak bola.
“Umi teteh ke Lapang, Assalamu'alaikum.”
—————
Publikasi : 19 Juni 2019
Revisi : 30 Januari 2020- Arrif -
—————

KAMU SEDANG MEMBACA
Menemukan Cinta Allah [END]
Spiritual[PART MASIH LENGKAP] *Fiksi Remaja Highest Rank #15 - pengagumrahasia (06 Agust 2019) #10 - pengagumrahasia (01 Sep 2019) Allah SWT. berfirman dalam surat Al-Isra ayat 32 : وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰۤى اِنَّهٗ كَا نَ فَاحِشَةً ۗ وَسَآءَ سَبِيْلًا wa...