08 - persiapan

28.5K 1.8K 23
                                    

Hari-hari setelah itu Khilya lalui dengan santai, walau awalnya ia tidak terbiasa dengan teman-temannya yg mulai merubah sikap padanya. Tapi akhirnya ia mulai terbiasa bahkan pura-pura tidak menyadari perubahan tingkah teman-temannya.

Bukan hanya teman-temannya, Gus Haydar juga bersikap begitu. Entah kenapa Gus Haydar jadi sering mencari-cari Khilya. Iya sejak deresan 30 juznya selesai, Khilya jadi sering ikut bantu-bantu ndalem. Yaa walau kadang hanya sekedar menyapu atau mencuci piring. Kadang Khilya juga di dawuhi memasak sesuatu untuk ndalem. Karena hal itu lah Gus Haydar mempunyai nyali untuk mencari-cari Khilya, alasannya ingin bertanya Khilya memasak apa.

"Khilya ada, Mba?" Tanya Gus Haydar pada Rayya yg sedang mengiris-iris bawang. Di saat yg sama, Khilya baru saja masuk ke dalam dapur dan otomatis mendengar itu sedang Gus Haydar tidak melihat Khilya karena posisinya membelakangi pintu dapur.

Para Abdi Ndalem yg menyaksikan kejadian itu tersenyum kecil pada Khilya, hingga Gus Haydar yg merasa ada seseorang di belakangnya membalikkan tubuhnya dan memasang senyum malu. Malu karena ketahuan mencari-cari Khilya. Karena biasanya ia sengaja mencaru Khilya saat Khilya tidak ada di sana, hanya sekedar modus agar teman-teman Khilya mengadu pada Khilya.

Dan kondisi saat ini membuat Gus Haydar salah tingkah, "ada apa, Gus? Kok mencari saya??" Tanya Khilya setelah mengatasi rasa malu dan gugupnya mendengar Gus Haydar yg mencarinya.

"Ii....ituu saya pengen di masakin telur balado." Sahut Gus Haydar agak tergagap, jujur saja Gus Haydar gugup bila harus berhadapan langsung dengan calon istrinya ini.

"Oohhh iya nanti saya buatkan, mau buat makan siang atau makan malam? Kalo buat makan siang saya cari bahan-bahannya sekarang." Tanya Khilya.

"Buat makan malam saja, nanti suruh kang Adli saja yg pergi membeli bahan-bahannya. Jangan kamu, bilang saya yang suruh." Sahut Gus Haydar lalu tersenyum dan beranjak pergi.

"Ciieeeee!!!!!" Ucap kompak semua orang yang ada di sana Setelah Gus Haydar benar-benar pergi, Khilya hanya tersenyum malu.

"Ciiee yg diperhatiin, sampe mau belanja aja gak di bolehin." Goda Alya.
Khilya hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum, tak mengerti dengan tingkah calon suaminya itu.

***************

"Mba Khilya, di suruh nemuin mas Haydar. Katanya mau minta mba Khilya milih gaun sama undangan. Di suruh cepet, soalnya kalo ngga nanti mas Haydar keburu kangen." Ceplos Asilla setengah koar-koar saat Khilya sedang bercanda dengan teman-temannya, hal yg sangat jarang ia lakukan.

Khilya hanya bisa memberikan cengiran lebarnya saat melihat mata menggoda dari teman-temannya.
"Ciieee yg udah di kangenin, Gih sana temuin, takutnya nanti ngejemput kesini sangking kangennya." Goda Alana.

"Iya sana, ketemu sebelum masa pingitan tiba." Tambah Mehra.
Khilya hanya tersenyum malu lalu beranjak sambil menyeret Asilla.

"Kamu sengaja banget ya Sill mau bikin mba Malu." Ucap Khilya sambil memanyunkan bibirnya.

"Jangan sebel ke Silla, kan Silla disuruh mas Haydar, jadi kalo mau ngambek ke mas Haydar jangan ke Silla." Ucap Asilla membela diri, Khilya hanya mengangkat bahunya tak peduli.

"Duduk Khil, ibu nyuruh aku nanyain gaun sama undangan ke kamu soalnya ibu mau ngecek souvenir sama fitting seragam keluarga." Ucap Gus Haydar setelah berdehem untuk mengurangi rasa gugupnya saat melihat Khilya masuk ke ruang tamu tempat ia yg di temani Gus Yusuf menunggu Khilya. Gus Yusuf hanya menoleh pelan saat melihat calon kakak iparnya, lalu kembali fokus pada rubik ditangannya.

Pantaskah Aku (Terbit Di Google Playbook) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang