Khilya mencuci tangannya dengan buru-buru, kabar dari Asma bahwa ia ditimbali membuat dirinya yg sedang mencuci segera meninggalkan cuciannya. Saat akan memasuki ndalem Khilya lebih dulu memastikan siapa yg ada di ruang tamu tempat biasa santri ditimbali.
'Kosong' batin Khilya.
3
2
1
Asilla diam-diam menghitung mundur dan
"MBA KHILYA!!" Pekik Asilla yg membuat Khilya terlonjak kaget, bahkan Khilya sampai memegangi jantungnya, yg sudah berdegub dengan kencang.
sepertinya hoby Asilla itu mengagetkan Khilya."Astaghfirullah, Silla. Kamu hoby bgt ngagetin mba ya?!" Ucap Khilya dengan nada meninggi tapi suara yg di kecilkan
"Kidding mba, habis mba Khilya hoby banget ngintip-ngintip ndalem. Nyariin mas Haydar ya??" Tuduh Asilla dengan senyum devil.
Khilya menghela nafas kasar mendengar tuduhan Asilla, "aku ditimbali, Sill. Bukan nyari Gus Haydar." Sahut Khilya.
"Iya timbali, timbali aku." Ucap Asilla dengan senyum lebar, ntah kenapa Asilla hoby sekali membuat Khilya gemas dengan tingkahnya.
Khilya lagi-lagi hanya bisa menghela nafas pelan, "kamu ada perlu apa kok nyari, Mba?" Tanya Khilya lembut.Jujur saja ia butuh kesabaran ekstra untuk menghadapi sepupu Gus Haydar itu.
"Ajarin Silla masak." Sahut Asilla disertai cengiran lebar.Khilya sempat tak bisa mengontrol ekspresinya hingga matanya membulat sempurna, spechless. "Kamu?? Belajar masak??" Tanya Khilya tak percaya. Ia tak percaya gadis 16 tahun Itu ingin belajar masak. Bahkan sampai saat ini Asilla masih sering meminta di gorengkan telur karena takut oleh cipratan minyaknya, sejak kapan Asilla punya nyali lebih untuk memasak yg jelas lebih beresiko?
"Iya, ayo ah mba Khilya nanti keburu sore,terus mba sibuk buat masak bareng yg lain." Ucap Asilla sambil menyeret Khilya, Khilya hanya bisa pasrah mengikuti Asilla yg tampak sangat bersemangat.
*************
Saat Khilya sampai di dapur, di meja sudah tertata rapi bahan-bahan dan bumbu masakan.
Khilya mengamati bumbu yg ada, menebak-nebak apa yg ingin di masak Asilla. "Balado??" Tebak Khilya. Asilla mengangguk semangat, "apa yg mau di balado??" Tanya Khilya karena ia melihat banyak bahan-bahan yg bisa di balado."Udang," ucap Asilla. Khilya mengangguk mengerti.
"Yaudah ayo kita mulai," ucap Asilla dengan semangat.
Khilya mengangguk lalu menyingsingkan lengan bajunya, dan memulainya dengan santai."Mba Khilya tau ga? Mas Haydar itu suka banget udang balado. Apalagi yg pedes, uhh bisa nambah 3 kali sekali makan." Ujar Asilla di tengah-tengah aktifitas memasak mereka.
"Mas Haydar nggak suka masakan santan, tapi suka rendang. Kan aneh ya??"
"Mas Haydar sejak kecil nggak pernah deket cewek, bulek aja sempet ragu mas Haydar suka sama cewek."
"Mas Haydar hoby baca, tapi omongannya pedes, Silla aja pernah di setrap cuma karna minjem bukunya 1 doang, tapi ngga bilang."
"Silla pernah tanya kenapa mas Haydar ngga pernah deket sama cewe, katanya ia bakal deket sama cewe. Tapi nanti kalo cewe itu udah jadi istrinya."
"Mas Haydar pernah janji sama alm. Mba Warda, kalo mas Haydar bakal berusaha buat ngga nyakitin hati wanita manapun
"Mas Haydar sama mas Yusuf beda jauh, kalo mas Yusuf masih ramah sama kerabatnya yg cewek. Mas Haydar cuma ramah sama sepupunya yg masih kecil."
"Mas Haydar suka banget sama anak kecil, kalo ada anak kecil itu maunya di gendongin kemana-mana."
Oke cukup.
Telinga Khilya mulai panas mendengar ocehan Asilla tentang Gus Haydar. Ia bukannya tak suka, tapi hati dan fikirannya berpikir kemana-mana ketika mendengar hal tentang Gus Haydar."Gak ada topik lain, Sill?" Tanya Khilya dengan nada datar, sempat membuat Asilla bungkam untuk beberapa saat.
"Nggak ada," sahut Asilla santai lalu memulai ocehannya lagi."Mas Haydar katanya mau nikah bentar lagi, tapi mba Khilya jangan bilang-bilang ya?? Bahkan kata bulek mas Haydar bakal nikah sama santri pondok sini."
Khilya tersentak, siapa wanita beruntung yg akan mendapatkan imam seperti Gus Haydar? Bukan rahasia lagi jika Gus Haydar bisa dibilang imam idaman. Ia hafal Qur'an sejak umur 15 tahun, pernah ditawari untuk kuliah di Kairo tapi ibu Maimunah melarang karena takut kehilangan anak untuk kedua kalinya, sebab Ning Warda, kakak dari Gus Haydar meninggal di Kairo karena tubuhnya tidak bisa beradaptasi dengan baik disana. Saat ini Gus Haydar sudah hampir menyelesaikan kuliahnya. Jangan tanya tentang kemampuannya dalam ilmu tata bahasa arab seperti nahwu dan shorof. Gus Haydar sudah menguasainya sejak umur 18 tahun. Jenius? Mungkin gus Haydar bisa disebut seperti itu.
Ia begitu menyayangi ibunya.
Sederhana? Jelas, semua santri pondok Darurrohman tau gus Haydar benar-benar prihatin saat mondok diluar sana.
Lantas wanita seperti apakah yg akan berjodoh dengannya?"Mba Khilya?? Kok ngelamun?" Tanya Asilla yg melihat pandangan kosong Khilya.
"Eh nggak kok," sahut Khilya sekenanya.
"Kalo misalnya Mba Khilya yg dinikahin sama mas Haydar, mba Khilya mau gak?" Tanya Asilla tanpa berpikir 2 kali.
DEG! Bicara apa ahlul bait ini barusan?
"Ngga lah," sahut Khilya setelah mengatasi rasa terkejutnya karena ucapan Asilla.
"Kenapa??"
Khilya hanya menggeleng pelan, ia sibuk memindahkan masakannya kepiring lalu mulai memindahkan peralatan memasak yg kotor ke tempat cuci piring. "Bukan hal yg penting, Sill. Lain kali kalo kamu pengen belajar masak, pastiin kamu nggak lagi pengen bahas siapapun." Ucap Khilya sambil memulai membersihkan semuanya.
Asilla hanya tertawa kecil, "makasih mba Khilya," ucap Asilla sambil membawa sepiring udang balado masuk ke ruang makan. Khilya hanya menghembuskan nafas pelan dan menggeleng kecil melihat tingkah Asilla.
.
.
.
.
.
.
.
Typo bertebaran dimanamana gaess😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Aku (Terbit Di Google Playbook) (Completed)
SpiritualPerjodohan antara Khilya dan Gus Haydar menimbulkan banyak kontra di kalangan para santri, bukan hanya santri putra, tapi juga santri putri. Khilya yg memang sudah sifatnya kalem ternyata menyimpan banyak keajaiban yg sukses membuat Gus Haydar tak b...