06 - surprise

27K 1.9K 55
                                    

"Aku itu iri sama kamu, Khil. Kamu nggak perlu jadi orang lain buat narik perhatian, dengan apa adanya kamu, kamu bisa bikin orang terpesona, bahkan kang Rahman pun ikut kebawa sama pesona kamu"

Kata-kata Asma terus terngiang di telinga Khilya karena Asma enggan menjelaskan maksudnya. Khilya tak memiliki pengalaman sejenis itu untuk memahami maksud Asma.

***************

4 bulan berlalu cepat, tinggal 2 bulan lagi menuju Maulud. Tapi Gus Haydar sama sekali belum bergerak untuk melamar Khilya, membuat ibu Maimunah gemas melihatnya.

"Haydar punya rencana sendiri, Bu. Sekarang hafalan Khilya sudah juz berapa?" Sahut Gus Haydar saat ibu Maimunah menanyakan kapan ia akan melamar Khilya.

"Juz 29 pertengahan, mungkin seminggu lagi ia akan menyelesaikan juz 29nya. Memangnya apa rencananya?"

"Nanti Haydar jelaskan, kalo bisa Haydar ingin ibu bertanya apakah Khilya siap jika ia akan di lamar minggu-minggu ini."
Sahut Gus Haydar.

"Iya, nanti ibu tanyakan."

************

Seperti biasa, Khilya menghadap ibu Maimunah sendirian. Ibu Maimunah yang memang tidak suka basa-basi langsung menanyakan hal yg ingin ditanyakan oleh Gus Haydar.
Khilya sempat tersentak mendengarnya sebelum mengangguk ragu dan mengatakan ia siap.

Gus Haydar tersenyum kecil mendengar jawaban itu walau hatinya menjerit tak terima, setelah itu ia menjelaskan semuanya Pada Ibu Maimunah yg di sambut senyum bangga dari ibu Maimunah.

Hari itu tiba, hari dimana Khilya akan menyetorkan 2 lembar terakhir juz 29 nya. Ibu Maimunah sudah memastikan Khilya akan meelesaikannya hari ini.

"Mau menyelesaikan juz 29nya kan, Khil?" Tanya Ibu Maimunah.
"Nggih, bu." Sahut Khilya dengan suara pelan.
"Kalo Ibu minta kamu sekalian menyelesaikan juz 30 sanggup? Ibu beri kesempatan kamu buat nderes lagi, sekalian buat manggilin temen-temen kamu buat baca doa khataman."

Khilya tersentak! Doa khataman belum ia hafalkan, ia juga belum siap untuk juz 30nya.
"Kamu kan bisa deresin juz 30nya sekarang, buat doa khatamannya gak usah kamu fikirin." Ucap Ibu Maimunah.

Khilya mengangguk patuh, toh tugasnya mengikuti dawuh ibu Nyainya.
Hampir 1 jam Khilya memperbaiki hafalan juz 30nya, setelah semuanya menyetorkan hafalannya mereka serempak mundur. Memberi kode agar Khilya maju.

Zikra menyerahkan mikrogon pada Khilya, memang sudah menjadi kebiasaan disana jika deresan harus menggunakan mikrofon yg bisa di dengar hampir sebagian pondok putri.
Khilya menerima uluran mikrofon dengan tangan gemetar.

Bibir Khilya tampak gemetar saat memulai bacaannya. Tapi perlahan ia mulai tenang hingga sampai pada surat Ad-Dhuha dan seterusnya, Khilya kembali gemetar saat mendengar lafadz lailahaillallah huwallahu akbar, allahu akbar walillahilhamd.

Khilya terlalu fokus sambil menundukkan pandangannya, berusaha mengingat bait ayat yg telah di hafalnya.
Tinggal 3 surat terakhir yaitu Al-Falaq, Al-Ikhlas dan An-Nas.

Khilya tak sanggup menahan tetesan air matanya, ia tak menyangka dirinya sudah menyelesaikan hafalannya.
Setelah semua surat selesai ia baca, tiba-tiba terdengar suara lelaki yg membacakan doa khatam Al-Qur'an. Khilya refleks menoleh masih dengan wajah yg basah oleh air mata.

Apa yg dilihatnya disana membuat matanya refleks membola, Gus Haydar duduk tak jauh di sampingnya tapi dengan posisi agak ke belakang, matanya tertutup dengan tangan kanan tertadah dan tangan kirinya memegang mikrofon. Ia tampak khusyuk berdoa. Seakan memiliki firasat, Khilya menoleh kebelakang ia semakin terkejut melihat ruangan yg tadi hanya berisi santri lain kini sudah  dengan keluarganya dan keluarga ibu Maimunah.

Otak Khilya berputar cepat
Menimbang kemungkinan yg paling mungkin terjadi. Tapi ia memilih memfokuskan pikirannya pada doa yg di baca Gus Haydar hingga air matanya kembali menetes, bahkan Gus Haydar sendiri terharu oleh doa khataman Al-Qur'an itu. Bukan hanya Gus Haydar tapi keluarganya juga tampak terharu hingga menitikkan air mata.

'Allahummarhamna bil Qur'an...'
Suara merdu Gus Haydar mulai membacakan doa setelah selesai berdoa. Khilya tak sanggup lagi menahan gemuruh hati yg membuatnya ingin terus menjatuhkan air mata, ia terus menangis hingga tersedu-sedu.

Ibu Maimunah meminta ibu kandung Khilya untuk maju dan memeluk Khilya.

"Terima kasih, Nak. Ibu bangga sama kamu." Bisik Rina, ibu kandung Khilya. Tangis Khilya justru semakin tersedu-sedu, rasa bahagia menyelimuti hatinya secara dalam.

Setelah tangisnya mereda, ibu Rina membawa Khilya yg masih belum mengerti untuk bergabung dengan keluarga yg lain. Dan ibu Maimunah menyambut keluarga Khilya.

Saat itulah Khilya benar-benar merasa apa yg terjadi di hadapannya hanya mimpi. Disana, di depannya hanya berjarak 5 meter dari tempat ia duduk sekarang, Keluarga Ndalem pondok Darurrohman sudah berkumpul dan menyampaikan niat mereka untuk melamar Khilya. Pikiran Khilya masih kosong memikirkan semua yg terjadi, sampai ibunya menyenggol pelan lengannya, menariknya kembali untuk fokus dengan apa yg terjadi saat ini.

Di depan sana, Gus Haydar sedang menerima uluran mikrofon dan mulai berbicara.

"Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh, sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kehadiran keluarga Khilya dan mohon maaf karena telah merepotkan semuanya untuk hadir disini. Saya meminta semuanya hadir disini untuk memberi kesempatan pada keluarga Khilya menyaksikan momen penting ini yaitu khataman hafalan Al-Qur'an. Dan juga saya ingin melamar Khilya langsung di hadapan orang tua Khilya. Agar Khilya bisa memilih untuk menolak atau menerima atau menolak lamaran saya."
Ucap Gus Haydar mengawali, Khilya sudah menahan nafas sejak tadi. Tidak ada bagian dari keluarga Khilya yg menjawab, semuanya masih sama-sama shock.

"Khilyana Aristya Nanda, saya tau mungkin ini terlalu cepat karena kita sama sekali belum mengerti satu sama lain tapi saya yakin kamulah jodoh yg sudah di tetapkan oleh Allah di lauh mahfudz-Nya. Karena itu maukah engkau menjadi pendamping hidup saya, menemani saya dalam suka dan duka, menjadi orang yg menegur saya ketika saya salah, menjadi orang yg pertama saya lihat ketika saya bangun dari tidur saya, menjadi orang yg saya banggakan di hadapan keluarga dan sahabat saya karena berhasil membuat saya jatuh hati berkali-kali dengan Akhlaqnya, menjadi ibu dari anak-anak saya dan Insya Allah menjadi bidadari surga saya kelak di Jannah-Nya." Ucap Gus Haydar.

Khilya merasa lidahnya kelu, bingung harus menjawab apa. Lalu menatap pada ibunya, "Terserah Khilya, ini buat masa depan Khilya. Tapi kalo Khilya nanya restu dari ibu, ibu merestui kamu, abah juga pasti merestui." Ucap ibu Rani Lirih.

Khilya menatap ke depan, melihat pada Gus Haydar yg sedang menatapnya kosong. Membuat Khilya semakin bingung untuk menjawab apa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Eak di gantung😂😂
Sabar 😂
Orang sabar di sayang pacar eh di sayang Allah deng😂😂

Pantaskah Aku (Terbit Di Google Playbook) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang